Makna Idul Adha dan Hikmah Berkurban

google.com

Seruni.id – Idul Adha yang jatuh pada setiap tanggal 10 Dzulhijjah sampai dengan 13 Dzulhijjah (hari tasyrik) merupakan salah satu hari besar bagi umat Islam di seluruh dunia. Makna Idul Adha diketahui sebagai hari besar untuk memperingati peristiwa penyembelihan Nabi Ismail oleh ayahnya sendiri yaitu Nabi Ibrahim. Selain itu, umat Islam juga memaknai hari ini sebagai tanda puncaknya ritual ibadah haji di Mekkah.

pagipegi.com

Namun sebenarnya, makna Idul Adha tidak hanya melakukan penyembelihan hewan kurban dan ibadah haji di Mekkah saja. Terdapat banyak makna dan hikmah dari Hari Raya Idul Adha yang jarang sekali kita ketahui.

Pada Hari Raya Idul Adha, seluruh umat Muslim akan pastinya akan melaksanakan salat Ied dan dilanjutkan menyembelih hewan kurban seperti kambing, domba, kerbau, sapi, maupun unta. Daging hewan kurban nantinya akan dibagi-bagikan kepada saudara, tetangga, fakir miskin, serta orang-orang yang memang membutuhkan. Selain ibadah kurban dan haji, berikut ini adalah makna Hari Raya Idul Adha yang perlu kita ketahui:

Makna Idul Adha

1. Semangat Berbagi untuk Semua

Memperingati Hari Raya Idul Adha, setiap umat Muslim yang mampu dianjurkan untuk membeli dan menyembelih hewan kurban. Setelah itu, daging kurban tidak hanya disantap sendirian, tetapi harus dibagikan kepada saudara, tetangga, terutama fakir miskin dan orang-orang yang membutuhkan. Dari kegiatan ini, Idul Adha dapat menumbuhkan semangat berbagi dan tolong menolong untuk sesama.

Selain itu, makna hari besar Idul Adha yang kamu tidak ketahui adalah sebuah kunci kebahagian hidup yang Allah berikan. Selain mencintai-Nya dengan tulus, mencintai orangtua, kita juga harus mencintai sesama. Itulah mengapa, berkurban sangat disarankan bagi mereka yang mampu.

Dengan harapan, saudara-saudara di sekitar kita yang belum mampu membeli daging yang harganya mahal bisa ikut menikmati lezatnya berbagai menu olahan daging. Namun, jangan hanya saat Idul Adha saja kkita peduli dengan sesama, kita harus belajar peduli sesama setiap saat, di mana pun dan kapan pun.

2. Memberikan Pengorbanan

Ibadah pada Hari Idul Adha secara langsung mengajarkan kita dan seluruh umat Islam lainnya selalu memberikan pengorbanan kepada segala sesuatu yang dilakukan. Pada momen inilah kita diingatkan kembali bahwa untuk mencapai segala sesuatu yang kita impikan, semuanya butuh pengorbanan, maka pengorbanan wajib dilakukan.

Sama halnya dengan yang dilakukan Nabi Ibrahim, beliau bersedia mengorbankan putranya untuk Allah. Namun, karena kesungguhan dan keteguhan hati Nabi Ibrahim, Allah SWT menggantikan putranya dengan seekor domba untuk disembelih.

3. Memberi Keikhlasan

Makna Idul Adha dan kurban selanjutnya adalah mengingatkan umat Muslim untuk senantiasa ikhlas atas segala cobaan yang diberikan. Dengan ikhlas, ujian seberat apapun InsyaAllah akan mendapatkan hikmah yang terbaik dari Allah SWT. Mengenai keihkalsan, kita bisa belajar dari Nabi Ismail, di mana ketia beliau merelakan dirinya disembelih oleh ayahnya sendiri.

Bagi Nabi Ismail, mengorbankan nyawanya sebagai bentuk pelaksanaan perintah Allah merupakan bagian dari ibadah. Dan ketika Nabi Isamail ikhlas menyerahkan nyawanya, Allah membalas ke-ikhlasannya dengan usia yang panjang, dan derajat kehidupan yang lebih baik. Buktinya, kita selalu mengenang Nabi Ismail setiap tahunnya. Dan kita harus ingat, beribadah harusnya ikhlas hanya karena Allah SWT saja, ya.

