Perjalanan Air Mata

Seruni.id – Bagi kebanyakan orang yang kerap bepergian ke luar kota maupun ke luar negeri, pasti sangat setuju dengan ungkapan berikut, yaitu walaupun telah banyak tempat yang didatangi dan dijelajahi, namun hanya satu tempat yang pasti selalu rindu untuk kita datangi kembali, tempat dimana semua orang mencurahkan isi hatinya, menyampaikan taubatnya, hajatnya, melantunkan doa-doa terbaiknya, bukan hanya untuk dirinya, tapi juga untuk orang-orang terkasihnya, dan untuk seluruh umat di muka bumi ini.

Di tempat inilah jutaan manusia bermunajat sebanyak-banyaknya tanpa memandang lagi pangkat, paras, harta, maupun jabatan. Semua manusia menjadi sama derajatnya, datang dengan satu tujuan dan harapan, yakni mengharap ampunan dan ridho dari-Nya.

Di tempat inilah, kita menyebutnya sebagai tanah suci, kota yang tak pernah tidur, yaitu kota Mekkah dan Madinah.

Di kedua tempat itulah, perjalanan air mata dimulai dan seakan tiada akhir.

Air mata penyesalan, karena dosa-dosa yang telah diperbuat selama ini.

Air mata kesedihan, karena telah begitu banyak kesempatan yang disia-siakan untuk selalu berdekatan dan memohon ampun kepada-Mu.

Air mata keharuan dan kebahagiaan, karena Engkau telah memilih kita sebagai salah satu tamu-Mu, duyufurrahman.

Sesungguhnya, perjalanan ini juga sebagai momen sakral untuk berdekatan sekaligus menyampaikan salam secara langsung di Raudah-Mu kepada kekasihku Rasulullah SAW, yang akhlaknya begitu agung dan tidak tertandingi di mata Allah.

Perjalanan ke kota-Mu, seharusnya menjadi titik balik penyadaran kita bahwa sesungguhnya segala pangkat, kecantikan, ketampanan, harta, dan jabatan tidak berlaku lagi di kota-Mu.

Semua makhluk di kota-Mu berada dalam putaran tawaf yang sama dengan sehelai kain putih yang ala kadarnya, tanpa wewangian, tanpa riasan, dan tanpa kesombongan.

Di kota-Mu, kami semua pasrah dan berserah diri atas segala ujian yang Engkau berikan hingga kami pun pasrah jika nyawa kami harus berakhir di kota-Mu yang suci ini.

Sejatinya perjalanan ke kota-Mu seharusnya menjadi momentum bagi kita untuk senantiasa mengubah diri kita menjadi manusia yang lebih baik lagi dari hari ke hari, manusia yang makin bertakwa, dan manusia yang kehadirannya membawa kebahagiaan dan manfaat bagi manusia lainnya.

Semoga setiap insan yang berkesempatan melaksanakan perjalanan suci ini dapat membuatnya menjadi perjalanan yang mabrur dan maqbul. Dan akhirnya semoga Allah mengundang kita, seluruh umat islam untuk menjadi tamu-Nya di tahun-tahun mendatang sebelum maut merenggut kita dan sebelum tangisan taubat kita tak berguna lagi di mata-Nya.

Sesungguhnya anugerah terbesar yang Allah berikan adalah dengan menjadikan kita sebagai insan-Nya yang beriman. Aamiin.

Anggraini