Manfaat dan Risiko di Balik Penggunaan Menstrual Cup Ketika Haid

Manfaat dan Risiko di Balik Penggunaan Menstrual Cup Ketika Haid

Seruni.id – Seiring kemajuan zaman, beragam alternatif kian bermunculan untuk memudahkan perempuan dalam beraktivitas saat menstruasi, salah satunya terciptanya menstrual cup alias cangkir menstruasi.

Manfaat dan Risiko di Balik Penggunaan Menstrual Cup Ketika Haid

Meski belum banyak yang tahu, produk ini digadang-gadang lebih menguntungkan daripada pembalut, loh. Karena menstrual cup dapat menampung lebih banyak darah yang keluar saat haid. Sebelum beralih, penting sekali untuk mengetahui bahaya alat ini untuk kesehatan organ intim yang luput dari perhatian.

Apa itu Menstrual Cup?

Menstrual cup adalah alat untuk menampung darah haid yang katanya lebih praktis daripada pembalut. Alat ini ternyata sudah populer sejak 1987 silam di Amerika Serikat. Menstrual cup terbuat dari berbagai macam bahan seperti silikon hingga karet lateks. Berbeda dengan pembalut yang menyerap daah haid, alat ini justru menampungnya di dalam wadah.

Cara pakai menstrual cup, yakni dengan melipatnya hingga membentuk seperti tampon, lalu memasukkannya ke dalam vagina. Namun, agar lebih mudah, kamu bisa mengoleskan pelumas di bagian pinggil alat tersebut. Selanjutnya, lipat menjadi dua dan pegang dengan satu tangan dengan pelek menghadap ke atas. Sebaiknya gunakan alat ini sambil duduk atau berjongkok agar lebih mudah.

Alat tersebut hadir dengan berbagai kapasitas ukuran dan bisa kamu gunakan selama 12 jam dan menampung 1 ons cairan atau dua kali lipat daripada pembalut atau tampon. Setelah itu, cuci bersih sebelum kamu gunakan kembali.

Manfaat Penggunaan Menstrual Cup

Ada beberapa manfaat penggunaan alat penampung darah haid ini, apa saja?

1. Harga Terjangkau dan Ramah Lingkungan

Harga menstrual cup saat pembelian pertama memang cukup mahal, yaitu beriksar Rp450.000, tapi produk ini bisa kamu gunakan hingga 10 tahun. Jika membandingkan dengan pembalut, setiap bulannya dengan harga Rp20.000 dalam waktu 10 tahun, tentu saja alat menstrual cup jauh lebih murah. Tak hanya itu, dengan menggunakan alat tersebut, kamu juga ikut mengurangi limbah pembalut, loh. Sebab, tak ada lagi sampah pembalut yang akan kamu buang saat menstruasi.

2. Dapat Menampung Lebih Banyak Darah

Keuntungan lain dari produk ini, yaitu dapat menampung sekitar 30 ml darah haid. Jumlah ini jauh lebih banyak daripada penggunaan pembalut. Dengan menggunakan alat ini, tentu akan terasa lebih nyaman, khususnya saat hari pertama menstruasi.

3. Lebih Aman

Alat penampung darah haid ini terbilang lebih aman, karena sifatnya yang mengumpulkan darah bukan menyerapnya. Oleh karena itu, perempuan tidak berisiko terkena Toxic Shock Syndrome (TSS), yaitu infeksi bakteri langka yang terkait dengan penggunaan tampon. Serta tidak memunculkan ruam pada daerah kewanitaan. Hal ini karena tidak adanya gesekan seperti saat menggunakan pembalut.

Risiko di Balik Menstrual Cup

Setiap alat bantu menstrual pasti memiliki kelebihan dan kekurangan, tak terkecuali alat ini. Bahkan, ada bahaya yang mengintai jika kamu memakainya secara tidak tepat. Melansir dari laman Popmama, berikut bahaya di balik penggunaan menstrual cup yang tidak tepat:

1. Cairan Haid Tercecer ke Mana-mana

Alat ini memang mudah untuk kamu gunakan, namun tidak saat melepasnya. Ketika sedang dalam posisi duduk atau jongkong, kamu perlu menggunakan otot-otot dasar panggul untuk mendorong wadahnya dengan ekstra hati-hati. Jika melakukannya dengan tidak tepat, maka cairan haid akan tercecer ke mana-mana. Hal ini akan lebih rumit apabila cairan haid mengotori pakaian.

2. Iritasi pada Vagina

Menurut sebuah penelitian tahun 2011 membeberkan bahwa pengguna menstrual cup mengalami lebih banyak iritasi. Risiko iritasi lebih tinggi jika alat penampung darah haid milikmu melewati proses yang tidak steril saat dicuci, ditambah dengan kondisi tangan yang kurang higienis.

Seorang ahli kesehatan bernama Jennifer Wider mengatakan bahwa pada titik pemakaian lanjut, menstrual cup berisiko menimbulkan Toxic Shock Syndrome (TSS). Kondisi ini terjadi ketika timbul bakteri pada cairan haid yang berisiko menginfeksi serta menyebabkan iritasi pada vagina.

“Bakteri penghasil racun yang menyebabkan TSS dapat tumbuh dalam cairan menstruasi dan rentan menimbulkan infeksi jika penggunanya tidak menjaga kebersihan dengan baik,” ujar Wider.

