Ini Loh Penyebab Berat Badan Naik Saat Puasa

berat badan

Seruni.id – Salah satu tujuan yang ingin dicapai saat Ramadan perubahan positif, baik dalam hal ibadah maupun gaya hidup. Selain itu, tidak dipungkiri, bonus yang diharapkan dari berpuasa adalah berat badan turun.

Dengan berpuasa, secara logika, target penurunan berat badan memang memungkinkan terjadi. Hal tersebut dikarenakan, selama Ramadan frekuensi makan yang tadinya bisa mencapai 3 kali sehari, kini hanya menjadi 2 kali sehari, yaitu saat santap sahur dan ketika berbuka puasa.

Namun sayangnya, keinginan untuk bisa menurunkan berat badan bagi sebagian orang yang meskipun sudah mengurangi frekuensi makan, tetap mengalami kenaikan berat badan selama menjalani puasa di bulan Ramadan.

Lho kok bisa ya? Lantas, upaya apa yang bisa dilakukan untuk mencegah hal tersebut? Simak penjelasan lengkapnya berikut ini ya.

Penyebab Lonjakan Berat Badan Selama Berpuasa

Perlu diketahui, apapun bentuk adaptasi gaya hidup yang Kamu lakukan selama berpuasa, yaitu mulai dari rutinitas, pola makan, hingga aktivitas fisik, tentu akan berpengaruh pada perubahan fisiologis tubuhmu. Nah, berikut ini 7 penyebab yang dapat menjadi pemicu kenaikan berat badan selama menjalani puasa.

1. Kalap Mengonsumsi Makanan Kaya Karbohidrat

Asupan seperti nasi putih, roti tawar, atau sereal yang kaya akan gula, layak untuk diwaspadai. Sumber karbohidrat tinggi ini langsung diubah menjadi glukosa dalam tubuh dengan sangat cepat, sesaat setelah Kamu mengonsumsinya. Proses ini meningkatkan kinerja pankreas untuk menyerap gula sehingga tugasnya untuk memproduksi hormon insulin pun terbengkalai. Akibatnya, tubuh pun cenderung menyimpan lemak, daripada membakarnya.

Jadi, kalau ada keinginan dan berharap bisa tampil sedikit lebih ramping saat mengenakan baju Lebaran nanti, ada baiknya tahanlah godaan melahap segala jenis makanan, apalagi yang berkarbohidrat tinggi. Batalkanlah puasa dengan asupan rendah kalori dan kaya serat seperti kurma, buah, sup, atau salad. Manfaat nutrisinya pasti Kamu rasakan lebih baik!

2. Terlalu Banyak Mengonsumsi Minuman Tinggi Gula

Dipastikan, gula adalah penyebab utama kurang efektifnya upaya penurunan berat badan selama berpuasa di bulan Ramadan. Dan, konsumsi gula dalam bentuk cair (minuman manis) merupakan pilihan yang paling berbahaya. Adapun alasannya adalah tekstur cair gula dalam minuman manis, membuat gula langsung mudah diserap ke dalam darah dan menyebabkan kadar gula darah melesat tinggi.

Dalam satu kaleng minuman berkarbonasi dengan perisa kola tersimpan 38 gram gula. Bisa dibayangkan ya, kalau soda dan minuman manis mendominasi menu takjil selama 30 hari. Kesempatan untuk mendapatkan berat badan yang stabil dan sehat pun bisa-bisa hilang.

Padahal, sedang berpuasa atau tidak, konsumsi gula berlebih sudah menjadi rahasia umum adalah sebagai akar pemicu obesitas, diabetes, dan masalah kesehatan lainnya. Perlu diingat ya, mengonsumsi jumlah gula yang sedikit dapat membuat hidupmu semakin optimal.

Tubuh yang sering diberi asupan gula berlebih akan menjadi resisten terhadap insulin lho. Hal tersebut akan mengakibatkan tubuh harus mengeluarkan lebih banyak insulin setiap kali Kamu makan gula dan karbohidrat sehingga kegemukan pun tak terhindari.

3. Menambah Jumlah Porsi Makan

Berikut ini, bagi orang yang biasa makan dengan porsi besar, umumnya akan mengalami peningkatan selera makan dan minum pada saat berbuka puasa serta ketika sahur. JIka napsu makan tersebut dituruti selama berpuasa 30 hari, maka wajar tentunya potensi kenaikan berat badan yang dialami pun semakin tinggi.

Pada prinsipnya, kegemukan sangat rentan terjadi saat tingginya peningkatan jumlah asupan yang dikonsumsi, tidak sebanding dengan jumlah makanan yang diolah menjadi energi.

Baca juga: Puasa Bermanfaat Bagi Penderita Maag?

