4 Hal yang Menjadi Pemicu Emosi Suami

emosi suami
drcoralarvon.com

Seruni.id – Bak air yang berusaha menerjang karang, terkadang kekerasan memang harus dihadapi dengan kelembutan. Demikianlah tugas seorang istri ketika diuji dengan suaminya yang berwatak keras dan kasar kita juga harus tahu hal pemicu emosi suami.

Agar tidak jadi pemicu emosi suami, istri mau tidak mau harus memberikan role model kesabaran, ketangguhan dan ketahanan mental yang luar biasa. Jadi, langkah pertama agar pernikahan tetap langgeng memang harus sabar.

Kita tidak boleh tertular untuk jadi pemarah juga karena api takkan padam jika dilawan dengan api. Justru karena kita mencintainya, tentu kita ingin membantunya keluar dari sikap temperamental tersebut.

“Mencintai akan sangat susah bagi seseorang. Tapi bila dicintai dengan tulus dan sepenuh hati, cinta akan tumbuh di hati dengan sendirinya. Perasaan dan logika harus berjalan dengan imbang, agar dapat menemui titik atau benang merah dari suatu masalah tanpa adanya pertikaian yang menuju ke arah temperamen,” ungkap salah seorang.

Langkah berikutnya adalah kita harus belajar mengenali hal-hal yang sering menjadi pemicu emosi suami kita. Ada empat hal yang biasa menjadi pemicu suami yang mudah membuat tersulut emosinya :

1. Tegurannya pada suatu hal yang menurutnya penting, tidak kita pedulikan.

2. Ketika kita mencurigai hal-hal yang tidak dilakukannya.

3. Ketika kita selalu mengungkit-ungkit kesalahan kecil.

4. Menyinggung masalah yang menyentil egonya.

Nah, jika faktor pemicu emosi suami sudah kita kenali kita akan lebih mudah untuk mencegah amarahnya meledak. Namun, jika pun meledak juga, kita akan lebih mudah terkendali karena sudah mengerti kemana arah kegusarannya. Agar komunikasi dapat tetap berjalan lancar dan suasana tidak bertambah keruh, trik-trik komunikasi berikut dapat kita lakukan ketika menghadapi ledakan emosinya;

1. Memberinya waktu yang cukup untuk meluapkan kekesalannya. Sekali lagi, berusahalah untuk tidak menanggapinya dengan kemarahan juga. Kita dapat menarik napas panjang sambil beristighfar dan berdoa. Ingatlah, kita yang berkewajiban untuk menjadi logis saat ini.

2. Setelah emosinya mereda, jangan langsung membicarakan masalah yang membuatnya kesal. Beri dia waktu untuk bernapas.

3. Bila suasana sudah tenang dan kita dapat sama-sama berpikir jernih, mulailah bicara.

4. Usahakan jangan memaksakan diri untuk langsung menyelesaikan masalah dalam sekali perbincangan. Bila sudah cukup lelah, kita bisa melanjutkan esok hari. Tapi, jangan membiarkan masalah terlalu lama menggantung.

5. Jika masalah berlarut dan komunikasi menjadi terhambat, jangan putus untuk berdoa tiap saat kepada Allah karena Dia-lah yang menggenggam hati.

Baca Juga: Apakah Suamimu Bahagia?

Demikian beberapa hal yang menjadi pemicu emosi suami. Sebagai seorang istri kita harus bisa menghindari hal-hal tersebut, agar dalam rumah tangga bahagia dan juga tentram. Semoga bermanfaat.