Sehat  

Jangan Abaikan Jika Anak Mengeluh Sakit Kepala, karena …

momjunction.com

Seruni.id – Tak sedikit orangtua yang terbiasa ‘menyepelekan’ keluhan sang anak yang mengaku sakit kepala, padahal jika anak mengeluh sakit kepala, orangtua tidak boleh mengabaikannya. Karena, bukan tidak mungkin sakit kepala yang diderita buah hati kita adalah pertanda penyakit serius, seperti yang akan Seruni bahas kali ini.

Image result for child has a headache
bentham-open.org

Tak Kunjung Hilang

Jika anak mengeluh sakit kepala, mungkin pertolongan pertama yang orangtua berikan adalah obat pereda nyeri, seperti paracetamol atau ibuprofen. Setelah minum obat, biasanya orangtua akan meminta anak untuk beristirahat, dengan tujuan agar sakit kepala yang dialami mereda.

Namun, jika anak mengeluh sakit kepala tak kunjung hilang pasca konsumsi obat, sebaiknya segera bawa anak ke dokter. Sebab, jika sakit kepala bertambah parah, apalagi disertai dengan gejala seperti lemas, penglihatan kabur, dan lainnya, bisa jadi merupakan tanda adanya penyakit serius yang menyerang anak kita.

Muntah-muntah

Orangtua juga perlu waspada ekstra jika anak mengeluh sakit kepala disertai dengan gejala muntah-muntah, hingga diare. Sebab, jika ini yang terjadi, orangtua tidak boleh lagi menunda untuk membawa anak ke rumah sakit.

Karena, bisa saja ini tanda bahwa terjadi peningkatan tekanan dalam otak. Apalagi jika sakit kepala yang dikeluhkan semakin hari semakin terasa berat. Selain mengganggu aktivitas, kondisi ini akan memicu penyakit semakin berbahaya, jika dibiarkan.

Demam

Jangan abaikan jika anak mengeluh sakit kepala, tapi cobalah untuk mengukur suhu tubuhnya. Apakah mengalami peningkatan? Jika iya, coba tanya lagi, apakah ia merasa kesulitan untuk mendongakkan leher ke bagian atas, atau ke bawah.

Sebab, sakit kepala yang disertai demam dan rasa kaku pada leher, bisa menjadi gejala awal meningitis. Meningitis adalah penyakit yang terjadi karena adanya peradangan selaput otak.

Penyakit ini disebabkan oleh infeksi bakteri pun virus. Dan, bayi pun anak-anak adalah yang paling rentan mengalami penyakit ini. Sebab, mereka belum memiliki sistem kekebalan tubuh yang sempurna, yang mampu memerangi penyebab penyakit tersebut.

Sulit Tidur

Jangan abaikan jika anak mengeluh sakit kepala, apalagi hingga ia mengalami gangguan tidur di malam hari, alias insomnia. Kita perlu memastikan agar ia segera dibawa ke dokter, untuk memastikan apa yang menjadi pemicunya.

Sebab, sakit kepala yang sampai mengganggu kualitas tidur dan waktu istirahat anak, merupakan satu kondisi yang tidak boleh disepelekan. Kondisi ini harus segera ditangani medis secara tepat.

Baca Juga: Waspada! 5 Produk Sehari-hari ini Berbahaya untuk Anak

Selain itu, menurut Dr Ellie Cannon, dokter dari Cambridge University, obat terbaik bagi anak yang mengeluh sakit kepala adalah pelukan dan ciuman. Jika orangtua sudah memberikannya, kebanyakan dari mereka merasa nyaman dan melupakan sakit kepalanya.

Related image
gponline.com

Sakit kepala, kata Ellie, biasanya merupakan tanda dehidrasi atau flu. Meskipun dia tidak menampik kemungkinan, sakit kepala bisa jadi tanda penyakit yang lebih serius, seperti tumor otak.

Tragisnya, seorang anak remaja Natasha Simmonds meninggal pada Januari 2018, karena mengabaikan gejala sakit kepalanya. Dokter yang menanganinya terlalu menyepelekan gejala yang dialami gadis berusia 16 tahun tersebut.

“Keadaan tersebut tentu bagai mimpi buruk bagi orangtua. Natasha merupakan contoh yang sangat jarang bagi sakit kepala yang berujung tumor otak. Namun, pertanyaannya, kapan orangtua perlu merasa khawatir?” ujar Ellie.

Dia menuturkan, orangtua perlu mulai waspada, jika sakit kepala terjadi berulang, sering, dan semakin memburuk.

“Perbedaan antara sakit kepala tumor otak, dengan sakit kepala biasa, mungkin tidak terlalu mencolok, tapi orangtua bisa melihat gejala lain yang mungkin ada pada anak, misalnya tumor juga bisa menyebabkan gejala perubahan mood, penglihatan, dan keseimbangan,” jelasnya.

Menurut Ellie, agak sulit menentukan apakah anak menderita tumor otak atau tidak, kecuali dengan menggunakan alat pemindai seperti MRI. Namun, tindakan tersebut dinilai terlalu berlebihan jika dilakukan pada setiap remaja yang mengalami migrain.

Karena, hampir 5 persen remaja mengalami migrain dan kebanyakan bukan disebabkan oleh tumor otak. Karena itu, Ellie berpendapat agar dokter bisa lebih cermat lagi saat menilai apakah gejala sakit kepala membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut atau tidak.

Dan jika sudah mengetahui penyebab pastinya, maka segera memberi penanganan yang tepat. Penyebab umum anak mengalami sakit kepala adalah kekurangan cairan yang kemudian memicu dehidrasi. Anak juga bisa sakit kepala karena cemas dan stres yang dialaminya.

Lebih lanjut Ellie menjelaskan, untuk mengatasi sakit kepala pada anak, orangtua bisa mengatur kamar anak menjadi gelap dan tenang agar istirahat mereka bisa optimal. Selain itu, anak juga bisa diberi obat-obatan pereda rasa sakit yang spesifik, terutama jika usianya sudah melebihi 10 tahun.

Image result for child has a headache
healthykidshappykids.com

Jadi, dengan tidak mengabaikan jika anak mengeluh sakit kepala, kamu sebagai orangtua bisa lebih dekat secara komunikasi pun emosional, dengan buah hati tercinta.