Cara Membuat Puisi yang Baik dan Benar Bagi Pemula

steemit.com

Seruni.id – Cara membuat puisi mengharuskanmu memperhatikan keadaan, tidak hanya dalam pikiran, namun juga lingkungan sekitar. Sebab, menulis sebuah puisi dibutuhkan konsentrasi. Kamu bisa menuliskan sebuah puisi tentang apapun itu, kesenangan, kesedihan, cinta dan apa saja yang menarik bagimu bisa dijadikan sebagai inspirasi.

Cara Membuat Puisi yang Baik dan Benar Bagi Pemula
cara membuat puisi

Cara Membuat Puisi

Cara membuat puisi memang terlihat mudah, namun pada kenyataannya banyak yang harus diperhatikan agar puisi yang dibuat bisa menarik dan mudah dipahami oleh pembaca. Lalu, bagaimana cara membuat pusisi yang baik dan benar? Yuk kita pelajari sama-sama.

1. Menentukan Tema dan Judul

Sebelum membuat puisi, penting sekali untuk menentukan tema dan judul sebagai acuan dalam membuat sebuah puisi. Kenapa? Agar syair yang kamu buat mudah dipahami oleh si pembaca. Jadi, sebisa mungkin pilihlah tema yang benar-benar menarik. Setelah menentukan tema apa yang akan kamu buat, langkah selanjutnya barulah menentukan judul yang berhubungan dengan tema. Misalnya saja kita menentukan temanya tentang kesetiaan.

2. Tentukan Kata Kunci

Jika kamu sudah menentukan tema dan judul, selanjutnya adalah menentukan kata unci dan kemudian mengembangkan kata tersebut. Seperti contoh puisi yang akan dibuat bertemakan kesetiaan, maka kamu harus mencari kata kunci yang berhubungan dengan kesetiaan. Apabila dirasa sudah cukup untuk memulai membuat pusisi, maka kamu tinggal mengembangkannya dalam sebuah kalimat atau larik puisi. Misalnya satu kata kunci digunakan untuk satu larik. Atau bisa juga satu kunci kemudian dikembangkan menjadi satu bait.

3. Menentukan Diksi

Diksi atau pemilihan kata menjadi keunikan sebuah puisi. Banyak puisi bagus yang terdiri dari pemilihan kata-kata sederhana, dipakai dikeseharian dan tidak asing di telinga. Banyak pula puisi bagus dengan pemilihan kata yang jarang didengar orang. Sebenarnya, hal ini tergantung dengan selera masing-masing penulis. Tidak ada yang menuntut kita harus menggunakna diksi seperti apa.

Ikuti saja apa keinginan jari dan hati, ekspresikan diri sendiri, dan tergantung gaya menulis kita masing-masing. Jika gaya menulismu sederhana, maka tulislah puisi dengan bahasa yang ringan dan mudah dipahami. Namun, jika lebih suka menulis dengan kata-kata yang rumit dan ‘bersayap’, tidak usah ragu untuk menuliskannya juga.

4. Gunakan Rima

Masih ingat dengan pelajaran bahasa Indonesia waktu di sekolah dulu? Pasti kamu sudah pernah diajarkan tentang rima a-b-a-b, kan? Ya, rima juga sangat berguna untuk pembacaan puisi yang lebih tertata. Tak jarang, para penyair mengabaikan keberadaan rima, terutama pada puisi baru, namun rima menjadi esensial untuk menambah lantunan saat membaca.

Rima tak sekedar pemanis dalam puisi, tapi juga bisa mengasah sisi kreativ kita untuk mencari kata-kata lain agar memenuhi lantunan di kata sebelumnya. Tidak ada salahnya juga kan sebagai penyair mengeksplor setiap kata-kata baru?

Untuk pembaca, ternyata membaca kata-kata berima cukup signifikan. Pembaca disuguhkan permainan kata-kata, membuat mereka memiliki jalan dan cara lain untuk membaca suatu karya, terutama puisi. Rima juga membuat baik pembaca, maupun penulis sebagai pembaca, mempunyai kemampuan untuk mempersepsikan suara bahasa dan memiliki kesadaran fonologis.

