anggur. seperti menggigit merah butir-butir darah, mengalir-menjalar-merambat ke batang lidah. seperti hijau butir-butir tasbih, bila…
Dari Jendela Asrama
1. Telepon Umum di Seberang Jalan AKU meneleponmu lewat tengah malam, dengan puisi yang baru…
Danau Betina
ASYIK sekali dia menangis, menangisi tangisnya sendiri Mata kacanya pecah Ia bertukar air mata dengan…
Lorong Sebuah Rumah Sakit
IKUTKAN tanda panah ke arah ruang bedah Dengarkan gaung langkah ke akan arah tanpa akhir…
Sebuah Sajak yang Ditulis Terlambat
SEHARUSNYA ini kutulis saat SMA kelas satu, ketika aku suka meminjam buku catatan matematika-mu lalu…
Keris Berkarat
Di ranjang, di ranjang, ini pergumulan panjang aku sudah terlempar dari mimpi dibanting bayang Bulan…
Kerja Cinta
CINTAKU padamu adalah kerja. Aku ikhlas mengerahkan dan mengarahkan pikiran dan tenaga. Aku tak berharap…
Teh Limau Setengah Gelas
AKU bernaung dari tangis, kau menuang airmata, manis. Wajahmu basah hujan, tubuhku resah jalanan. Hatiku…
Kau Benci pada Kotamu yang Suka Mematikan Lampu
CAHAYA tak pernah cukup di kotamu. Pabriknya yang selalu kegelapan tenaga, tak pernah bisa memproduksi…
Melukis dengan Cahaya
KAMI sepasang kamera, dari semesta mata. Kami merawat cahaya, menjaga apa yang diteranginya. Kami sepasang…
Tidak Ada Postingan Lagi.
Tidak ada lagi halaman untuk dimuat.