Parkinson : Penyakit Degenerative Yang Menyerang Otak

penyakit degenerative

Seruni.id – Parkinson merupakan suatu penyakit degenerative yang menyerang otak. Dengan gejala utama adanya gangguan gerakan yang sulit dikontrol. Umumnya penyakit ini dialami oleh orang berusia 40 sampai dengan 70 tahun.

Di ASIA sendiri jumlah pasien Parkinson diprediksi meningkat dari 2,7 juta pada 2005 menjadi 6,17 juta pada 2030. Indonesia sendiri merupakan wilayah yang berpotensi terserang Parkinson dengan pertumbuhan sebesar 100%. Saat ini hampir 15 juta orang berusia 65 tahun menderita Parkinson.

Penyakit degenerative ini akan memengaruhi bagian kecil dari otak tengah yang bernama susbstantia nigra. Fungsi dari substantia nigra adalah mengirim pesan ke berbagai saraf di  tulang belakang yang berfungsi mengendalikan otot-otot pada tubuh. Pesan akan dikirimkan dari sel otak ke saraf dan otot dengan memanfaatkan senyawa kimia yang disebut neurotransmiter.

Baca juga: Penyakit Hati pada Perempuan

Salah satu neurotransmiter utama yang dihasilkan oleh sel otak di substantia nigra adalah dopamine. Pengaturan gerakan dari tubuh sangat dipengaruhi oleh dopamine. Saat jumlah dopamine menurun akan menyebabkan aktivitas otak akan terganggu. Inilah yang menyebabkan munculnya tanda-tanda dan gejala penyakit Parkinson. Penyebab degenerative menurunnya dopamine ini masih belum diketahui.

Gejala Parkinson biasanya adalah Tremor atau gemetar yang membuat lambat seluruh gerak, suara yang mengecil, muka tidak berekspresi dan tulisan tangan menjadi berubah. Sebenarnya, pasien Parkinson dapat melakukan terapi vibroacoustic. Selama terapi ini pasien akan berbaring di atas tempat tidur atau duduk di kursi, getaran suara dikirim melalui speaker yang dihasilkan dari computer khusus.

Menurut penelitian yang dilakukan di Beth Abraham Healt Service di Newyork, pasien yang menderita parkinson, penyakit degenerative, ini berhasil menunjukkan kembali kemampuannya untuk mengorganisir kemampuan kinerja otaknya yang sempat hilang setelah diterapi dengan musik. Hampir dapat dipastikan musik dapat membantu pasien dalam membangkitkan respons dalam menggerakkan fisiologis tertentu, seperti berjalan sehingga efek jangka pendek dari terapi ini adalah berkurangnya kekakuan, kecepatan berjalan membaik, mengurangi tremor pada tubuh.

 

-dari berbagai sumber-