5. Bait

Jangan samakan bait puisi dengan larik puisi, ya. Perbedaan baris/larik puisi adalah satu kalimat atau satu baris di dalam bait. Larik/baris adalah bagian dari bait. Bait sendiri merupakan kumpulan baris/larik yang tersusun rapi. Pada puisi lama, biasanya membatasi satu bait yang terdiri dari empat larik. Namun, dalam puisi baru, larik yang terdapat dalam sebuah bait tidak dibatasi.

Bait kerap digunakan sebagai cara penulis untuk berpindah topik atau fokus pusisi. Misalnya dalam bait pertama, penulis menyampaikan kasih sayangnya kepada seorang tokoh, dan di bait keuda, penulis mengganti menyampaikan rindu dendamnya pada tokoh tersebut.

Kita bisa membuat bait sesuai keinginan pun mengikuti jenis-jenis bait yang sudah ada, yaitu distikon (puisi dengan masing-masing dua baris di setiap bait), terzina (terdiri dari tiga baris per bait), kuatren (empat baris per bait), kuint (lima baris per bait), atau sonata (terdiri dari empat baris di masing-masing dua bait pertama dan tiga barus di masing-masing dua bait terkhir).

6. Kembangkan Puisi Seindah Mungkin

Langkah berikutnya adalah mengembangkan semua langkah di atas menjadi sebuah puisi yang indah. Susunlah kata-kata, larik-larik puisi menjadi bait-bait yang indah. Kembangkan menjadi satu puisi yang utuh dan bermakna. Kamu harus ingat, bahwa puisi bukanlah sebuah artikel. Tulisan yang kamu buat untuk puisi haruslah ringkas, padat, dan tentunya indah. Pilihlah kata yang sesuai dan mewakili unsur keindahan sekaligus makna yang padat.

7. Penutup Puisi

Biasanya, puisi akan lebih mengena jika ditutup dengan akhiran yang dramatis dan ‘menusuk’ pembacanya, memungkinkan puisi agar dibaca lebih dari satu kali. Pemilihan akhir puisi ini menjadi taktik yang bisa dimanfaatkan sebagai ungkapan ‘save the best for the last’, atau siapkan yang terbaik pada bagian akhir.

Selain dengan dramatis, kita juga bisa melebarkan kreativitas dan memilih akhir puisi yang justru tidak dapat dibayangkan oleh pembaca kita, atau membuat sebuah twist di akhir. Jikapun tidak memiliki akhiran dramatis, kita harus bisa mengimbangi susunan puisi di awal, sehingga tidak menyebabkan ketimpangan yang membuat puisi kita justru jadi kehilangan maknanya sepenuhnya. Alur penuturan puisi diusahakan agar mengalir tetapi konstan berfokus pada hal yang ingin kita bicarakan, ditutup pula dengan alur yang sama.

8. Keterbacaan

Setelah mengikuti tips-tips di atas, kita juga harus ingat bahwa kita harus menyampaikan maksud dan tujuan puisi kita dengan cara yang dapat dimengerti oleh orang lain.

Lantaran karakteristik utama puisi yang penuh dengan bahasa kiasan, kita sebagai pembaca memang seringkali nyaris tidak dapat menghindari kebingungan tersendiri ketika selesai membaca puisi. Akan tetapi, puisi tidak hanya berkisar pada majas dan ungkapan yang terlalu banyak tanpa makna berarti. Puisi tetap harus mempunyai makna tersendiri, yang konsisten dan koheren.

Cara Membuat Puisi Cinta

Puisi tentang cinta menyimpan sisi puitis sekaligus romantis yang mampu meluluhkan hati setiap pembacanya. Cinta adalah hal yang universal di dunia ini. Cinta tak hanya untuk pasangan saja, tapi bisa kepada orangtua, sahabat, pun yang lainnya. Itulah sebabnya cinta menjadi hal yang tak ada habisnya untuk dibahas. Cinta pun menjadi tema paling laris dalam roman, novel, drama, cerita pendek, lagu, hingga puisi. Sejak berabad-abad yang lalu, sudah banyak tokoh dunia yang menuliskan puisi cinta yang indah.

