Begini Cara Istri Shalehah Menyikapi Suami Yang Tidak Shaleh

Seruni.id – Bukankah janji Allah adalah benar jika seorang wanita yang shalehah hanya akan dipersandingkan dengan laki-laki yang shaleh pula. Lalu bagaimana jika dalam berumah tangga tiba-tiba ada suami yang sama sekali jauh dari kesan shaleh.

Selalu berbuat sesuatu yang menyalahi aturan agama. Seperti halnya, meminum minum-minuman keras, berjudi, memakai narkoba dan sebagainya.

Wanita siapa yang betah berumah tangga dengan laki-laki yang wataknya seperti itu, mungkin jika istri yang tidak bisa berpikir panjang untuk meminta cerai dan pergi meninggalkannya.

Tetapi tidak dengan wanita shalehah, seorang istri yang mempunyai pemahaman ilmu agama yang kuat akan tahu cara mengatasi cobaan hidup berumah tangga yang seperti ini. Karena ia sadar hidup berumah tangga adalah berjuang saling menguatkan dan memperbaiki untuk selalu menuju jalannya.

Istri Shalehah Tidak Akan Merasa Menyesali Pernikahannya, Meski Pada Akhirnya Laki-Laki Yang Ia Banggakan Berubah Di Kemudian Hari.

Pertama kali hidup dengan orang yang sudah menjadi pilihan hati untuk dijadikan sebagai imam hidup, tentu kita akan merasa bersyukur dan berbunga-bunga melalui tiap moment bersamanya.

 

Tapi selalu tetaplah ingat, bahwa istri bukanlah bidadari dan suami bukanlah malaikat. Mustahil jika kebahagian yang terasa diawal sangat menyenangkan akan tetap berjalan seperti itu.

Karena nafsu yang menyanding mereka berdua terkadang menjadi pemicu untuk membukanya celah kesalahan masing-masing. Seperti halnya suami yang tiba-tiba rasa taatnya berkurang kepada allah, ia lupa bahwa kewajibannya adalah membimbing istri dan anak-anaknya kejalan yang benar.

Tapi karena khilaf yang ia lakukan, ia melupakan semuanya. Lalu istri yang shalehah bagaimana menyikapinya?. Istri yang shalehah tidak akan pernah menyesali keputusannya karena telah memilihnya sebagai seorang suami.

Karena ia sadar perubahannya mungkin karena lalainya ia menjaga dan mengingatkan perilaku suami sebelum dia terjerumus pada kesalahan. Istri shalehah akan menganggap perubahan suami adalah sebuah ujian dari Allah untuk bersikap lebih bijak sebagai seorang wanita muslimah.

Istri Shalehah Tidak Akan Pernah Mempunyai Keinginan Untuk Meninggalkan Suaminya, Meski Rasa Sakitnya Terasa Sangat Menyiksanya

Dan seberubah apapun prilaku suami dikemudian hari, istri shalehah tidak akan pernah mempunyai keinginan untuk meniggalkan suaminya. Walaupun tingkahnya sering kali membuat sakit hati tak karuan, ia akan terus saja akan mendampinginya.

Karena wanita shalehah mempunyai cara tersendiri untuk meredam amarah dan rasa kecewanya, ia akan selalu mengingat kebaikan-kebaikan yang pernah dilakukan suaminya, sebagai solusi jitu untuk terus mendampingi suaminya baik dikala senang ataupun terpuruk.

Istri Shalehah Akan Selalu Mendoakannya, Agar Dzat Yang Membolak Balikkan Hati Segera Memberinya Hidayah

Senjata paling ampuh yang istri shalehah punyai selain bersabar dan menerima ujian yang datang dari suaminya adalah tidak lupa untuk setiap saat mendoakannya. Agar Allah segera memberi jalan keluar terhadap masalahnya. Agar suami yang tengah khilaf bisa segera mendapatkan kembali petunjuk ke jalan yang fitrah.

Istri Shalehah Tak Akan Pernah Jenuh Untuk Menasehati Suaminya Dengan Tetap Berbicara Lemah Lembut

Dan selain mendoakan yang terbaik untuk kebaikan suaminya, istri yang shalehah tentu juga tidak akan jenuh untuk terus menasehati suaminya. Ia akan terus saja menggunakan bahasa lemah lembutnya agar suasana tidak semakin kacau.

Karena terkadang alasan seseorang itu kembali kejalan yang benar bukan karena ia risih dan takut untuk ditinggalkan. Tapi ia sadar bahwa orang terdekatnya begitu sabar dan ikhlas menerimanya.

Istri Shalehah Tak Akan Pernah Membuka Aib Suaminya Sampai Kapanpun.

Sampai kapanpun istri yang shalehah tidak akan pernah sudi untuk menceritakan keburukan suaminya terhadap orang-orang yang ada disekitarnya. Walaupun kepada orang terdekatnya pun seperti ibunya, ia tidak akan pernah bisa. Karena ia tahu bahwa membuka aib suaminya sama halnya menjual harga diri orang yang ia sayangi.

Dikutip dari , Lailiyatus Sa’adah