INDONESIA kami adalah kerja. Peluh tidaklah sakral, tapi pasti ada makna harga. Kami bangga menyimbahkannya di tubuh kami.
INDONESIA kami adalah taman. Tempat penat diteduhkan, cengkerama dipertukarkan, kami saling tepuk bahu kawan.
INDONESIA kami adalah gedung yang tak miring, nasib kami diperdebatkan dengan cerdas hati, peka akal, bukan ngorok dan dengus babi.
INDONESIA kami adalah panggung. Di sini kami nyanyikan lagu kami. Kami resitalkan sajak kami. Kami liukkan tari kami. Kami menjadi kami.
INDONESIA kami adalah ruang kelas. Kami bergantian mengajar dan belajar. Mengarifi sejarah. Menyikapi saat ini. Merancang masa nanti.
INDONESIA kami adalah studio. Tempat hasil kerja lapangan dimatangkan. Ide-ide besar diperam dan ditetaskan. Gagasan-gagasan diperdebatkan.
INDONESIA kami adalah ladang. Di subuhnya kami asah parang. Menebas gulma. Menebang semak samun. Menanam tumbuhan pangan.
INDONESIA kami adalah kantor, tak ada mesin daftar hadir. Kami kerja sepanjang hari. Merancang rencana. Menganggar biaya. Membagi bidang.
INDONESIA kami adalah rumah. Segala rasa memernah: resah kesal, marah sangkal, betah tinggal. Rindu yang asing pun kesini memaut alamat.
(sumber)