Hindari Berbicara Terlalu Keras Saat Pandemi, Ini Alasannya Menurut Ahli

Hindari Berbicara Terlalu Keras Saat Pandemi, Ini Alasannya Menurut Ahli
fimela.com

Seruni.id – Diam itu emas, mungkin ini bisa menjadi ungkapan yang pas di tengah pandemi Covid-19 yang sedang kita rasakan ini. Sebab, menurut para ahli, berbicara terlalu keras saat pandemi menjadi salah satu hal yang harus kita hindari.

Hindari Berbicara Terlalu Keras Saat Pandemi, Ini Alasannya Menurut Ahli
mimbar-rakyat.com

Terlebih, seperti yang kita tahu, bahwa virus tersebut dapat menular melalui partikel liur atau droplet saat bersin, batuk, atau bicara. Ketika droplets dengan virus tersebut mengenai tubuh, maka kemungkinan besar kamu bisa ikut tertular.

Oleh sebab itu, dokter dan ahli kesehatan hingga otoritas kesehatan dari berbagai negara menekankan pentingnya penggunaan masker, ventilasi, dan sirkulasi udara yang baik.

Namun begitu, sekarang pula waktunya untuk bicara tentang pentingnya untuk diam di tengah pandemi ini. Maksudnya di sini adalah, mengurangi ngobrol atau bicara keras-keras dengan orang lain.

Meski beberapa partikel ukuran besar lebih sulit untuk jatuh di permukaan terdekat. Namun, masih ada partikel kecil yang keluar dari mulut dan dapat bertahan di udara. Sehingga hal ini berpotensi membawa dan menularkan virus.

Dilansir dari The Atlantic, berdasarkan sebuah penelitian, ditunjukkan bahwa berbicara lebih pelan atau tidak berbicara sama sekali dapat mengurangi tingkat penularan Covid-19 cukup drastis. Pasalnya, risiko virus yang mungkin dikeluarkan dari air liur pun dapat menurun.

Yang terpenting, selalu gunakan masker sebagai perlindungan diri dari partikel yang bisa saja mengandung virus. Dan, usahakan berbicara dengan nada pelan, sehingga jumlah partikel virus yang bisa terbawa udara dapat berkurang.

Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan di Proceedings of the National Academies of Sciences, peneliti mencatat bahwa sukarelawan yang mengucapkan beberapa frasa. Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan, bahwa orang yang berbicara lebih kencang cenderung mengeluarkan banyak droplets. Mungkin dari droplets tersebut ada virus di dalamnya.

Selain itu, dijelaskan pula bahwa Covid-19 dapat bertahan di udara dan seseorang mungkin menghembuskan virus 10 kali lipat lebih tinggi saat berteriak atau berbicara dengan keras. Dengan tetap diam atau bicara pelan dapat memperkecil kemungkinan penyebaran partikel di udara hingga 98 persen.

Sementara, bagi mereka yang berbisik dan berbicara lebih lembut akan menurunkan kemungkinan penyebaran droplets hingga 80 persen. Dengan artian, berbicara pelan hampir sama efektifnya dengan menggunakan masker untuk memperlambat penyebaran virus.

Baca Juga: Tujuan dan Prosedur Penting Melakukan Swab Test Corona

Jadi, ketika kamu perlu mengobrol dengan teman, hindari berbicara terlalu keras, jangan  banyak berbicara, terutama menggunakan intonasi tinggi. Langkah ini dapat bantu menjaga dirimu dan orang di sekitar tetap aman.