Hijrah  

Berawal dari Forum Penghujat Islam, William Junaedi Justru Menjadi Mualaf

ilustrasi gambar

Seruni.id – Hidayah Allah bisa sampai pada siapapun. Bahkan, pada orang yang awalnya tidak mengenal Islam. Sebab, hanya di tangan-Nyalah semua ketidakmungkinan bisa terjadi. Termasuk di dalamnya kisah William Junaedi, yang mendapat hidayah setelah membaca situs penghujat Islam.

fadhilza.com

Bertahun-tahun yang lalu, William Junaedi menganggap semua agama itu sama, yang membedakan hanya nama-nama Nabi sebagai utusan Tuhan. Pada 2008 lalu, lelaki berdarah China-Betawi ini berhenti dari tempatnya bekerja. Ia membeli sebuah komputer dan berlangganan internet.

Berawal dari situ, setiap hari waktunya dihabiskan untuk browsing internet saja, sampai suatu hari, ia menemukan sebuah laman yang bernama ‘kumpulan orang non-Muslim’. Selama William bergabung pada forum tersebut, mereka kerap menjelek-jelekkan, mencaci maki Islam, seoalah mereka mengetahui dan sangat paham tentang sejarah Islam. Bahkan, mereka menganggap bahwa Alquran beserta isinya adalah hal yang tidak masuk akal.

Postingan tersebut membuat William geleng-geleng kepala, ia bertanya-tanya di dalam hatinya “Apa benar yang mereka bicarakan?” hal tersebut membuatnya semakin penasaran dan ingin mengetahui kebenarannya.

Akal sehatnya seoalah tak bisa menerima komentar-komentar tersebut, karena menurutnya sangat mengintimidasi dan melecehkan. William akhirnya memutuskan melakukan pencarian. Ketika itu, dia mendapatkan info alamat email sebuah live chat perdebatan terkait Islam. Namun, dia tak menyangka, di dalam grup tersebut keadaannya lebih parah.

Sebab, salah satu admin live chat mengatakan mereka telah menemukan suatu hadist yang menceritakan bahwa Nabi pernah melakukan perbuatan asusila terhadap Abu Sufyan saat masih kecil, “Disebutkan pula bahwa Nabi pernah tidur dengan mayat. Kami memperdebatkan itu semua,” kata si bungsu dari 5 bersaudara ini.

Kurang lebih satu tahun dia bergabung dalam forum tersebut, bersamaan dengan hal itu, toko milik kakaknya bangkrut. William dan keluarganya terpaksa kembali ke Jakarta. Berbeda saat memantau forum non-Muslim, kali ini kata-kata di live chat itu merasuk ke hatinya.

Saat pindah ke Jakarta William berada dalam fase ‘kebencian tingkat tinggi’ terhadap Islam. Bahkan, dia kerap berdebat dengan kakak iparnya yang Muslim. Namun akhirnya, ia berhenti memperdebatkan Islam, dia lebih memilih untuk mendalami agama Kristen yang telah kama dianutnya. Dia berharap, setelah mempelajari Kristen lebih dalam, dia mendapatkan jawaban atas kebenaran Tuhan. Namun sayangnya, apa yang diharapkannya itu, hasilnya justru nilih. Dia tak menemukan jawaban apapun.

“Awalnya saya ingin memperdalam ilmu agama saya, tetapi apa yang saya peroleh? Semua nihil. Saya tidak mendapat jawaban yang masuk akal dari agama saya sebelumnya,” ujar William. “Saat membaca alkitab saya hanya merasa seperti membaca novel, tidak ada yang spesial,” lanjutnya.

Saat itu, dia berada di ambang kebingungan. Namun hal tersebut justru mendorong dirinya mencari tahu Islam lebih jauh. Dia berinisiatif mencari forum Muslim. Dan akhirnya ia menemukan sebuah forum yang dikhususkan untuk pemeluk Islam, bernama ‘cafe Islam’. Dari sanalah, dia mulai bertanya banyak tentang Islam. Hingga William memutuskan bertemu dengan salah satu anggota forum tersebut. Dia merasa nyaman berada dalam forum ‘cafe Islam’ itu, karena sangat berbeda dengan forum-forum sebelumnya, di ‘cafe Islam’ tidak ada makian kasar untuk agama non-Muslim.

Pertemuan William dengan salah satu anggota ‘café Islam’ membuatnya terkesan. Anggota itu juga memberikan sebuah buku kepada William, berjudul “Saksikan Aku Sebagai Muslim”.

“Saya senang dengan pertemuan itu, berbincang dengan orang Islam yang membuat saya semakin tertarik dengan Islam,” akunya.

“Ditambah lagi, dia memberikan saya buku. Walaupun pada saat itu saya kebingungan menyimpannya. Karena takut ketahuan orang di rumah,” tutur William.

Usai pertemuan itu William kian intens mendalami Islam, hingga muncul keinginan untuk memeluk Islam. Dorongan itu kian kuat ketika ia yang mulai sering melamun di atas rumahnya mendengar suara orang mengaji. Suara itu terdengar merdu. Saat itu pula terbesit di benak William untuk berdoa kepada Allah.

“Suara lantunan ayat Alquran itu terdengar sangat berirama dan enak sekali di dengarnya,” ungkap William.

Ia tak pernah mendengar semacam itu di agamanya. “Saya pun langsung berdoa dalam hati ‘ya Tuhan, kalau memang ini Agama yang benar dan merupakan karuniamu tolong dekatkan aku dengan Islam, jika bukan maka jauhkanlah,” kenang William.

Beberapa waktu setelah itu, William membuat sebuah akun Facebook, di sana ia bergabung dengan group ‘Mualaf Indonesia’. Lagi-lagi ia banyak menanyakan mengenai Islam dan mengutarakan keinginannya untuk memeluk Islam

“Awalnya saya berpikir, lucu juga kalau muka Cina seperti saya pakai kopiah. Tapi ternyata di Muallaf Indonesia banyak orang-orang seperti saya (Cina-red) dan mereka memeluk Islam. Saya jadi tak merasa asing,” tuturnya.

[su_box title=”Baca Juga” style=”glass”]
Merasa Tenang Setiap Mendengar Adzan, Wanita Ini Putuskan Masuk Islam
[/su_box]

Keinginan William masuk Islam mendapat sambutan hangat dari anggota grup Muallaf Indonesia. Akhirnya, pada tanggal 13 September 2009, William di-Islamkan oleh Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) dan melakukan khitan pada 5 November 2009.