Idul Adha: Sejarah, Makna, dan Hikmahnya dalam Islam

Idul Adha: Sejarah, Makna, dan Hikmahnya dalam Islam
okezone.com

Seruni.id – Setiap tahunnya tepanya pada tanggal 10 Dzulhijjah, seluruh umat Muslim di dunia akan merayakan Idul Adha atau biasa kita mengenalnya dengan sebutan Lebaran Haji. Idul Adha berasal dari kata ‘id dan ‘adha. ‘id berakar pada kata ‘aada ya’uudu’ yang artinya menengok, menjenguk, atau kembali.

Idul Adha: Sejarah, Makna, dan Hikmahnya dalam Islam
kompas.com

Disebut demikian karena hari raya tersebut terus dilakukan secara berulang pada setiap tahunnya. Id kerap disamakan artinya dengan ‘ayyada’, yakni barhari raya. Sedangkan kata Adha bermakna qurban. Dengan demikian, Idul Adha berarti kembali melakukan penyembelihan hewan qurban atau sering disebut dengan istilah Hari Raya Qurban. Idul Adha juga dikenal sebagai Lebaran Haji, karena di saat yang sama, umat Islam dari berbagai penjuru dunia juga tengah menunaikan ibadah haji di Tanah Suci.

Namun, masih banyak yang belum memahami mengenai makna Idul Adha sendiri. Nah, melalui artikel ini, Seruni akan membahas tentang sejarah, makna, dan hikmah dari Idul Adha. Kamu bisa menyimaknya berikut ini, ya.

 

Sejarah Idul Adha

Idul Adha menjadi salah satu momen penting di dalam kalender Islam yang ditandai dengan puncak ibadah haji di Mekkah, Arab Saudi. Momen ini memperingati kepatuhan Nabi Ibrahim akan perintah Allah SWT untuk mengorbankan anaknya agar disembelih.

Di dalam Al-Qur’an surat As Saffat ayat 102, Allah SWT berfirman bahwa perintah tersebut disampaikan Allah kepada Nabi Ibrahim melalui mimpinya. Karena baktinya pada orangtua dan ketaataannya kepada Allah SWT, sang anak pun menyanggupi hal tersebut.

فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يٰبُنَيَّ اِنِّيْٓ اَرٰى فِى الْمَنَامِ اَنِّيْٓ اَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرٰىۗ قَالَ يٰٓاَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُۖ سَتَجِدُنِيْٓ اِنْ شَاۤءَ اللّٰهُ مِنَ الصّٰبِرِيْنَ

“Fa lamma balaga ma’ahus-sa’ya qala ya bunayya inni ara fil-manami anni azbahuka fanzur maza tara, qala ya abatif’al ma tu’maru satajiduni in sya allahu minas-sabirin.”

Artinya: “Maka ketika anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha berasamanya, (Ibrahim) berkata, ‘Wahai anakku! Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. maka pikirkanlah bagaimana pedapatmu!’. Dia (Ismail) menjawab, ‘Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintah (Allah) kepadamu, insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar’,”

Namun, kemudian Allah SWT menggantikan Ismail dengan sembelihan lain, yakni seekor domba. Hal ini sebagaimana yang disebutkan di dalam surat As Saffat ayat 107 yang berbunyi:

وَفَدَيْنٰهُ بِذِبْحٍ عَظِيْمٍ

“Wa fadainahu bizib-hin azim,”

Artinya: “Dan kami tebus anak itu dengan seekor domba sembelihan yang besar.”

Maka, untuk memperingati ujian Allah SWT atas Nabi Ibrahim, umat Islam pun hingga kini melakukan penyembelihan hewan qurban dan memberikannya kepada keluarga, tetangga, dan fakir miskin.

 

Apa Makna Idul Adha?

Selain dikenal sebagai Lebaran Haji, Idul dha juga disebut sebagai Yauman Nahri yang berarti sebuah perintah. Hal ini sesuai dengan hadis riwayat Abu Hurairah di mana Nabi Muhammad Saw pernah bersabda,

“Barangsiapa memiliki kelapangan rezeki lalu ia tidak dapat menyembelih hewan qurban, maka janganlah mendekati tempat kami sholat,”

Makna Idul Adha dalam kehidupan sehari-hari dapat kita renungkan kembali dari pengorbanan Nabi Ibrahim. Contohnya, apa yang telah kita berikan kepada keluarga yang membesarkan sedari kecil.

 

Hikmah Idul Adha

Lantas, apa hikmah yang dapat kita ambil dari perayaan Idul Adha? Mengutip dari buku ‘Mata Air Dakwah’ karya Rosidin adalah kesungguhan dalam beribadah kepada Allah SWT. Sebab, pada momen yang bersamaan dengan ibadah haji ini kesempatan berangkat ke Mekkah adalah keistimewaan.

Selain itu, hikmah lainnya yang dapat kita ambil adalah sebuah perjuangan. Sebab, rangkaian ibadah haji di Tanah Suci pada bulan Dzulhijjah bisa menjadi cerminan perjuangan. Maka, laksanakanlah semua yang dilakukan dengan hati ikhlas dan penuh perjuangan.

Untuk diketahui, Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah sudah menetapkan Hari Raya Qurban 1443 Hijriah jatuh pada hari Sabtu, 9 Juli 2022. Keputusan tersebut tertuang dalam Maklumat Nomor 01/MLM/I.0/E/2022 tentang Penetapan Hasil Hisab Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah 1443 Hijriah.

Sedangkan pemerintah Indonesia melalui Kementerian Agama (Kemenag) masih menunggu hasil keputusan sidang isbat. Untuk menentukan kapan Idul Adha akan dilaksanakan, biasanya akan dilakukan pemantauan hilal dan lalu kemudian dilanjutkan dengan penggumuman sidang isbat.

Baca Juga: 7 Tips Memilih Hewan Kurban Bebas PMK