4. Berkurangnya Aktivitas Fisik

Semua orang tentunya paham dan memaklumi, jika sedang berpuasa, maka di siang hari membuat sulit untuk memaksimalkan energi. Saat beraktivitas normal di keseharian saja terkadang rasa lemas sudah menghantui, apalagi kalau beraktivitas bahkan jika berolahraga sambil puasa ya. Belum lagi, rasa kantuk yang rentan menyerang di sela-sela kegiatan yang kita lakukan.

Padahal, tanpa aktivitas fisik, tubuh akan semakin sulit untuk mengontrol berat badan. Jika kita mengonsumsi kalori yang berlebih selama berbuka dan sahur, maka kalori berlebih tersebut akan tersimpan dan meningkatkan berat badan.

Itulah kenapa selama berpuasa juga sangat diperlukan untuk melakukan aktivitas fisik yang membuat Kamu tetap bergerak. Tujuannya agar kelebihan kalori dimetabolisme sehingga dapat mengurangi potensi endapan kalori dan lemak dalam tubuh.

5. Kurang Tidur

Secara ilmiah dari berbagai penelitian yang dilakukan, melaporkan bahwa terbukti orang yang kurang tidur cenderung berisiko mengalami kelebihan berat badan, dibandingkan dengan orang dengan waktu tidur yang efektif. Lho kenapa bisa demikian ya?

Jawabannya adalah karena saat seseorang mengalami gangguan tidur, hal tersebut diketahui berpengaruh terhadap hormon leptin, yaitu hormon yang mengatur metabolisme tubuh dan kontrol nafsu makan.

Fungsi dari hormon leptin ini, tak lain adalah untuk menghasilkan rasa lapar serta membantu tubuh untuk mengatur nafsu makan. Sayangnya, jika hormon leptinmu terlalu tinggi, maka Kamu pun akan mengalami gangguan terhadap persepsi rasa kenyang.

Ketika hormon leptin tinggi, tubuh akan terus merasa lapar walaupun telah banyak mengonsumsi makanan. Akibatnya, selepas berbuka puasa hingga jelang waktu tidur di malam hari, Kamu pun jadi sering ngemil. Padahal, sebelum subuh, kamu harus menyantap makanan sahur.

6. Langsung Tidur Setelah Sahur

Nah, bukan rahasia lagi bahwa langsung tidur setelah sahur merupakan kebiasaan tidak sehat. Kebiasaan yang satu ini menjadi tantangan besar semua orang yang berpuasa.

Kurangnya waktu tidur akibat mesti bangun untuk makan sahur, membuat banyak orang lebih sering memilih untuk kembali tidur setelah menyantap menu sahur. Tujuannya adalah agar tidak mengantuk saat beraktivitas seharian. Pilihan ini memang hal paling dilematis di bulan Ramadan.

Efek negatif dari kebiasaan langsung tidur setelah makan, memang berujung pada risiko kegemukan. Khususnya jika kurang dari waktu 2 jam pasca santap sahur, Kamu sudah memutuskan untuk kembali tidur dengan posisi terlentang (sejajar dengan kasur). Padahal, saluran pencernaan membutuhkan waktu sekitar 2 jam untuk menggiling makanan yang belum lama Kamu nikmati.

Kegiatan tersebut akan mengakibatkan sari makanan yang sudah sempat masuk ke lambung, bisa naik lagi ke kerongkongan dan dapat mencetus asam lambung. Tidak hanya itu, gagalnya penyerapan nutrisi ini, juga membuat lemak menumpuk dalam tubuh hingga memicu kenaikan berat badan.

7. Terlalu Stres

Seperti yang telah diketahui, stres menyebabkan tubuh melepaskan kortisol yang memberitahu tubuhmu untuk mengisi ulang energi bahkan ketika Kamu belum sempat membakar banyak kalori. Saat stress, seseorang akan cenderung mendambakan makanan manis, asin, dan berlemak tinggi karena mereka merangsang otak untuk melepaskan bahan kimia yang menyenangkan untuk mengurangi ketegangan.

Efek yang menenangkan ini bersifat adiktif lho. Inilah sebabnya kenapa seseorang mulai mendambakan makanan yang mudah menggemukkan setiap kali merasa stres. Kabar baiknya, adiksi ini bisa dikurangi oleh aktivitas olahraga rutin setiap hari. Kenapa olahraga? Karena makan dan olahraga menciptakan khasiat yang sama terhadap stabilitas kesehatan mental.

Yuk, coba meminimalisasi tujuh penyumbang kenaikan berat badan ini! Agar pikiran, tubuh, dan jiwamu diliputi kesehatan dan keseimbangan selama menjalankan puasa di bulan Ramadan dan mendapatkan bonus menjadi lebih ramping karena turunnya berat badan.