Sehat  

Waspada, Berikut 5 Kasus Sindrom Putri Tidur di Seluruh Dunia

Seruni.id – Belum lama ini, publik dihebohkan dengan kisah Siti Raisa Miranda (13) seorang gadis yang berasal dari Banjarmasin yang tertidur lama, selama dua minggu, terhitung sejak 10 Oktober 2017.

Tidur yang panjang dari Echa tersebut mengingatkan kita pada cerita dongeng Putri Tidur atau Sleeping Beauty. Echa, panggilan akrab gadis tersebut, tak dapat dibangunkan saat tertidur lama tersebut. Echa terus terlelap sampai 12 hari lamanya.

Echa baru terbangun, membuka matanya pada hari Sabtu (21/10). Alhamdulillah, setelah tertidur lama, Echa bisa beraktivitas makan dan mandi sendiri, namun masih seperti orang bingung dan linglung.

Ternyata, kasus serupa, tertidur dalam waktu yang lama, tidak hanya dialami oleh Echa saja, lima kasus yang terjadi di seluruh dunia ini jadi bukti penyakit sleeping beauty dapat menimpa siapapun dan dimanapun.

Berikut rangkuman dari lima kasus ‘putri tidur’ yang terjadi di seluruh dunia.

1. Wyatt Shaw, Kentucky, Amerika Serikat

Bukan hanya Echa, ternyata kondisi serupa juga dialami oleh anak kecil yang berasal dari Kentucky, Amerika Serikat, yang bernama Wyatt Shaw. Wyatt Shaw (7) tertidur lelap selama 11 hari.

Dilansir dari foxnews dari laporan WRDB, sebelum tertidur lelap, Wyatt ikut dengan orang tuanya menghadiri pesta pernikahan kerabatnya pada awal Oktober.

“Dia (Wyatt) baik-baik saja, dia berdansa sepanjang malam,” ujar nenek Wyatt, Rhonda Thompson, kepada The News-Enterprise.

Keesokan harinya, ibunda Wyatt, Amy Shaw menyadari ada sesuatu yang salah saat hendak membangunkan putranya itu. Wyatt mengeluh sakit perut dan pusing.

“Aku mencoba membangungkannya, namun dia terjatuh. Aku teriakan namanya, ‘Wyatt, Wyatt, Wyatt!’ tapi dia malah terjatuh lagi dan tertidur,” papar Amy.

Amy kemudian membawa putranya ke dokter lalu dirujuk ke Norton Children’s Hospital di Louisville dan tertidur selama 10 hari disana. Dokter awalnya menduga kondisi Wyatt disebabkan oleh bakteri atau virus.

Wyatt akhirnya diberi obat yang biasa digunakan untuk mengobati kejang hingga akhirnya bisa terbangun. Namun pihak rumah sakit masih belum mengetahui apa yang menyebabkan Wyatt terjatuh dan tertidur lelap. Dilaporkan bahwa Wyatt juga mengalami gangguan pada saat berjalan dan berbicara.

“Mereka (Dokter-dokter) bilang, ‘Kami mungkin belum mengetahuinya, namun kami akan memperlakukannya seperti rehab untuk membuatnya lebih baik,” jelas Amy.

2. Beth Goodier dari Inggris

Kehidupan remaja asal Inggris, Beth Goodier, berubah ketika dirinya didiagnosa mengidap Sindrom Kleine-Levin (KLS) yang juga disebut sindrom ‘Putri Tidur’.

Penyakit tersebut dideritanya sejak menginjak usia 16 tahun dan dalam sehari Beth hanya bangun selama dua jam saja. Hal tersebut pastinya membuat Beth tak bisa melakukan banyak hal, bahkan kehidupannya kini bergantung kepada ibunya, Janine.

Seperti yang dikutip dari BBC, Beth mengungkapkan keinginannya untuk bisa beraktifitas seperti remaja normal.

“Aku ingin bisa melakukan sesuatu yang produktif ketika saya sembuh, menjadi produktif bagi masyarakat,” tuturnya.

Pada Oktober 2014, Beth berkesempatan untuk berbicara di depan umum soal penyakitnya sehingga bisa meningkatkan kewaspadaan serta kesadaran mengenai penyakit langka tersebut .

2. Heather Reed dari Kanada 

Heather Reed, seorang ilmuan yang harus merelakan pekerjaannya sebagai ahli biologi setelah mengidap penyakit ‘Putri Tidur’.

Selama setahun Heather menghabiskan 8.030 jam hanya untuk tidur. Kepada express.co.uk, Heather mengungkapkan jika kondisinya ini berdampak besar terhadap kehidupannya.

“Ini tentu saja berdampak pada hidup saya. Aku merasa seperti hantu dalam hidupku sendiri,” tuturnya.

