Antara Pademi dan Perubahan Sikap Warga Inggris pada Muslimah Bercadar

Antara Pademi dan Perubahan Sikap Warga Inggris pada Muslimah Bercadar
halloriau.com

Seruni.id – Sudah setengah tahun belakangan pandemi Corona mewabah. Kehidupan serta kebiasaan kita kian berubah dibuatnya. Virus yang kita anggap sebagai ‘musuh tak terlihat’ ini, juga mengubah cara pandang masyarakat Inggris, kepada wanita Muslimah bercadar.

Antara Pademi dan Perubahan Sikap Warga Inggris pada Muslimah Bercadar
dream.co.id

Sering Mendapat Sindiran

Semula, masyarakat Inggris menganggap wanita Muslimah bercadar adalah sebuah hal yang aneh, bahkan tak jarang sindiran hingga hinaan pun terlontar dari mulut mereka.

Pengakuan tersebut dituturkan oleh Farhana Patel (40), wanita Muslimah bercadar asal Blackburn. Ia menjadi salah satu korban olok-olokan, ketika menggunakan cadar saat keluar rumah.

Dia menyebut, hal itu terjadi sebelum pandemi Covid-19 datang dan menyerang negara tersebut. Bahkan, tak jarang, sapaan yang menyindir seperti ‘hai ninja’, hingga hinaan ‘kotak surat keliling’ seolah tak pernah absen didengarnya.

Namun, di balik Corona yang kerap menjadi momok menakutkan itu, datang membawa hikmah baginya dan bagi wanita bercadar lainnya. Kini, ia tak lagi disebut sebagai ninja atau kotak surat.

“Sekarang saya tidak disebut ninja lagi atau kotak surat. Lucunya, setiap orang saat ini menutup wajahnya menggunakan masker berkarakter dan warna-warni serta mahal,’’ ujar dia seperti yang dikutip dari Islampos.

Hampir Masyarakat Inggris Mengenakan Penutup Wajah

Bahkan, semenjak Corona menyerang, hampir semua masyarakat di sana mengenakan penutup wajah. Tak ada lagi yang mentap satu sama lainnya. Menurutnya, hal itu sangat berbeda sekali saat sebelum pandemi Covid-19 hadir.

“Dan aneh, tidak seorang pun sekarang berkata ‘aku tidak bisa mendengarmu’,” katanya.

Hal senada juga disampaikan oleh Muslimah asal Blackburn lainnya, Hafiza (28). Dia mengenang, jauh sebelum pandemi menyerang, ia juga kerap dihujani komentar aneh bernada hinaan dari seseorang. Bahkan, ia menyebut komentar itu menggambarkannya sebagai orang buangan.

“Sekarang, tidak ada yang mengucapkan sepatah kata pun. Nyatanya, justru sebaliknya. Kami melihat orang-orang dengan penutup wajah!” kata dia.

Dia menganggap, cacian dan komentar terhadap penutup wajah di negaranya, hanya cara untuk mengkritik Muslim dan Islam.

“Pada saat itu saya merasa sangat kesepian dan sedikit frustasi, terlebih bagaimana isu tersebut akan menjadi berita setiap kali seseorang ingin meremehkan Muslim,” kata dia.

Di Inggris, tepatnya Blackburn, pada 2006, pemakaian cadar dan burka di seluruh tubuh menjadi fokus dan komentar anggota parlemen saat itu, Jack Straw.

Pada saat itu, ia menyatakan wanita yang mengenakan niqab untuk melepasnya. Menurutnya, dalam operasi konstituensi, percakapan tatap muka memiliki nilai yang lebih besar.

Tak berhenti sampai di situ, lima tahun berselang, Prancis merealisasikannya sebagai negara pertama di Eropa yang melarang cadar Islam di tempat umum.

Baca Juga: Sempat Dikabarkan Hilang, Wanita Hindu ini Telah Menjadi Muslimah

Jauh setelahnya, kembali ke Inggris, PM Boris Johnson juga menyatakan orang yang memakai niqab atau cadar adalah orang yang benar-benar konyol. Ia menilai orang dengan penutup wajah di tempat umum, sama seperti ‘kotak surat keliling’.