Menapaki kota minoritas muslim di Kaohsiung, Taiwan

Seruni.id – Menapaki salah satu kota minoritas muslim, di Kaohsiung, Taiwan memang cukup menantang.

Kota kecil yang tidak terlalu padat penduduknya ini memang mayoritas beragama non muslim. Masuk ke dalam wilayah negara Republik of China, bahasa utama yang dipergunakan pun otomatis bahasa cina atau mandarin.

Masih sedikit sekali kami jumpai orang-orang di kota ini yang bisa berbahasa inggris. Mulai dari pelayan toko, supir taksi, petugas MRT, sampai polisi pun, jarang sekali yang bisa berbahasa Inggris.

Beruntunglah pemilik guest house tempat saya tinggal dan juga stafnya sangat baik pelayanannya. Akuan, nama panggilannya, sangat ramah dan percaya sekali kepada saya. Walaupun saya booking guest house miliknya via online, namun Akuan ini tak meminta DP 1 NTD (New Taiwan Dollar) pun untuk pembayaran guest housenya, bahkan dia meminta pembayarannya di akhir saja sebelum saya check out.

Selain itu, karena saya muslim, dia juga berinisiatif memberikan referensi restoran halal di sekitar Kaohsiung, salah satunya adalah warung sate muslim, yang berlokasi di sebelah masjid Kaohsiung, dekat dengan stasiun MRT 010.

Jika ingin mencoba restoran tersebut, datanglah sebelum jam 8 malam, agar tidak keburu tutup, karena kota ini tidak terlalu ramai dan sibuk seperti di Taipei.

Walaupun minim sekali restoran halal food, namun kita bisa meminta bantuan pelayan toko setempat jika ingin membeli makanan, untuk memilihkan yang aman dari produk-produk haram. Jika mengalami kendala bahasa, kita bisa menggunakan bahasa isyarat, dan alhamdulillah mereka mengerti apalagi melihat saya berkerudung.

Saya juga menjumpai beberapa TKI di sana dan kita sempat berbincang dan akhirnya dapat membantu saya untuk menerjemahkan transaksi jual beli saya dengan pelayan mini market setempat, hehe.

Untuk amannya sih, jika Momies ingin traveling ke negara yang minoritas muslim, sebaiknya membawa stok makanan dari Indonesia, seperti rendang kering, abon, kentang mustafa, mie instant, teri kacang, dan lain sebagainya. Selain lebih terjamin kehalalannya, insya Allah lebih hemat juga, karena harga barang-barang dan makanan di Taiwan cukup mahal, hehe.

Oh ya, hati-hati juga jika sedang berjalan kaki di sana,  karena banyak sekali anjing yang berkeliaran, tapi sejauh pengalaman saya, insya Allah tidak ada yang mengganggu.

Poin penting yang menarik bagi saya selama berada di Kaohsiung ini adalah, keramahan penduduk sekitar , kebersihan, dan keamanan kota ini. Kita tidak perlu takut copet atau maling, karena kota ini sangat aman. Penduduk sekitar dan para pelayan publik juga sangat compassionate sehingga membuat para turis nyaman berada di kota ini tanpa khawatir orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Jika Momies mengalami kehilangan, maka dapat langsung melapor ke kantor polisi terdekat dan polisi langsung menindaklanjutinya, dan biasanya akan ada penduduk yang langsung melapor jika menemukan barang yang bukan miliknya.

 

Saking amannya, kendaraan baik itu scooter maupun mobil dibiarkan saja parkir di sepanjang jalan tanpa khawatir ada yang mencuri. Coba bandingkan dengan di Indonesia ya? Hehe…

Nah, hal ini membuktikan bahwa akhlak atau perilaku seseorang memang tidak hanya bisa dilihat dari agamanya, tetapi tergantung dari individunya masing-masing. Di sini saya merasakan sendiri, meskipun mereka tahu kita berbeda keyakinan, namun mereka sangat peduli dan memberikan pelayanan yang optimal, sehingga sangat berkesan di hati saya. Sungguh kepribadian yang patut ditiru oleh kita, ya kan Moms? Semoga bermanfaat ! 

Anggraini

Melaporkan langsung dari Kaohsiung, Taiwan