Seruni.id – Islam merupakan agama terbesar kedua di Rusia setelah Kristen Ortodoks, yakni sekitar 21-28 juta penduduk atau 15-20 persen dari sekitar 142 juta penduduk di sana. Sejumlah studi telah memprediksikan populasi umat Muslim di Rusia akan terus bertambah hingga 30 persen dalam waktu yang cukup singkat. Sebenarnya, apa yang menjadi penyebab perkembangan Islam begitu pesat di Rusia?
Ahmad Fahrurodji, Dosen Program Studi Rusia di Universitas Indonesia (UI) menjalaskan penyebab pesatnya perkembangan Islam di Rusia. Ia pernah mengamati perkemabangan Islam di Rusia, saat sedang menempuh pendidikan di Lomonsov Moscow State University sejak tahun 1997 sampai 2000.
Menurutnya, umat Islam Rusia yang memilih untuk melahirkan banyak anak akan berpengaruh pada populasi agama Islam. “Kalau orang Rusia yang non-Muslim kan cenderung punya anak satu. Tapi kalau orang Muslim itu punya anak tiga sampai empat sehingga cenderung akan naik populasinya,” kata Fahruroji.
Sayangnya, masyarakat Indonesia justru masih terlena dengan nostalgia masa lalu bahwa Rusia adalah negara sosialis dan berideologi komunis. Padahal, semangat baru kebangkitan Islam di sana telah berlangsung sejak dua dasawarsa terakhir.
Fahrurodji mengatakan, bahwa perkembangan jumlah masjid dan organisasi-organisasi keislaman pun telah berkembang pesat di Rusia. Berbeda pada saat masa kepemimpinan Joseph Stalin pada 1937 jumlah masjid di seluruh Rusia masih sangat sedikit, bahkan kurang dari 100 bangunan. Pada tahun 1995 jumlahnya telah mencapai 5.000 masjid.
Jumlah organisasi keislaman selama kurang dari satu dasawarsa sejak runtuhnya Uni Soviet (1991-1999) juga mengalami peningkatan dari 870 menjadi 3.000 organisasi.
“Organisasi-organisasi ini menjadi faktor penggerak kehidupan beragama secara kualitatif, dengan menyelenggarakan pendidikan-pendidikan keislaman, pendirian madrasah bagi generasi muda Islam,” kata Fahruroji.
Sejak diberlakukannya undang-undang tentang Kebebasan Berkeyakinan tahun 1990 (masih pada era Uni Soviet), aktivitas keagamaan di Rusia pun mengalami peningkatan dramatis.
“Agama yang sebelumnya dipersepsi sebagai unsur destruktif bagi bangunan sosialis-komunis, justru digandrungi masyarakat, khususnya kaum muda,” jelas Fahruroji.
Saat ini setidaknya 60 dari 100 orang yang mengaku beragama adalah mereka yang berusia produktif dan 10 hingga 15 orang di antaranya adalah beragama Islam. Menurut Fahruroji, kaum muslim Rusia kini telah mengambil langkah penting untuk menyiapkan kader-kader mubalighnya.
[su_box title=”Baca Juga” style=”glass”]
Masha Allah, Alhamdulillah! 3 Perempuan Rusia ini Pilih Menjadi Mualaf, Alasannya?
[/su_box]
Mereka membuat program kerjasama pendidikan dengan negara-negara muslim seperti Mesir, Arab Saudi, Turki, Qatar, dan Suriah. Langkah konkretnya berupa pengiriman para guru agama untuk memperdalam Islam di negara-negara tersebut. Belum lama ini pemerintah Rusia juga memfasilitasi berdirinya Universitas Islam pertama di negeri itu.
“Dari sekitar 100 etnis yang ada di wilayah Rusia, ada sekitar 40 etnis yang secara tradisional menganut islam sebagai agama mereka,” ungkap Fahruroji.