4. Mendekatkan Diri Kepada Allah SWT

Sesuai makna dari kata ‘Qurban’ yang berasal dari kata Quraba atau dekat, ibadah kurban pada hari Idul Adha memiliki makna terdekat. Tak hanya mendekatkan diri kepada Allah SWT, Idul Adha juga menjadi sarana mendekatkan diri kepada keluarga dan saudara. Lewat Idul Adha pula, Allah ingin mengajarkan kita tentang kemurnian cinta. Jika kamu belum tahu, Nabi Ibrahim baru dikaruniai seorang anak saat usianya memasuki senja. Doa beliau untuk memiliki putra dikabulkan dengan lahirnya Nabi Ismail dan Nabi Ishaq.

Bisa kita bayangkan, betapa hancurnya hati Nabi Ibrahim ketika anak yang dinantikan sekian lama, dirawat dan dibesarkan dengan tulus, dicintai segenap hati, harus direlakannya ketika Allah memerintahkan kepadanya untuk menyembelih Ismail. Pasti perasaannya sangat hancur dan sangat pilu.

Namun, karena rasa cinta Nabi Ibrahim yang begitu besar kepada Allah, mendorong hatinya mempersembahkan Ismail, sesuai yang diperintahkan kepadanya. Nabi Ismail yang memiliki kecintaan sama murninya kepada Allah pun, merelakan dirinya dijadikan persembahan kepada Sang Pencipta. Tapi, cinta Allah jauh lebih murni dari cinta siapapun. Allah mengakhiri ujiannya kepada sepasang ayah dan anak, dengan cara menukar Nabi Ismail dengan hewan kurban.

5. Silaturahmi

Pada Hari Raya Idul Adha, terdapat tradisi mengunjungi sanak saudara. Interaksi dengan tetangga dan kerabat dapat terjalin ketika pelaksanaan salat Idul Adha dan penyembelihan hewan kurban. Namun ada baiknya, silaturahmi tidak hanya dilakukan pada saat hari-hari besar, maupun hari tertentu. Tetapi, setiap saat kita harus bersilaturahmi, entah itu seminggu sekali, ataupun sebulan sekali. Silaturahmi juga merupakan sebagai bukti dari keimanan seseorang kepada Allah SWT dan hari akhir. Dalam hadist dari Abu Hurairah RA disebutkan,

“Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia menyambung tali silaturahim.” (HR Bukhari).

6. Meningkatkan Ketaqwaan Kepada Allah SWT

Berkurban pada Hari Raya Idul Adha menjadi sebuah perintah yang sudah jelas tertulis di dalam kitab suci Alquran dan dapat menjadi suatu amalan yang baik dan wajib dijalankan bagi umat Muslim jika memiliki perekonomian yang cukup. Oleh sebab itu, ibadah berkurban bermaksuda untuk mengajak kita sebagai umat Muslim agar menjalankan segala perintah-Nya guna meningkatkan keimanan serta menghindarkan diri kita dari nafsu duniawi.

7. Peningkatan Kualitas Diri

Dari ritual kegamaan inilah yang akan memperkuat rasa empati, kesadaran diri, dan pengendalian dan pengelolaan diri yang merupakan cikal bakal akhlak terpuji seorang Muslim. Akhlak terpuji dicontohkan Nabi seperti membantu sesama manusia dalam kebaikan, kebijakan, memuliakan tamu, mementingkan orang lain (altruism) dan senantiasa sigap dalam menjalankan segala perintah agama dan menjauhi hal-hal yang dilarang.

Dalam Alquran disebutkan bahwa Nabi Muhammad memiliki akhlak yang agung (QS. Al-Qalam: 4). Dalam Islam kedudukan akhlak sangat penting merupakan “buah” dari pohon Islam berakarkan akidah dan berdaun syari”ah. Segala aktivitas manusia tidak terlepas dari sikap yang melahirkan perbuatan dan tingkah laku manusia.

Sebaliknya, akhlak tercela dipastikan berasal dari orang yang bermasalah dalam keimanan merupakan manisfestasi dari sifat-sifat syetan dan iblis. Dari sejarahnya itu, maka lahirlah kota Makkah dan Ka’bah sebagai kiblat umat Islam seluruh dunia, dengan air zam-zam yang tidak pernah kering, sejak ribuan tahunan yang silam, sekalipun tiap harinya dikuras berjuta liter, sebagai tonggak jasa seorang wanita yang paling sabar dan tabah yaitu Siti Hajar dan putranya Nabi Ismail.

