Sara Bokker Merasa Lebih Terhormat Ketika Memeluk Islam

medium.com

Seruni.id – Sara Bokker, adalah seorang mantan model yang kerap menjalani hidup dengan penuh kemewahan, itulah yang dicita-citakan sejak kecil. Itu pula yang mendasarinya memilih tinggal di Florida dan kemudian South Beach Miami, hotspot bagi mereka yang mencari kehidupan glamor. Namun, kini Sara telah meninggalkan kehidupan galmornya. Ia lebih memilih menjadi seorang mualaf, karena menurut Sara, ia merasa lebih terhormat ketika memeluk Islam.

Gambar terkait
picswe.com

[read more]

Berawal ketika apa yang diimpikannya telah ia raih, menjadi seorang model dan personal trainer, tinggal di apartemen kelas atas, dan tiap akhir pekan berjemur sepanjang siang di Pantai Miami yang eksotis.

“Sungguh sebuah living in style sesungguhnya, seperti yang kuimpikan,” katanya.

Namun, lama kelamaan, Sara merasakan hampa dalam dirinya. Ia mulai merasakan bahwa selama ini ia sudah menjadi budak mode. Dirinya menjadi tawanan penampilannya sendiri. “Aku merasa aku adalah budak mode. Aku adalah seorang ‘sandera’ bagi penampilanku sendiri,” katanya.

Karena merasa sudah tidak ada kenyamanan. Perlahan-lahan, Sara mulai meninggalkan dunia glamornya, di mana dulu ia sering mengonsumsi alkohol, dan pesta pora. Saat itu, ia lebih memilih untuk melakukan meditasi.

“Tapi itu,” paparnya, “hanya sebatas ‘pembunuh rasa sakit’ atau pelarian diri dan bukan obat yang sesungguhnya.”

Di tengah kebingungannya, tragedi 11 September 2001 menjadi awal mula Sara mengenal Islam. Di mana pada masa itu banyak orang yang menganggap bahwa agama yang dibawa oleh Rasulullah SAW ini sebagai agama yang mengajarkan kekerasan, terorisme, pedang, dan lain sebagainya.

Ditambah lagi, saat terjadinya peristiwa pengeboman World Trade Center (WTC) di Amerika Serikat yang dilakukan oleh sekelompok orang yang mengatasnamakan Islam. Tragedi yang menewaskan ribuan orang begitu membekas dibenaknya. Namun, di balik upaya sekelompk orang yang mendiskriminasikan Islam, Sara Bokker menemukan hidayah dari Allah.

Ia justru semakin penasaran dengan Islam. Pertama kali ia mendapatkan informasi tentang Islam adalah saat ada seorang wanita terkurung di dalam tenda, diikuti oleh umat yang merupakan para pemukul istri’, harem, dan terorisme.

Suatu ketika, secara iseng Sara mulai membuka Alquran yang disebutnya sangat kontroversial di Barat. Ia terhenyak.

“Aku pertama kali tertarik pada gaya dan pendekatan Alquran, dan kemudian tertarik pandangan tentang eksistensi, kehidupan, penciptaan, dan hubungan antara Pencipta dan ciptaan,” katanya.

“Aku menemukan Alquran sangat menghujam dalam sanubari, bahkan untuk memahaminya kita tak perlu interpreter atau pendeta,” lanjutnya.

Semakin hari, Sara semakin giat untuk mempelajari Islam lebih dalam. Pada setiap kesempatan, Sara kerap membeli buku-buku keislaman, ataupun membacanya lewat internet. Sampai suatu hari, tanpa sadar Sara membeli gaun panjang dan sebuah kain penutup kepala.

“Hingga satu hari tanpa sadar aku membeli gaun panjang yang cantik dan penutup kepala menyerupai busana wanita Muslim dan berjalan menyusuri jalan yang sama dan lingkungan di mana beberapa hari sebelumnya aku berjalan dalam celana pendek, bikini, atau pakaian ala Barat lainnya,” katanya.

Meskipun lingkungannya sama seperti sebelumnya, namun terasa berbeda, Sara lebih terhomat ketika mengenakan pakaian yang tertutup. Sara pun tiba-tiba saja merasakan beban berat di pundaknya telah hilang.

“Jika sebelumnya orang melihatku dengan pandangan bernafsu, bak pemburu melihat mangsanya, dengan busana ini aku tak menemukannya. Tiba-tiba aku merasa rantai yang membelengguku sudah terlepas, dan aku kini bebas!” katanya.

Ia segera memutuskan untuk masuk Islam, dan di Miami, ia bersyahadat.

Mau tak mau, Sara teringkat akan bagaimana ia menjalani masa lalunya. “Bikini yang dulu merupakan lambang kebebasanku, justru menjauhkan aku dari nilai-nilai agama dan kedudukan sebagai manusia terhormat,” tandasnya.

“Tiada yang lebih menggembirakanku selain dari menanggalkan bikiniku di pantai. Melepasan diri dari gaya hidup Barat yang gemerlap, dan kemudian hidup damai bersama Allah SWT, serta hidup di tengah-tengah masyarakat sebagai pribadi yang memiliki nilai dan berguna bagi mereka,” imbuhnya.

[su_box title=”Baca Juga” style=”glass”]
Pria ini Menjadi Mualaf, Setelah Koma dan Mimpi Masuk Neraka
[/su_box]

Kini Sara Bokker telah menjadi seorang Muslim, ia merasa berutuntung memiliki kesempatan untuk bertaubat dan memeluk Islam. Ada satu hal penting lagi yang dilakukan Sara Bokker, yaitu menyampaikan pengalamannya pada sesama perempuan yang mungkin tidak pernah memiliki kesempatan seperti dirinya.

[/read]