Hijrah  

Hadiah Alquran Membuat Remaja Ini Sadar dan Masuk Islam

Hadiah Alquran Membuat Remaja Ini Sadar dan Masuk Islam
Hadiah Alquran Membuat Remaja Ini Sadar dan Masuk Islam

Seruni.id – Alquran adalah kitab suci umat Islam, di dalamnya terkandung ilmu yang meyakinkan; sehingga akan bisa menyingkirkan dari segala keraguan. Dan di dalam Alquran pun terdapat petunjuk serta jawaban bagi mereka yang kehilangan arah. Seperti halnya yang dirasakan oleh Luke Rusbridge, ketika ia diberi hadiah Alquran, saat itu hidayah menyapa dirinya, dan akhirnya Luke masuk Islam.

Hadiah Alquran Membuat Remaja Ini Sadar dan Masuk Islam
Hadiah Alquran Membuat Remaja Ini Sadar dan Masuk Islam

Pertama Kali Menginjakkan Kaki di Masjid

Kisahnya bermula ketika ia menginjakkan kakinya di sebuah masjid setelah beberapa kali mempelajari berbagai literature. Namun, saat itu dirinya belum meyakini bahwa Islam merupakan apa yang selama ini dicarinya. Meski saat berkunjung ke Mesir ia telah menemukan cahaya Islam, namun remaja yang kala itu masih berusia 15 tahun masih dibayangi keragu-raguan dan belum yakin untuk berpindah keyakinan.

Sepulangnya ia dari masjid, tak sengaja Luke berjumpa dengan salah seorang imam masjid setempat. Ia justru kembali pulang, dan memutuskan untuk menjaga jarak dengan Islam. Hidayah memang belum benar-benar menyapanya, namun keinginan untuk kembali mempelajari Islam seolah bergejolak dalam dirinya.

Setelah ia ingat, bahwa sekembalinya dari masjid, seorang imam memberinya hadiah berupa Alquran dengan terjemahan Bahasa Inggris yang kemudian ia baca berulang-ulang. Dari Alquran tersebutlah, keinginan untuk masuk Islam semakin menggebu-gebu. Sebab, selama Luke membacanya, tak ditemukan sedikit pun kesalahan. Semuanya terangkai dengan indah.

Tak lama setelah itu, ia memtusukan kembali ke masjid yang dkunjunginya tempo hari, Masjid Al-Medinah, Berighton. Bertemulah ia dengan imam masjid yang dijumpainya dulu. Ternyata sang imam pun masih mengingat sosoknya, ia menyambut Luke dengan sangat ramah.

Mantap untuk Masuk Islam

Saat itu juga, ia memantapkan niatnya untuk memeluk Islam. Usai mengucapkan dua kalimat syahadat, untuk yang pertama kalinya, Luke mendirikan shalat, di belakang sang imam, ia mendengarkan ayat-ayat Alquran dengan syahdu.

Perjalanannya dalam menemukan Islam memang berakhir dengan indah. Namun, berbagai ujian datang silih berganti. Hingga usianya menginjak 19 tahun, kedua orangtuanya berpisah. Kemudian sang ibu seperti orang depresi. Alkohol seolah menjadi pelarian. Sebab, sang ayah telah merenggut apa yang mereka miliki, seperti uang, mobil, dan rumah.

Tak tahan dengan apa yang terjadi, ibunya berubah menjadi sosok yang termperamental. Hal yang tak pernah ia duga selama ini. Apakah Luke merasa sedih? Tentu, sedih dan hancurnya tak bisa dibayangkan. Namun, kesedihannya hanya ia panjatkan lewat doa, berahap sang pencipta mendengarnya.

Kebiasaan sang ibu dalam mengonsumsi alkohol membuat dirinya harus bolak-balik ke rumah sakit. Terkadang, saat ia pulang ke rumah, ia menemukan ibunya tergolek tak berdaya di atas lantai; terluka secara mental pun fisik. Keadaan ini bukan tanpa sebab, ibunya masih kesulitan untuk melepaskan diri dari jeratakan minuman keras. Bahkan, ia dan kakenya kerap berpesata minuman keras bersama.

Disalahkan Karena Masuk Islam

Parahnya, sang kakek beberapa kali menyalahkan dirinya karena masuk Islam, dan menuding Islam bertanggung jawab atas keterpurukan yang mereka alami. Disinggung seperti itu, tentu ia merasa sangat terpukul. Namun, ia tetap bertahan dan tak menangis. Tanpa lelah, ia terus memanjatkan doa di dalam shalatnya.

Selama kurang lebih hampir tiga tahun keluarganya menghadapi ujian yang sangat berat itu. Pria yang kini berusa 24 tahun ini tak memungkiri, bahkan sempat terbesit dalam benaknya bahwa mungkin hal tersebut terjadi arena Islam. Namun, ia berusaha untuk mengelaknya. Ia pun kembali teringat akan ayat kedua dari surat Al-Ankabut yang berarti,

“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: ‘kami telah beriman’, sedang mereka tidak diuji lagi?”

Ayat tersbut membuat dirinya semakin yakin bahwa deklarasi keimanan tidaklah cukup, ujian yang menimpa bukan sesuatu yang kebetulan. Melainkan Allah ingin membuatnya lebih yakin dan semkain tundak sehingga terus kembali kepada-Nya. Mempercayai hal itu, kini kehidupannya mulai berubah, semakin hari semakin membaik.

Ibunya yang dulu depresi, kini bisa lebih bahagia. Kasih sayangnya terhadap sang ibu terus tumbuh, dan ketika ia melihat ibunya tersenyum, ia semakin bahagia, meski hingga saat ini ia kehilangan kontak dengan sang ayah. Namun, ia tak kehilangan harapan.

Baca Juga: Pria Jepang Masuk Islam Karena Makanan Halal

Ia akan terus berdoa demi kebahagiaan mereka berdua. Karena ia paham, dunia hanyalah sementara. Tetapi kita diberikan kesempatan untuk menjadi yang terbaik, dan itulah yang ia berusaha capai hingga sekarang. Karena ia sadar, berdiam diri saja tidak cukup, terus mengejar Allah adalah kunci kebahagiaan.