8. Segalanya Milik Allah

Dengan adanya perayaan Idul Adha, umat Muslim akan menyadari bahwa apa yang ada di langit dan bumi adalah milik Allah SWT. Semua harta benda yang dimiliki sejatinya adalah milik Allah SWT yang sewaktu-waktu bisa diambil kembali. Penyembelihan yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim sebenarnya secara tidak langsung mengajarkan bahwa tidak ada apa pun yang dimiliki secara mutlak oleh seseorang. Semua yang dimiliki saat ini hanyalah titipan dari Allah yang dimanfaatkan sebaik-baiknya. Jadi, tak ada yang layak untuk disombongkan oleh diri kita.

Hikmah Berkurban

1. Menempatkan Cinta kepada Tuhan Sebagai Cinta Tertinggi

Sejak diperintahkan, apa yang diminta dikorbankan adalah barang atau sesuatu yang sangat dicintai atau disukai, yang menunjukkan bahwa Allah sedang menguji apakah seorang hamba itu sungguh-sungguh mencintai Allah di atas segalanya. Apakah ia mau mengorbankan apa saja untuk yang dicintainya, sekaligus menegaskan bahwa Allah adalah pemilik semuanya termasuk apa-apa yang ada dan dititipkan pada manusia.

2. Mendapatkan Bekal Taqwa

Manusia hidup di dunia harus mencari bekal takwa untuk keselamatan di akhiratnya, dengan menjalankan perintah Tuhan, dan menjauhi larangan-Nya. Manusia yang bertakwa akan tumbuh perasaannya bahwa ia adalah hamba dari Tuhannya. Berkurban merupakan bentuk ketaatan dan tunduk atas perintah Tuhan.

3. Sarana Mendekatkan Diri pada Tuhan

Kurban mempunyai akar kata qaruba, yang membentuk kata: qurb (dekat), taqarrub (mendekatkan diri), aqriba’ (kerabat). Seiring bertambahnya usia akan bertambah dekat pula dengan kematian, artinya makin dekat perjumpaan dengan Tuhan, dengan kurban minimal menjadikan kita ingat dan insaf, yang pada akhirnya berjumpa dengan-Nya dalam kebaikan.

4. Mengharapkan Kesucian Diri dan hartanya

Setiap kebaikan adalah sedekah, yang berfungsi untuk mensucikan diri dan harta. Ibadah kurban adalah amal kebaikan yang amat disukai Allah di Hari Raya Iedul Adha. (HR Tirmidzi)

5. Sebagai Penebus Dosa

“Hai Fatimah, berdirilah di sisi korbanmu dan saksikanlah ia, sesungguhnya titisan darahnya yang pertama itu pengampunan bagimu atas dosa-dosamu yang telah lalu.” (HR Al-Bazzar dan Ibnu Hibban)

6. Memupuk Sifat Mahmudah dan Memupuskan Sifat Mazmumah

Melaksanakan kurban dengan penuh penghayatan dapat memupuk sifat mahmudah yang berupa ketaatan, ketundukan atas perintah-Nya, pemurah terhadap sesama, bertobat, menambah rasa syukur, dan lainnya. Di samping itu juga memupuskan sifat mazmumah seperti cinta dunia, kikir, pelit, sombong, dendam, hasad, dan dengki.

7. Syiar Islam, sunnah Nabi Ibrahim AS

Ibadah kurban adalah syiar Islam yang melestarikan millah atau sunnah Nabi Ibrahim AS, nabi yang berjuluk khalilullah (orang yang sangat dekat dengan Tuhan).

8. Pahala dan kemudahan meniti di atas shirat

“Tiada suatu amalan yang dilakukan oleh manusia pada hari raya kurban, yang lebih dicintai Allah selain daripada menyembelih hewan kurban. Sesungguhnya hewan kurban itu pada hari kiamat kelak akan datang berserta dengan tanduk-tanduknya, bulu-bulunya, dan kuku-kukunya, dan sesungguhnya sebelum darah kurban itu menyentuh tanah, ia (pahalanya) telah diterima disisi Allah, maka beruntunglah kamu semua dengan (pahala) kurban itu.” (HR Al-Tarmuzi, Ibnu Majah dan Al-Hakim), dalam riwayat lain, “Muliakanlah kurban kamu karena ia menjadi tunggangan kamu di titian (shirat) pada hari kiamat.”

9. Rezeki Berlimpah

Selain untuk meningkatkan ketaqwaan, dengan menyedekahkan rezeki yang kita miliki untuk berkurban tentu akan jauh lebih bermanfaat dan bisa menjadi contoh penting bagi umat Muslim yang lainnya, terlebih bagi mereka golongan atas (mampu) wajib hukumnya untuk melaksanakn ibadah ini. Namun, apakah kamu tahu manfaat dari Idul Kurban ini? Nah, salah satunya yang kelak akan kamu rasakan adalah lancarnya rezeki yang kamu miliki.

