Sehat  

Risiko Kanker Payudara Lebih Rendah Pada Wanita Muda yang Obesitas

kumparan.com

Seruni.id – Selama ini yang kita tahu adalah obesitas merupakan salah satu faktor risiko utama dari sejumlah kanker. Obesitas pun telah lama “dinobatkan” sebagai pemicu risiko kanker payudara pada wanita menopause. Meski begitu, sebuah penelitian internasional baru-baru ini mengungkapkan bahwa risiko kanker payudara justru menurun pada wanita muda yang obesitas. Mengapa demikian?

Wanita Usia Menepause yang Obesitas Lebih Rentan Terkena Kanker Payudara

Penumpukan lemak berlebihan dalam tubuh akibat obesitas, terutama lemak perut, akan memaksa tubuh memproduksi hormon estrogen di luar batas normal. Kadar hormon estrogen berlebihan memang nyatanya sudah lama dikaitkan sebagai pemicu kanker payudara. Selain itu, sel-sel lemak ekstra dapat memicu peradangan jangka panjang dalam tubuh.

Image result for wanita obesitas
nikita.grid.id

Namun, risiko ini dilaporkan lebih tinggi terjadi pada wanita obesitas yang sedang dalam masa menopause. Selama masa menopause itu sendiri, tanpa adanya faktor risiko obesitas pun tubuh akan secara alami memproduksi hormon estrogen yang lebih banyak.

Itu kenapa wanita yang kelebihan berat badan dan obesitas (BMI lebih tinggi dari 25) memiliki risiko kanker payudara setelah menopause yang lebih tinggi daripada wanita yang memiliki berat badan sehat. Kelebihan berat badan juga dapat meningkatkan risiko kekambuhan kanker payudara pada wanita penyintas kanker. Peradangan kronis telah dikaitkan dengan risiko yang lebih tinggi dari kekambuhan kanker payudara.

Lalu, Mengapa Obesitas Justru Menurunkan Risiko Kanker Payudara Pada Wanita Muda?

Berbanding terbalik dengan apa yang kita ketahui selama ini, penelitian terbaru kolaborasi antara The Premenopausal Breast Cancer Collaborative Group dan International Cancer Research justru menemukan bahwa obesitas menurunkan risiko kanker payudara pada wanita yang baru akan menopause (perimenopause). Studi tersebut diterbitkan dalam jurnal JAMA Oncology setelah mengamati risiko kanker payudara pada lebih dari 700 ribu wanita berusia kurang dari 55 tahun.

Image result for kanker payudara wanita muda
klikdokter.com

Peneliti melaporkan bahwa wanita dengan skor BMI tinggi (menandakan kelebihan berat badan atau malah obesitas) tapi belum memasuki masa menopause justru memiliki risiko terkena kanker payudara yang lebih rendah. Mereka juga menemukan bahwa risiko kanker payudara pada wanita muda dengan berat badan normal tetap lebih rendah daripada wanita menopause

“Kami melihat ketika skor BMI-nya naik, risiko kanker menurun,” kata Nichols, seorang asisten dosen di UNC Gillings School of Global Public Health yang terlibat dalam penelitian tersebut.

Baca Juga: 1 dari 6 Penderita Kanker Payudara Tak Mengalami Adanya Benjolan, Jadi Periksa Payudaramu Sendiri!

Setiap peningkatan 5 unit skor pada BMI wanita usia 18-24 tahun dilaporkan mengalami penurunan risiko kanker payudara hingga 23 persen. Dengan peningkatan skor BMMI yang sama persis, pada rentang usia 25-34 tahun risikonya berkurang 15% dan pada rentang usia 35 hingga 44 tahun risiko kanker payudara menurun 13 persen lebih rendah. Risiko kanker payudara menurun hingga 12% lebih rendah pada kelompok wanita berusia 45-54 tahun yang juga mengalami kenaikan skor BMI dalam kisaran 5 unit.

Namun, tidak diketahui pasti di batas skor BMI mana yang menunjukkan risiko kanker payudara mulai meningkat.

Tapi, Bukan Berarti Kamu Boleh Sengaja Menggemukkan Badan Hingga Berlebihan, Loh.

Mereka menduga bahwa mekanisme terjadinya kanker payudara pada wanita yang berusia lebih muda sedikit berbeda dari teori umumnya, yang sudah dijelaskan di atas.

Peneliti berpendapat ada banyak faktor yang memengaruhi hubungan antara tingginya skor BMI dengan rendahnya risiko kanker pada wanita muda. Salah satunya adalah perbedaan jumlah hormon, seperti hormon estrogen, hormon pertumbuhan, dan kepadatan payudara.

Namun, para peneliti sangat menekankan bahwa hasil penelitian ini tidak diterbitkan sebagai dukungan untuk para wanita agar sengaja berlebihan menambah berat badannya demi terhindar dari kanker. Potensi masalah kesehatan jangka panjang dari obesitas tetap lebih berbahaya daripada manfaatnya, yang bahkan belum bisa dipastikan.