10 Cara Mewujudkan Keluarga Harmonis

islampos.com

Seruni.id – Keluarga harmonis adalah impian dari setiap pasangan. Ketika melangkah memasuki gerbang pernikahan, kita membayangkan sebuah kehidupan yang begitu menyenangkan dengan seseorang yang amat kita cintai. Sayangnya, pernikahan tidak hanya memiliki sisi menyenangkan, melainkan juga menuntut adanya pengorbanan.

Pengorbanan demi pengorbanan yang kita jalani dari waktu ke waktu sepanjang usia pernikahan kerap menimbulkan rasa letih. Ada kalanya kita merasa teramat letih dan membiarkan ego menguasai diri kita. Kemudian pertengkaran demi pertengkaran pun mulai mewarnai pernikahan. Kata sepakat menjadi hal yang sulit untuk dicapai. Hingga tanpa sadar kita telah meletakkan pernikahan persis di ujung tanduk.

Related image
pb-duide.co.id

 

Pada titik ini banyak sekali pasangan yang memilih menyerah dan menerima perpisahan sebagai jalan terbaik, dengan mengabaikan anak-anak yang menjadi korban dari ego kedua orangtuanya. Namun, satu hal yang harus kita tahu, pernikahan kritis tidak harus berakhir dengan sebuah perceraian. Dengan komitmen yang kuat, kita bisa menyelamatkan sebuah pernikahan yang berada di ujung tanduk dan mewujudkan keluarga harmonis yang diidam-idamkan.

1. Kasih Sayang

Kasih sayang antara suami istri adalah faktor utama yang wajib dimiliki keduanya jika mengiginkan keluarga yang bahagia. Perasaan kasih sayang antara keduanya akan melahirkan kelembutan dan perilaku yang baik kepada pasangan. Maka kasih sayang ini adalah salah satu faktor penting bagi kebahagiaan keluarga.

2. Amanah

Tanggung jawab kedua bagi suami dan istri adalah amanah. Ini adalah faktor yang tidak kalah pentingnya dengan point nomor satu di atas. Sikap amanah ini akan melahirkan kepercayaan. Saling mempercayai pula adalah asas bagi hubungan yang aman, menenangkan dan tentunya membahagiakan bagi pasangan. 

3. Jalin Komunikasi

Menjalin komunikasi juga merupakan hal yang paling penting untuk mewujudkan keluarga yang harmonis. Karena tanpa adanya komunikasi yang baik dengan pasangan, kita tidak akan tahu dan memahami pasangan. Jangan lupa untuk meredamkan rasa ego dalam diri, dan mulai sapalah dia. Ini memang berat pada awalnya, tetapi efektif untuk menyatukan hati. Tanpa komunikasi kita tidak akan bisa menyentuh hatinya dan memahami persoalan yang membelenggu dirinya.

4. Perlu Adanya Rasa Cemburu

Perasaan cemburu adalah fitrah yang dimiliki oleh semua manusia. Cemburu ada sebagai tanda cinta. Namun perlu diketahui bahwa cemburu ada yang dilarang dan ada yang dianjurkan. Dalam kaitannya dengan hubungan suami istri cemburu yang dianjurkan adalah dalam rangka menjaga agar pasangan tidak terlibat dalam perbuatan buruk yang dapat menghancurkan hubungan suami istri.

Sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari berbunyi, “Sesungguhnya Allah cemburu dan seorang mukmin juga cemburu, dan cemburu Allah itu ketika seseorang hamba-Nya melakukan sesuatu yang diharamkan ke atasnya.”

5. Kerjasama

Suami istri seyogyanya menjadi satu kesatuan yang mempunyai tujuan sama. Keduanya perlu senantiasa memupuk jiwa kebersamaan dalam segala hal. Untuk itu diperlukan kerjasama yang baik antara keduanya. Tolong menolong agar menjadi pribadi yang lebih baik dari hari ke hari. Semangat kerja sama ini akan meningkatkan lagi perpaduan antara istri. Hingga jika segala sesuatunya biasa dikerjakan bersama, hubungan suami istri akan semakin lengket.

6. Meminta Maaf Terlebih Dahulu

Merasa diri paling benar dan sikap menyalahkan pasangan adalah jalan termudah untuk mengakhiri sebuah pernikahan. Kita bisa merancang semua alasan untuk membenarkan sikap kita. Namun tahukah, pasangan Anda pun memiliki sejuta alasan untuk mempertahankan egonya. Lantas, demi komitmen untuk menciptakan keluarga harmonis, mengapa tidak jika kita yang meminta maaf terlebih dahulu? Meminta maaf tidak membuat kedudukan kita menjadi rendah di matanya, sebaliknya, akan memecahkan kebekuan yang telah terbentuk sebelumnya.

7. Memperbaiki Diri

Kita tidak bisa mengharapkan orang lain berubah, tanpa terlebih dahulu kita yang mengubah diri sendiri. Sebagaimana pasangan kita yang tak sempurna, sesungguhnya kita pun jauh dari sempurna. Boleh jadi sikap dan kebiasaan buruk yang kita miliki dan sering tidak kita sadari merupakan satu sebab yang memicu timbulnya perselisihan.

8. Hindari Berburuk Sangka

Tuduhan yang tidak mendasar sering kali menjadi pemicu sebuah pertengkaran dalam rumah tangga. Menghindari berburuk sangka pada pasangan akan membuat kita rileks dalam menjalani kehidupan dan membuat kita fokus untuk membina keluarga harmonis.

9. Utamakan Kebahagiaan Anak

Anak bisa menjadi sumber kebahagiaan, akan tetapi bisa juga menjadi sumber percekcokan bagi orangtuanya. Meskipun demikian, sudah menjadi tanggung jawab dan kewajiban orangtua untuk memberikan kehidupan yang tenang, tentram dan menyenangkan bagi buah hatinya. Bila kata cerai sudah di ujung lidah, ada baiknya kita berpikir ulang demi masa depan anak-anak. Bukankah anak selalu menjadi korban dalam sebuah perceraian? Ingatlah dampak perceraian yang kerap menimbulkan masalah dalam proses tumbuh kembang anak.

Baca Juga: Jangan Terapkan 5 Sikap ini, karena Bisa Merusak Watak Anak!

10. Berdoa

Mendekatkan diri pada Sang Pencipta serta berdoa, merupakan salah satu cara untuk menyelamatkan sebuah pernikahan dan membentuk keluarga harmonis. Hanya dengan memiliki keyakinan dan bersandar pada kekuatan Tuhan, kita mampu bertahan dan menjalani kehidupan pernikahan dengan baik.