Seperti William Shakespeare, penyair puisi pada abad ke-17 Reanaisans, sang pencipta roman Hamlet, Julius Caesat, dan Romeo and Juliet yang melegendaris hingga saat ini. Bahkan, tiap karya prosanya, Shakespeare kerap menyelipkan puisi cinta yang mampu membawa perasaan para pembacanya, untuk menguatkan kisah cinta yang ada dalam karyanya.

Lantas, bagaimana caranya agar kita bisa membuat sebuah puisi cinta seperti yang telah dilakukan oleh William Shakespeare? Mudah sekali, hanya saja kamu perlu mengikuti langkah-langkahnya di bawah ini.

1. Gunakan Perasaan

Siapa bilang menulis puisi tidak menggunakan perasaan? Menulis puisi, apalagi tentang cinta, harus menggunakan perasaan. Seperti ketika kamu jatuh cinta, atau apa yang kamu rasakan pada orang yang dicinta. Kamu perlu merasakan dan menggambarkan seluruh perasaan yang muncul. Biarkan perasaan tersebut mengalir dan tuangkan dalam sebuah puisi indah.

Jangan pikirkan kata-kata apa yang indah, tuliskan saja dan kamu akan melihat kata-kata yang terangkai dari tuntunan sebuah perasaan cinta. Perasaan cinta memiliki kekuatan puitis yang lebih kuat dibanding saat kamu sibuk memikirkan kata-kata apa yang harus dituliskan.

2. Kenang Saat-saat Pertama

Agar puisi lebih mengena pada perasaan setiap pembaca. Mengenang masa-masa jatuh cinta atau dicintai pun penting dalam menuliskan puisi. Sebab, biasanya kenangan pertama selalu menyimpan kesan tersendiri. Ingat setiap detail yang terjadi, seolah kamu berada kembali pada masa itu.

Bayangkan kamu berada di mana, apa saja yang ada di sana, bayangkan situasi yang terjadi saat itu. Gambarkan melalui kata-kata yang muncul dari perasaan dan pengalamanmu saat itu. Jangan tinggalkan hal-hal kecil. Karena biasanya, hal kecil yang kita anggap remeh itu mampu memberikan keindahan dan cita rasa tersendiri dalam setiap puisi yang ditulis.

3. Buat Perbandingan

Ketika kamu ingin menulis sebah puisi cinta untuk seseorang, tentu dia adalah seorang yang telah memberikan pengaruh besar dalam hidupmu. Agar puisi yang dibuat lebih mengena, cobalah ingat bagaimana hidup kamu sebelum dan setelah mengenalnya. Entah hidupmu menjadi lebih ceria pun sebaliknya. Tuliskan saja semua yang kamu rasakan.

4. Jadilah Diri Sendiri

Ketika kamu ingin menuangkan perasaanmu lewat sebuah tulisan. Maka jadilah diri sendiri, jangan takut jika nantinya puisi yang kamu buat itu terlalu cengeng atau romantis. Jangan ragu menuangkan sudut pandangmu dan perasaanmu ke dalamnya. Buat saja sesuai dengan perasaan yang muncul, bahkan di perasaan yang amat dalam, yang bahkan sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata. Ingat, puisi yang baik adalah puisi yang datang dari hati.

5. Lupakan Pola

Kamu akan menuliskan sebuah puisi, bukan pentun. Jadi janganlah berfokus pada pola.
Jika di dalam pantun, ada aturan bahwa sajak atau rimanya harus AA-BB atau AB-AB, dimana setiap ujung kata di setiap baris memiliki kemiripan bunyi.

Di dalam puisi, hal itu tidak perlu, meski dibolehkan. Puisi-puisi jaman dulu seringkali menggunakan aturan rima dalam polanya. Kini, puisi lebih bebas dan tidak terikat pada rima. Bahkan, puisi-puisi terkenal, banyak sekali yang tidak menerapkan konsep rima ini.

