Mbah Asrori Si Raja Sedekah

Seruni.id – Mbah Asrori adalah seorang pria yang usianya sudah jauh dari kata muda, yakni 96 tahun. Tapi semangatnya menebar kebaikan justru jauh lebih kuat. Ia kerap berkeliling menggunakan sepedanya, membawa kantong kresek yang biasanya berisi 150 kantong nasi. Lantas, untuk apa Mbah Asrori membawanya?

Related image

Saat itu, ia bertemu dengan salah seorang pemulung, lewat di depan matanya. Tanpa berpikir panjang, Mbah Asrori langsung merogoh kantong plastik bawaannya, dan mengeluarkan satu bungkus nasi kuning komplit dengan lauk nan lezat. Bungkus nasi itu ia berikan gratis pada seorang pria yang baru saja berlalu di hadapannya.

Ternyata, ia memang kerap membagikan nasi-nasi itu pada pemulung, tukang becak, atau kaum dhuafa di manapun berada. Selama mereka membutuhkan, selagi ada, Mbah Asrori pasti memberikannya.

Kakek ini memang bukan pengusaha. Uangnya juga tidak menumpuk. Dia juga bukan seorang pejabat. Hidupnya sama seperti mereka yang bernaung dalam rupiah pas-pasan. Ia hanya seorang tukang pijat, yang menyambi waktunya mengajar mengaji di sore hari.

Penghasilannya? Tak menentu. Paling banyak, hanya Rp 800.000 per bulan. Namun, itu tidak pernah menghalangi niatnya untuk selalu bisa berbagi dengan sesama.

“Iya, buat celengin di akhirat,” ucap si Mbah polos.

Bahkan, ia juga tidak pernah khawatir kekurangan uang, karena selalu saja ada rejeki yang tak ia sangka. Bahkan, lima tahun lalu, si Mbah bisa berangkat haji dengan uang hasil tabungannya. Kakek yang mendapat julukan “Raja Sedekah” ini memiliki keyakinan jika apa pun bisa kita lakukan, asal yakin pada Allah SWT. Sang Pemilik Segala.

Baca Juga: 9 Amalan yang Dapat Meleburkan Dosa

Setiap Jumat pagi, si Mbah yang kini berusia 96 tahun itu, berangkat dari rumahnya yang ada di Jalan Pati Unus II No 14 Kecamatan Gayamsari, untuk membeli sekitar 150 bungkus nasi lengkap dengan lauknya. Kemudian, dengan sepeda kesayangannya, Mbah Asrori berkeliling kampung sembari membagi-bagikan nasi bungkus pada warga yang membutuhkan.

Jelas, kebiasaannya ini membuat banyak orang takjub. Karena, untuk bersedekah, kakek yang masih semangat di usia senja ini rela menyisihkan sebagian besar dari penghasilannya.

Namun, jiwa sosialnya ini tidak muncul seketika, ia mengaku mulai menanamkannya sesaat setelah menikah, yakni di usia 30 tahun. Dan aksi bagi-bagi nasi bungkus ini berawal dari rasa ibanya saat melihat kondisi seorang janda beranak satu, yang tak lain menjadi penjual nasi bungkus.

Sejak saat itulah, setiap Jumat, Mbah Asrori selalu memborong nasi bungkus milik wanita itu, untuk kemudian ia bagi-bagikan. Dengan membeli dagangannya, si Mbah merasa dapat membantu wanita tersebut, sekaligus orang-orang yang membutuhkan makan.

“Sejak nikah, pengin banget deket dengan Gusti Allah. Makanya saya suka amal,” ujar pria murah senyum yang selalu membawa radio kecil saat mengayuh sepedanya.

Kisah lain dari si Mbah yang tak kalah menakjubkan adalah saat tahun 1980 lalu, Mbah Asrori pergi umrah untuk pertama kali. Menggunakan pesawat kecil yang harus mengisi bahan bakar di Colombo Sri Langka.

Saat itu usianya masih 58 tahun. Kemudian tahun 2005, si Mbah berangkat haji, naik Garuda Boeing 747, bersama 350 jamaah lainnya, di usia 83 tahun.

Dan tahun ini, 2019, ia diantar oleh seorang Creative Sosialpreneur, Saptuari, untuk pergi umrah bersama dari Bandara Adi Sucipto, Jogja. Dan dilanjutkan naik Garuda Boeing 777 di Jakarta. Saptuari mengaku si Mbah masih terlihat sehat dan lincah di usianya yang hampir 100 tahun itu.

“Kabeh gratis! Ra ono sik mbayar,” cerita Saptuari di akun Instagram pribadinya, mengungkapkan apa yang Mbah ceritakan.

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Creative Sosialpreneur (@saptuari) on

 

Saptuari juga mengajak kita belajar pada si Mbah, yakni bagaimana cara si Mbah memuliakan agama Allah, dengan mengajar mengaji dan sedekah rutin dengan penuh keikhlasan hati. Hal tersebut membuat Allah pun memberikan fasilitas berlimpah, serta usia yang berkah hingga hari tuanya Mbah Asrori.

Maa syaa Allah. Sehat terus ya, Mbah!