3. Memaksakan Penggunaan Menstrual Cup yang Tidak Sesuai

Melihat kondisi vagina perempuan yang memiliki variasinya masing-masing, baik dari bentuk uterus, serviks, dan lain-lain, maka penggunaan menstrual cup menjadi poin penting yang harus kamu perhatikan. Alat ini hadir dalam berbagai jenis yang berbeda, mulai dari ukuran dan daya tampung. Sehingga kamu harus benar-benar mencari jenis yang pas, baik dari segi ukuran hingga bahan dasar.

Ketika bahaya iritasi mengintai, sebisa mungkin gunakanlah menstrual cup dengan bijak. Satu yang harus menjadi perhatikan penting adalah kebersihan tangan dan cara mencuci menstrual cup yang benar, bila hendak digunakan kembali. Bentuk menstrual cup yang unik juga menjadi penanda bahwa penggunaannya juga pasti berbeda.

Pelajari caranya dari teman atau internet, sehingga kamu tidak salah kaprah saat hendak menggunakan produk saniter untuk menstruasi yang satu ini. Kenali risiko di balik penggunaan menstrual cup saat haid seperti berbagai poin di atas. Pililah produk saniter untuk menstruasi yang menurutmu paling nyaman agar aktivitas sehari-hari juga dapat berjalan lancar.

Penggunaan Menstrual Cup dalam Islam

Menggunakan alat tersebut bagi Muslimah sejatinya perlu dipahami dari segi hukum Islam yang mempertimbangkan sejumlah aspek dalam syariat. Sebab, sebagaimana kita ketahui, menstrual cup merupakan penemuan teknologi terbaru sebagai alat menstruasi.

Melansir dari laman Republika, Mubalighah dari Darus Sunnah Internasional Instute for Hadits Sciences, Ustadzah Izza Farhatin menjelaskan, hukum penggunaan alat penampung darah haid dalam persepktif Islam perlu dilihat dari beragam aspek. Mulai dari bahan baku pembuatan, fungsi, hingga pertimbangan maslahat dan mudharat dari alat tersebut kepada yang memakai.

“Al-hukmu yaduru ma’a illatihi (hukum itu tergantung pada keberadaan illat/sebabnya). Jadi, jika unsur-unsur syariat dipenuhi semuanya, maka boleh saja menggunakan mesntrual cup bagi yang ingin,” jelasnya.

Berdasarkan pengamatannya, alat tersebut memiliki fungsi untuk menangkap atau menampung darah haid yang keluar ke dalam sebuah wadah elastic tersebut. Secara umum, ia melihat tak sedikit dari kalangan medis yang telah menjamin aspek kesehatan dari alat tersebut bagi penggunanya.

Kendati demikian, hal tersebut tidak lantas menjadi kebenaran sebagai landasan hukum dalam penggunaannya. Para wanita Muslimah sebaiknya lebih teliti lagi dan mencari tahu lebih jauh tentang komposisi, manfaat, serta mudharat di balik alat tersebut.

“Seperti yang saya perhatikan ya, mungkin dari sisi pemakaian itu agak ribet. Jadi mungkin kurang fleksibel dan banyak perempuan yang belum terbiasa dengan itu,” kata dia.

Pemakaian yang kurang fleksibel dari itu pun dinilai belum tentu terbebas dari risiko. Adapun risiko yang dimaksud adalah kekhawatiran tercecernya darah yang berakibat pada kebersihan penggunanya. Sedangkan dalam Islam, kebersihan merupakan hal yang ditekankan.

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Ibnu Mas’ud, Rasulullah SAW bersabda: “An-nazhafatu minal-iman,”. Yang artinya: “Kebersihan itu sebagian dari iman,”. Sehingga penggunaan menstrual cup meski telah melewati tahapan syariat pun harus dikembalikan lagi bagi para penggunanya.

“Kalau sekiranya kita tidak nyaman dan tidak bisa memakai itu (menstrual cup), lebih baik tidak dipakai. Jika takut-takut menimbulkan risiko,” ujarnya.

Waspadai Penyelewengan

Dalam beberapa waktu belakangan, alat tersebut memang cukup menyita perhatian warganet. Beberapa keuntungan dari penggunaan menstrual cup dinilai banyak pihak dapat menghasilkan manfaat berlebih jika dibandingkan dengan penggunaan pembalut. Selain lebih ekonomis dari pembalut, teknologi ini juga dapat membantu mengurangi limbah konsumsi.

Meski demikian, Ustadzah Izza mengingatkan jika di kemudian hari penggunaan menstrual cup semakin marak, maka penyelewengan terhadap komposisi produk pun bisa terjadi. Hal inilah yang perlu kamu waspadai secara bersama.

“Jika nanti, ini andaikan, ada penyelewengan syariat dalam produksinya karena banyaknya permintaan misalnya, maka hukum penggunaan menstrual cup bisa berubah. Yang tadinya boleh, bisa menjadi haram,” ujarnya.

Untuk itu ia mengimbau setiap Muslimah secara khusus, lebih peduli terhadap setiap produk yang digunakan sehari-hari. Hal itu baik itu dari bahan baku, sumber produksi, maupun pertimbangan lainnya yang mengacu pada syariat Islam.

Baca Juga: 7 Penyebab Darah Haid Berwarna Hitam, Bahaya atau Tidak?

Nah, itulah beberapa fakta mengenai alat penampung darah menstruasi, mulai dari manfaat hingga risikonya. Setelah membaca artikel ini, apakah kamu berencana untuk mencobanya?