Selama lebih dari tujuh tahun Heather berjuang melawan penyakitnya encephalomyelitis myalgia (ME) dan Kleine-Levin Syndrome (KLS).

Dirinya juga bercerita sebelum dua penyakit tersebut menyerang tubuhnya, Heather adalah seorang pekerja keras dan aktif. Hingga kini dirinya berharap bisa sembuh dari penyakit tersebut dan kembali menjalani kehidupan normalnya.

3. Jade Fraizer dari Amerika 

Jade Fraizer, didiagnosa mengidap penyakit KLS yang menyebabkan dirinya tertidur hingga beberapa hari lamanya. Sebelum akhirnya didiagnosa KLS ibunda Jade, Dee telah melihat gejala aneh yang dialami putrinya tersebut.

Mengutip dari metro.co.uk Jade kerap kali tertidur di dalam kelas ketika pelajaran berlangsung bahkan saat hari Natal ketika membuka hadiah dan makan malam. Melihat kejanggalan itu, sang ibu, Dee langsung memeriksakan Jade ke dokter dan saat itulah Jade mengalami sindrom ‘Putri Tidur’.

Hal ini mempengaruhi tingkah laku putrinya, ia menjadi lebih agresif ketika bangun dan terus merasa kelelahan. Dee merasa sedih atas apa yang memimpa Jade.

“Hatiku hancur karena Jade tak mengalami apa yang dialami oleh anak 11 tahun seusianya,” lanjut Dee.

Menurut KLS Foundation, sindrom seperti ini bisa bertahan selama 10 tahun yang mana meski Jade tak bisa menikmati masa mudanya, kesempatan untuk sembuh itu akan datang ketika Jade beranjak dewasa.

4. Louisa Ball dari Worthing, Inggris 

Tahun 2008 Louisa Ball didiagnosa penyakit KLS. Saat didiagnosa penyakit tersebut, usai Louisa masih menginjak 14 tahun. Lottie, sang ibu mengutarakan kejanggalan yang dialami sang anak ketika didiagnosa mengidap penyakit ‘Putri Tidur’ itu.

“Ia terlihat lelah dan bahkan kondisinya menjadi semakin buruk. Ia mulai tertidur di sekolah dan berbicara ngawur dan tak masuk akal seperti saat ia berbicara kala tidur,” jelas kepada BBC.

Dalam sehari ia bahkan bisa tertidur selama 22 jam dalam sehari dan ketika ia bangun Lottie akan memberikannya makan, membantunya ke toilet kemudian Lousia akan kembali tidur. Hal itu bahkan berlanjut hingga 10 hari berikutnya. Sampai saat ini Louisa masih dalam perawatan dengan harapan kedua orang tuanya bisa sembuh dari penyakit tersebut.

Para penderita KLS umumnya dialami oleh remaja berusia 16 tahun namun tak menutup kemungkinan anak di bawah, lebih muda, dapat mengalami hal serupa.

Lantas apa yang terjadi kepada mereka yang mengidap KLS?

Seorang dokter syaraf Dr Preeti Devnani menjelaskan mengenai apa yang terjadi pada mereka yang mengalami KLS ini.

Dr Preeti menjelaskan bahwa seorang pasien KLS mungkin bisa tidur dimana saja antara dua sampai 31 hari. Selain itu, mereka juga akan mengalami salah satu dari kelainan kognitif seperti merasa dunia itu tidak nyata, kegelisahan, kebingungan, halusinasi, perilaku yang tidak normal, cepat marah, nafsu makan meningkat dan bahkan hasrat seksualitasnya meningkat.

Apa yang dijelaskan oleh Dr Preeti juga diungkapkan oleh Kailash Mantry seorang ahli kesehatan mental. Kailash memaparkan untuk pasien pengidap KLS akan mudah merasa lelah dan tidak komunikatif.

“Semua aktivitas pasien akan terhenti. Kebanyakan orang dengan sindrom ini akan berbaring di tempat tidur, merasa lelah serta tidak komunikatif. Bahkan saat mereka sudah bangun. Tidak semua orang yang terkena KLS mengalami semua gejala yang terkait dengan sindrom ini,” tutur Kailash.

Lalu apa penyebab KLS?

Hingga kini belum ditemukan gejala pasti penyebab KLS. Namun para dokter dan ahli menyebutkan terdapat malfungsi di daerah hipotalamus dan thalamus pada bagian otak yang mana keduanya bersinggungan dengan pengatur pola tidur, nafsu makan dan dorongan seksual.

Dr Amrapali Patil, pakar kesehatan menjelaskan mengenai faktor penyebab KLS. Gejala seperti flu juga kerap dialami oleh para pasien KLS yang menyebabkan autoimun. Infeksi juga dapat menjadi pemicu penderita KLS selain dari kecenderungan genetik.