Irma Oktaviani79 Pos

/1/ ke kota ini datanglah sebagai lelaki dengan kelicikan berdusta dan keberanian berdosa: keduanya kau…

Hijau warna Sang Buddha, di keranjang buah-buahan. Kita mengunyah senyumnya, Dan giginya kita ludahkan.  …

Aku ingin kembali ke masa kanak, dari sana lalu ke bayang-bayang. Burung bul-bul, maukah kau…

Kita mengembara menembus bayang maya cermin tak berlapis perak, menerobos cahaya kristal tanpa gelap mega….

Dengar ratap rintih gitar itu mulai mengiang. Gelas-gelas fajar pecah terhempas terbanting. Ratap rintih gitar…

/1/ Kau jangan tertawa, “siapa yang memperbesar lubang di jam pasir ini?” Kau jangan tertawa……

  di ini tahun sembilan belas limapuluh lima, bersiap, bertetap pada pintaku, lirih lira, aku…

Seperti inikah musim dingin di negeri dongengmu? Orang-orang bermantel merah, berluncuran riang dengan galah dan…

Dari sebotol anggur, di antara bunga-bunga. Aku menenggak sendiri. Tak ada sesiapa bersama — Sambil…

Antara beranjak dan bertahan, hari gamang, dalam cinta dengan batasnya yang bimbang. Petang yang melingkar…