Terlebih lagi dalam puisi cinta, yang menjadi kekuatannya adalah bagaimana perasaan anda tertuang secara kuat, puitis namun jujur di dalamnya. Bukan bagaimana struktur puisi tersebut terbentuk secara teratur.

6. Sebarkan Rasa Cinta

Prinsip dari puisi adalah pengungkapan yang mewujud dalam rangkaian kalimat berseni. Jadi, untuk bisa merangkai puisi cinta, kamu harus memiliki keinginan untuk mengungkapkan melalui seni berkata-kata. Kamu tidak harus menjadi pakar cinta atau pakar puisi untuk hal itu. Karena sejatinya, siapa pun kita, kita semua pasti punya cinta dan punya hak untuk mengungkapkannya dengan indah.

Contoh Puisi Cinta:

Sajak Putih

Buat tunanganku Mirat
Bersandar pada tari warna pelangi
Kau depanku bertudung sutra senja

Di hitam matamu kembang mawar dan melati
Harum rambutmu mengalun bergelut senda
Sepi menyanyi, malam dalam mendoa tiba

Meriak muka air kolam jiwa
dan dalam dadaku memerdu lagu
Menarik menari seluruh aku

Hidup dari hidupku, pintu terbuka
Selama matamu bagiku menengadah
Selama kau darah mengalir dari luka
Antara kita Mati datang tidak membelah

Buat miratku, Ratuku! kubentuk dunia sendiri,
dan kuberi jiwa segala yang dikira orang mati di
alam ini!

Kucuplah aku terus, kucuplah
Dan semburkanlah tenaga dan hidup dalam tubuhku…

Karya : Chairil Anwar

Hujan Bulan Juni

Tak ada yang lebih tabah dari hujan bulan Juni
Dirahasiakannya rintik rindunya kepada pohon berbunga itu,
Tak ada yang lebih bijak dari hujan bulan Juni
Dihapuskannya jejak-jejak kakinya yang ragu-ragu di jalan itu
Tak ada yang lebih bijak dari hujan bulan Juni
Dibiarkannya yang tak terucapkan diserap akar pohon bunga itu.

Karya : Sapardi Djoko Damono

Aku Ingin

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
awan kepada hujan yang menjadikannya tiada

Karya : Sapardi Djoko Damono

Surat Cinta

Kutulis surat ini, kala hujan gerimis
Bagai bunyi tambur mainan
Anak-anak peri dunia yang gaib.

Dan angin mendesah, mengeluh dan mendesah
Wahai, Dik Narti, aku cinta kepadamu!

Kutulis surat ini, kala langit menangis
Dan dua ekor belibis bercintaan dalam kolam

Bagai dua anak nakal jenaka dan manis
Mengibaskan ekor serta menggetarkan bulu-bulunya.
Wahai, Dik Narti, kupinang kau menjadi istriku!

Karya: WS Rendra

Cara Membuat Puisi Ibu

Sosok ibu adalah orang yang tidak dapat tergantikan dengan apapun. Kadangkala seorang anak merasa sungkan untuk mengutarakan rasa sayangnya secara langsung. Mungkin dengan sebuah tulisan atau puisi mereka baru percaya diri. Sebenarnya, dalam membuat puisi untuk seorang ibu sama halnya dangan membuat puisi cinta. Ya, memang harus menggunakan cinta dan perasaan, agar puisi lebih menarik. Apa saja yang diperlukan dalam membuat puisi ibu?

Sama seperti puisi pada umumnya, kamu harus menentukan tema dan judul, menentukan bentuk dan struktur puisi, pilihan kata atau diksi, gunakan gaya bahasa atau majas, serta gunakan unsur bunyi, rima dan irama yang tepat. Para sastrawan terkenal pun juga menuliskan puisi untuk ibunya. Tentunya puisi tersebut sangat relevan untuk diutarakan. Seperti beberapa contoh puisi ibu berikut ini.

