9 Mitos Seputar Gula, Kamu Masih Percaya?

9 Mitos Seputar Gula, Kamu Masih Percaya?
wholekids.com

Seruni.id – Mitos seputar gula, sudah banyak sekali beredar di masyarakat. Salah satunya, gula fisebut tidak aman dan bisa menganggu kesehatan. Namun, apakah mitosseputar gula itu benar? Mari simak penjelasan selengkapnya berikut ini.

Sudah sejak lama, gula digunakan untuk menambahkan rasa manis pada makanan atau minuman. Gula merupakan karbohidrat yang dapat larut, yaitu suatu molekul biologis yang terdiri dari atom karbon, hidrogen, dan oksigen. Gula sederhana, atau dikenal dengan monosakardia, termasuk glukosa dan fruktosa.

9 Mitos Seputar Gula, Kamu Masih Percaya?
medicalnewstoday.com

Sementara itu, gula pasir termasuk gula majemuk atau disakarida, yang dikenal sebagai sukrosa, terdiri dari glukosa dan rfuktosa. Selama proses pencernaan berlangsung, secara otomatis, tubuh akan memecah disakardia menjadi monosakarida.

Kendati demikian, masih banyak sekali mitos seputar gula yang bertebaran di masyarakat, terebih lagi di interner, yang belum dapat dipastikan kebenrannya. Jadi, mengetahui faktanya akan lebih baik daripada kamu mengonsumsi infromasi yang keliru, berikut beberapa di antaranya:

 

1. Semua Jenis Gula Menyebabkan Diabetes

Salah satu mitos seputar gula yang masih beredar luas di masyarakat, yaitu tentang semua jenis gula yang dapat menyebabkan diabetes. Tak heran kalau banyak orang yang menghindari makan gula karena khawatir akan memicu penyakit tersebut. Apalagi, diabetes dikenal sebagai salah satu penyakit serius dan mematikan.

Melansir dari laman Detik, Mayo Clinic menuturkan, bahwa terlalu banyak mengonsumsi gula, akan memungkinkan seseorang menderita diabetes tipe 2. Medical News Today, juga menyampaikan megenai risiko terkena diabetes tipe 2 lebih tinggi apda mereka yang kelebihan berat badan atau obesitas.

Jadi, dapat disimpulkan, orang yang terlalu banyak makan gula bisa megalami obesitas. Begitupun dengan seseorang yang obesitas, juga berisiko mengalami diabetes. Sementara, yang dimaksud dengan gula penyebab diabetes ini tertuju pada gula pekat yang biasanya ada di dalam jus, pemanis buatan, atau yang bisa ditemukan dalam minuman manis. Sedangkan gula alami yang terdapat pada buah dan sayuran utuh, tidak akan menyebabkan diabetes.

 

2. Gula Tidak Baik untuk Kesehatan

Apakah gula tidak baik untuk kesehatan? Mitos seputar gula yang satu ini, masih banyak beredar di masyarakat dan terus dipertanyakan. Padahal sebenarnya, mitos tersebut tidak sepenuhnya salah, loh. Namun, juga tidak sepenuhnya benar. Tubuh kita memang membutuhkan gula. Nantinya gula yang kita konsumsi akan diubah menjadi glukosa, yaitu sumber energi utama bagi tubuh, khususnya bagi otak.

Meski begitu, kita harus tetap memperhatikan asupan gula yang kita konsumsi sehari-hari. Kandungan gula yang baik bagi tubuh berasal dari buah, sayuran, biji-bijian, dan kacang-kacangan. Sedangkan kandungan gula yang kurang baik untuk tubuh biasanya ada pada permen, makanan kemasan, minuman kaleng, atau produk lain yang menganndung gula buatan. Oh ya, gula buatan tidak selalu buruk untuk kesehatan tubuh, hanya saja tidak baik karena tidak mengandung nutrisi.

 

3. Tidak Makan Buah Karena Mengandung Gula

Buah-buahan memang mengandung gula alami, tapi sayangnya masih banyak yang berpikir kalau gula di dalam buah bisa membahayakan kesehatan. Padahal, ini hanyalah mitos, ya. Para ahli pun telah membantah hal tersebut. Kandungan gula di dalam buah-buahan, justru menjadi pemasok vitamin dan nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh.

Fruktosa yang ada pada buah, mampu memberi tubuh bahan bakar yang dibutuhkan, agar dapat berfungsi secara optimal. Selain gula, buah-buahan juga mengandung serat yang mampu membantu mengontrol gula darah dan mengurangi risiko penyakit tertentu. Jadi, mengonsumsi buah-buahan tidaklah berbahaya bagi kesehatan, karena mengndung gula alami.