10. Kurban Merupakan Wujud Ketaatan dan Kasih Sayang Sesama

Orang yang berkurban adalah orang yang ingin mendekatkan dirinya kepada Allah SWT sekaligus mendekatkan dirinya kepada sesama manusia. Daging hewan kurban kemudian dibagikan kepada kaum fakir miskin yang mungkin mengalami kesulitan untuk mengkonsumsi daging, karena tidak terjangkau oleh daya beli.

Saking pentingnya penyembelihan hewan kurban ini sampai Rasululullah saw menyatakan bahwa siapa saja yang mempunyai kemampuan (keleluasaan untuk membeli seekor kambing) lalu tidak berkurban, maka janganlah mendekati tempat shalat kami. Juga sabdanya bahwa tidak ada amalan manusia pada Hari Raya Adha yang lebih dicintai Allah, selain mengalirkan darah hewan (maksudnya : menyembelih hewan kurban).

Penyembelihan hewan kurban dilaksanakan pada tanggal 10 Dzulhijjah setelah shalat Idul Adha, atau tanggal 11, 12 sampai dengan tanggal 13. Ketiga hari terakhir ini disebut dengan hari tasyriq yang berarti “hari yang berlimpah dengan daging”.

Penyembelihan tidak boleh dilakukan sebelum pelaksanaan shalat Idul Adha. Dalam sebuah hadits riwayat Imam Bukhari dan Muslim, Rasululullah saw bersabda, “Barangsiapa yang menyembelih hewan kurban sebelum shalat maka harus menyembelih hewan lain untuk menggantinya. Dan barang siapa yang belum menyembelih, maka sembelihlah (sesudah shalat) dan sebutlah nama Allah.”

Setelah disembelih, daging hewan langsung diberikan kepada golongan fakir miskin yang mungkin dalam kesehariannya tidak mempunyai kemampuan untuk mengkonsumsi daging, karena di luar jangkauan daya beli mereka. Apabila di daerah orang yang berkurban masyarakatnya sudah terbiasa mengkonsumsi daging, maka boleh saja hewan tersebut disebarkan ke daerah-daerah yang betul-betul membutuhkannya.

Adapun hewan kurban yang disembelih, jika memiliki keleluasaan dana maka hendaknya yang jantan, yang gemuk dan bertanduk, sebagaimana kurban yang dilakukan oleh Rasululullah saw. Apabila tidak, maka yang menjadi syarat hewan kurban adalah tidak termasuk salah satu dari kategori yang empat.

Sebagaimana dinyatakan dalam sebuah hadits riwayat Imam Ahmad dan Imam yang empat serta disahihkan oleh Imam Turmudzi dan Ibn Ribban, Rasululullah bersabda, Empat jenis binatang yang tidak memenuhi syarat untuk dijadikan hewan kurban, pertama: hewan buta (sebelah) yang jelas butanya. Kedua, Binatang sakit (berpenyakit) yang jelas sakitnya. Ketiga: Binatang yang pincang, yang jelas pincangnya. Keempat: Binatang yang sudah tua yang tidak bersum-sum.”

[su_box title=”Baca Juga” style=”glass”]
Menggabungkan Kurban dan Akikah, Bolehkah?
[/su_box]

Demikianlah makna kurban dan Idul Adha yang dapat Seruni sampaikan. Selain banyak manfaat yang akan didapatkan, tentu kebahagiaan dan keberkahan akan diraih melalui hari besar ini. Karena itu jika kamu memiliki keleluasaan materi, marilah kita syiarkan Hari Raya Haji ini dengan penyembelihan hewan kurban. Dan kita harus ingat, apapun hal yang bersifat positif, tentu akan kembali pada diri kita dengan hal yang positif juga. Jadi, sudahkah ada rencana untuk berkurban pada Hari Raya Idul Adha tahun ini?

Jika sudah, semoga Allah memberikan kemudahan dan keberkahan dalam hidup kalian. Dan bagi yang belum, jangan berkecil hati. Sebab, kalian belum terlambat, masih ada waktu, yang terpenting adalah takad dan niat yang kuat untuk mewujudkannya. Semoga Allah pun akan memudahkan rezeki kalian, apalagi untuk niat yang baik ini dan menerima segala amal ibadah kita. Aamiin.