Sajak Ibu

Ibu pernah mengusirku minggat dari rumah
Tetapi menangis ketika aku susah
Ibu takbisa memejamkan mata

Bila adikku tak bisa tidur karena lapar
Ibu akan marah besar
Bila kami merebut jatah makan yang bukan hak kami

Ibuku memberi pelajaran keadilan dengan kasih sayang
Ketabahan ibuku, mengubah rasa sayur murah menjadi sedap

Ibu menangis ketika aku mendapat susah
Ibu menangis ketika aku bahagia
Ibu menangis ketika adikku mencuri sepeda

Ibu menangis ketika adikku keluar penjara
Ibu adalah hati yang rela menerima
Selalu disakiti oleh anak-anaknya

Penuh maaf dan ampun
Kasih sayang Ibu adalah kilau sinar kegaiban Tuhan
Membangkitkan haru insandengan kebijakan
Ibu mengenalkan aku kepada Tuhan

Karya: Wiji Thukul

Jasamu Ibu

Jasamu teramat besar untukku
Engkau rela gantung nyawa saat mengeluarkanku
Darah dan lelahmu menjadi saksi biru hebatnya cintamu.

Sampai menjadi abu sekalipun
Kutetap tiada bisa membayar lunas jasamu
Engkau terlalu besar berkorban untukku.

Wahai ibu maafkan aku
Aku berbuat salah
Aku menyakiti hatimu dengan tingkahku

Aku minta maaf ibu.
Engkau adalah segalanya untukku
Gunung uang tidak akan bisa membelimu

Tidak, tidak ada materi yang bisa menukarmu.
Ibu jika nanti aku sukses
Aku berjanji akan membahagiakanmu

Tidak akan aku biarkan hidupmu merana
Akan kujaga kau hingga ujung nyawaku.

Karya: Rayhandi

Ibu

Ibu adalah segalanya, dialah penghibur di dalam kesedihan
Pemberi harapan di dalam penderitaan, dan pemberi kekuatan di dalam kelemahan
Dialah sumber cinta, belas kasihan, simpati dan pengampunan

Manusia yang kehilangan ibunya berarti kehilangan jiwa sejati yang memberi berkat dan menjaganya tanpa henti

Segala sesuatu di alam ini melukiskan tentang susuk Ibu
Matahari ada lah ibu dari planet bumi yang memberikan makanannya dengan pancaran panasnya

Matahari tak pernah meninggalkan alam semesta pada malam hari sampai matahari meminta bumi untuk tidur sejenak di dalam nyanyian lautan dan siulan burung- burung dan anak-anak sungai

Dan bumi adalah ibu dari pepohonan dan bunga-bungan menjadi ibu yang baik bagi buah-buahan dan biji-bijian Ibu sebagai pembentuk dasar dari seluruh kewujudan dan adalah roh kekal, penuh dengan keindahan dan cinta.

Karya: Khalil Gibran

Senja Usiamu, Ibu.

Masih berpijak..
Di antara kerasnya bebatuan dunia..
Engkau lawan dengan cahaya

Walau perih, tetap mampu berdiri
Engkau berhenti bertasbih
Di sela-sela amarah bumi

Dan amukan alam dalam tubuh
Dan kutepis dengan rindu
Dan kau lawan dengan peluru

Namun ragamu tetap rapuh, ibu
Meski keringat telah menyeru
Untuk melawan api berabu

Kau tetap wanita di antara debu
Yang suci oleh Firman Tuhan
Walau mereka sering tak menganggap

Walau mereka membunuhmu perlahan
Ibu engkau selalu terkenang
Pahlawan dengan penuh kasih sayang

Karya: Da_LizZ

[su_box title=”Baca Juga” style=”glass”]
Di Usia Senja, Pria Ini Tetap Berjualan Cermin Sambil Membaca Puisi
[/su_box]

Nah, sekarang, coba terapkan cara membuat puisi di atas sebelum mulai menuliskan puisi. Namun, perlu diingat bahwa salah satu tujuan puisi adalah sebagai ekspresi hati kita yang dituangkan ke dalam kata-kata. Maka, jangan terlalu terpaku pada ‘rumus-rumus’ yang ada, jadikanlah sebagai arahan untuk mempermudah proses penulisan.