 

4. Madu Menjadi Pengganti Gula yang Paling Sehat

Madu sering kali dijadikan alternatif pengganti gula. Banyak orang yang keliru dan menganggap mengonsumsi madu jauh lebih baik daripada gula. Pada dasarnya madu adalah gula. Madu dianggap lebih baik karena mengandung antimikroba dan antioksidan. Padahal, penggunaan madu dalam jumlah banyak dan berlebihan tidak lebih baik dari penggunaan gula dalam jumlah yang sama, loh.

 

5. Gula Bikin Anak Jadi Hiperaktif

Pernah mendengar istilah ‘sugar rush’? Sugar rush adalah kondisi di mana seorang anak menjadi terlalu aktif dan tidak bisa diam setelah mengonsumsi gula. Tak sedikit orangtua yang mempercayai hal tersebut. Sehingga mereka membatasi pemberian gula pada sang buah hati.

Namun, hal tersebut hanyalah salah satu mitos seputar gula dari sekian banyak mitos lainnya. Sebab pada kenyataannya, belum ada studi ilmial yang berhail membuktikannya. Studi yang dirilis dalam JAMA menyimpulkan, bahwa gula, terutama sukrosa tidak mempengaruhi kinerja kognitif atau prilaku pada anak-anak.

 

6. Dilarang Mengonsumsi Gula Saat Diet

Mitos seputar gula yang satu ini, sepenuhnya tidak benar. Hal ini sangat tidak direkomendasikan, mengingat tubuh juga membutuhkan gula sebagai salah satu sumber energi. Jika dilakukan, maka tubuh akan membakar cadangan lemak sebagai sumber energi karena tidak tersedianya asupa glukosa atau sering disebut sebagai ketosis. Ketosis dapat perdampak panjang, misalnya manajemen berat badan yang buruk, kandungan gula darah yang tidak stabil, penurunan kognitif, kelelhan, bahkan dapat memperngaruhi peradangan dan fungsi hormon.

 

7. Gula Dapat Menyebabkan Kanker

Ada sebuah mitos yang menyebutkan, bahwa mengonsumsi gula dalam jumlah tinggi, bisa menyebabkan seseorang terkena kanker. Apakah pertanyataan itu benar atau tidak? Para ahli telah mematahkan dan memberantas mitos tersebut. Seoang ahli gizi dari The Dana Cancer Insitute mengatakan, bahwa hingga detik ini, belum ada uji coba terkontrol secara acak yang menunjukkan bahwa mengonsumsi gula dapat menyebabkan kaner.

Namun, sejumlah penelitian menemukan, hubungan gula dengan kanker hampir mirip seperti diabetes. Orang yang terlalu banyak mengonsumsi gula bisa terkena obesitas. Obesitas inilah yang menempatkan seseorang untuk terkena risiko lebih tinggi terhadap kanker.

 

8. Pemanis Buatan Lebih Baik daripada Gula

Mitos seputar gula berikut ini, tidak sepnuhnya salah ataupun benar, ya. Mungkin bagi beberapa orang, mengonsumi pemanis buatan akan lebih baik daripada gula biasanya. Beberapa produk pemanis buatan ada yang bisa dijadikan alternatif bagi pengidap diabetes, untuk tetap dapat mengonsumsi gula.

Namun, jika mengonsumsinya terlalu sering, tentu tidak baik dan dapat membuat seseorang lebih mudah lapar. Selain itu, konsumsi pemanis buatan jangka panjang dapat berpengaruh pada hormon yang membuat lapar dan kenyang yang dapat berujung pada overeating. Selera tentang rasa manis juga akan berubah.

9. Gula Membuat Ketergantungan

Apakah gula bisa membuat seseorang menjadi kecanduan untuk mengonsumsinya secara terus menerus? Ketergantungan adalah kebutuhan fisiologis atau psikologis kronis untuk zat yang dapat membentuk sebuah kebiasaan. Sedangkan gula, tidak memiliki kualitas adiktif untuk membentuk sebuah kebiasaan tertentu.

Jadi, mengonsumsi gula tidak akan membuat seseorang menjadi ketergantungan, melainkan akan memunculkan rasa uas dan senang karena dapat meningkatkan jumlah hormon dopamine, yang bertanggung jawab atas persaan bahagia.

Baca Juga: 8 Bahan Pengganti Gula, Sehat dan Aman untuk Diet

Sekarang kamu sudah paham kan tentang mitos seputar gula yang sampai saat ini masih tersebar? Semoga informasi ini dapat bermanfaat. Tetap jaga kesehatan dengan melakukan pola hidup sehat dan makan yang sehat, ya!