Mungkin Aku adalah Orang yang Nista, Tapi Aku Ingin Berubah Baik

nista

Seruni.id – Saat itu, hatinya terasa sakit sekali. Lagu yang telah melambungkan namanya, yang dia banggakan, dicemooh sebagai lagu nista. Lagunya, dituding sebagai racun, merusak moral generasi muda. Lagu hit yang dibanggakannya itu seolah tak ada harganya. Menjadi benalu dan perusak moral masyarakat.

Lagunya dihina dan dicemooh, bukan di warung cafe ataupun warun kopi. Tidak pula dicemooh dalam simposium seni. Penilaian negatif itu disampaikan di depan ribuan orang. Di hadapan jemaah tablig akbar di berbagai masjid, rumah Allah. Dan sang pencemooh tersebut bukan seniman ataupun pejabat, melainkan seorang ustadz. Pengkritik dirinya adalah, Abdul Somad.

Batin penyanyi dangdut itu pun gusar dan marah. Bertanya-tanya siapa sih gerangan ustadz yang baru tenar itu. Awalnya penyanyi tersebut berniat melaporkan sang ustadz ke polisi karena telah berani menghina “ Keong Racun”, single yang telah mengantarkannya ke dunia hiburan.

Pedangdut yang batinya meradang marah itu adalah Cinta Penelope. Dia tak terima lagu kebanggaan itu dikecilkan dan dihina di hadapan jemaah pengajian. Rasa geram itu menuntunnya untuk mencari tahu sosok dari Ustadz Abdul Somad.

Cinta Penelope pun menjelajahi Youtube. Terkadang juga media sosial. Dia benar-benar mencari tahu siapa ustadz itu. Video demi video ceramah sang ustadz asal Pekanbaru itu dia tonton dan dengarkan. Cinta berusaha menakar seberapa dalam ilmu ustadz yang sedang ramai diperbincangkan itu.

Berbagai ceramah Abdul Somad sudah ditonton dan didengarkan. Tapi ada yang dirasakan aneh dalam jiwanya. Api amarah yang semula berkobar menjadi padam. Hatinya berubah tentram. Ceramah itu mengubah jiwa. Menuntunnya ke jalan hijrah, berhijab.

“Mungkin kalau dulu saya agak marah gara-gara lagu saya. Sekarang malah saya mau berterima kasih sama Beliau,” kata Cinta.

Baca juga: Karena Ceramah Ustad Abdul Somad, Cinta Penelope Memutuskan Berhijab

Keputusan Cinta membuat banyak orang kaget, heboh. Sangat jarang yang tidak kenal dengan wanita 33 tahun ini. Pedangdut tenar itu lekat dengan kesan seksi dan terbuka. Tampilannya selalu bikin hati lelaki berdesir, syahwat tergoda, menggugah birahi. Kini, semua berubah drastis.

Dia berhijab sejak 1 Januari 2018. Saran untuk menunda berhijab dia abaikan. “ Aku bilang, aku takut mati tanggal dua, karena aku janji pakai jilbab tanggal satu,” tutur Cinta.

Sekarang, tak ada lagi busana mini. Baju-baju pengundang syahwat itu ditanggalkan. Kini dia mengenakan hijrah dengan hijab syar’i. Bila Anda melihat penampilan Cinta saat ini, maka akan terasa teduh.

Tak hanya busana. Dia juga lebih memilih dalam bekerja. Agenda yang tidak bisa dijalani dengan hijab dia tinggalkan. Meski jadi penanggungjawab nafkah keluarga, Cinta tidak takut miskin dengan keputusan ini.

Kini, dia pasrahkan semua kepada Allah. Seperti yang terucap saat meminta restu kepada sang bunda untuk berhijrah.

“Apapun yang terjadi kedepannya, entah Allah membuka aibku atau apa, itu semua godaan dan aku harus mampu melewatinya,” kisah Cinta.

Itulah jalan hidup. Tidak ada yang tahu. Namun, hidayah memang tidak hanya sekedar ditunggu kedatangannya, melainkan harus dijemput.

Tidak hanya Cinta Penelope. Pengalaman hijrah yang menggetarkan juga dialami oleh rekan-rekan artis yang dulu jug dikenal dengan pakaian terbuka nan seksi. Salah satunya adalah Sarah Vi, pemeran utama “ Inem Pelayan Seksi”.

Sama seperti Cinta. Saat berjaya Sarah Vi juga lekat dengan kesan seksi. Namanya terkenal setelah memerankan Inem dalam serial yang booming tahun 1997 itu. Pakaian mini seolah jadi identitas Sarah saat itu.

Namun dia mengubah hidupnya pada 2006. Dia vakum delapan tahun untuk memperdalam Islam. Memantapkan diri dan hati untuk hijrah, jalan yang telah diambilnya. Dan kini, Sarah Vi yang dulu dikenal seksi telah hidup tentram dengan kehidupan baru. Kehidupan setelah hijrah.

Selain dua artis itu, ada pula Eva Arnas. Mantan bintang film panas yang juga berhijrah. Bagi pencinta film dekade 1980an, artis ini tak asing. Saat masih jaya, dia kerap memerankan adegan dewasa.

Namun Eva memutuskan meningalkan dunia itu. Semua kaset dan CD film-film yang telah dia bintang dibakar habis. Dia benar-benar ingin meninggalkan masa lalu itu. Setelah tak aktif di dunia peran, dia bahkan bantig setir. Dia rela jualan lontong sayur untuk bertahan hidup.

Keputusan harus diambil. Selama keputusan itu baik, tidak semestinya ditunda. Itulah yang dilakukan oleh ketiga atris itu. Semua orang punya masa lalu. Masa lalu setiap orang juga bisa sekelam jelaga. Tapi semua orang juga punya hak untuk menjemput hidayah, untuk berubah, hijrah menjadi lebih baik.