Berita  

Innalillahi, Sulawesi Selatan Diterjang Banjir dan Longsor

Seruni.id – Duka menyelimuti Sulawesi Selatan yang diterjang banjir dan longsor. Hujan dengan intensitas tinggi menjadi pemicu terjadinya bencana tersebut. Setidaknya, terdapat lima Kecamatan yang tergenang banjir Kota Makassar, yakni, Kecamatan Biringkanayya, Kecamatan Tamalanrea, Kecamatan Panakukang, Kecamatan Manggala, dan Kecamatan Tamalate.

Image result for banjir gowa sulawesi selatan

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, pun menyampaikan jika ada seribu rumah yang terendam banjir dengan rata-rata ketinggian air mencapai 50 sampai 150 cetimeter.

“1.000 unit rumah terendam dengan TMA 50-150 cm. Korban jiwa masih dalam pendataan,” ucap Sutopo, Rabu (23/1).

Sementara untuk tanah longsor, Sutopo menyebut ada 7 wilayah yang terdampak di Sulawesi Selatan, antara lain:

  • Kabupaten Gowa,
  • Kecamatan Somba Opu,
  • Kecamatan Bomtomarannu,
  • Kecamatan Pattalassang,
  • Kecamatan Parangloe,
  • Kecamatan Pallangga, dan
  • Kecamatan Tombolapao.

Sutopo mengatakan, karena musibah tersebut beberapa akses jalan pun tak bisa dilalui warga. Sementara ini, ada dua jembatan yang hanyut terbawa banjir.

“Di Jalan Poros Malino Desa Lonjoboko Kecamatan Parangloe longsor, di Dusun Mampua Desa Datara Kecamatan Tompobulu longsor menutup badan jalan. Lalu di Desa Bilanregi Kecamatan Parigi longsor menimbun 5 unit rumah. Longsor juga menimbun jalan di Desa Bili-bili Kecamatan Bontomarannu,” ucap Sutopo.

Sementara untuk jembatan putus berada di Desa Moncongloe Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa. Jembatan tersebut menghubungkan akses Manuju menuju Sapaya, Sulawesi Selatan.

“Jembatan Jenelata Desa Moncongloe Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa, jalur penghubung Manuju-Sapaya, terputus. Dan Jembatan Dusun Limoa Desa Patalikang Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa,” jelasnya.

Sutopo juga mengatakan jika hujan tersebut mengakibatkan pohon tumbang di Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa. Akibatnya, akses jalan pun terganggu.

“Pohon tumbang di Jalan Tun Abdul Razak, dan di Jalan Yusuf Bauty di Kecamatan Somba Opu mengakibatkan akses jalan terganggu,” tutupnya.

Pemerintah Kabupaten Gowa melaporkan bahwa ada enam warganya yang tewas akibat banjir dan longsor pada Selasa, (22/1). Hal tersebut tak lain imbas dari meluapnya air Sungai Jeneberang di Bendungan Bili-bili.

Bupati Gowa, Adnan Purichta, mengungkapkan rasa duka yang mendalam atas musibah tersebut. Ia terus berupaya melakukan evaluasi dan memberikan bantuan sesegera mungkin, kepada para korban banjir dan longsor.

“Kita berduka cita atas adanya korban meninggal dalam musibah bencana alam ini. Kita terus berupaya melakuan evakuasi dan membantu warga yang terdampak banjir,” ujar Adnan Purichta Ichsan.

Tingginya elevasi air di bendungan Bili-bili, dikabarkan mencapai angka di atas 101,36 meter dan membuat pengelola waduk harus membuka pintu air. Hal ini juga yang akhirnya membuat beberapa wilayah dataran rendah terdampak banjir dan longsor.

Tujuan dibukanya pintu air agar bendungan tidak jebol akibat semakin tingginya elevasi air. Namun, ketika pintu air dibuka, air langsung meluap dan merendam rumah warga. Dan sementara ini, data keenam korban tersebut adalah:

  • Akram Al Yusran (3 tahun) dari Pangkabinanga,
  • Rizal Lisantrio (48) dari Batara Mawang (meninggal tersengat listrik),
  • Sarifuddin Daeng Baji,
  • Seorang bayi belum teridentifikasi, dan
  • Dua korban longsor juga belum teridentifikasi.

Selain korban tewas, belasan korban lain juga mengalami luka-luka, dan 10 orang dinyatakan hilang akibat tertimbun longsor di daerah Kecamatan Manuju dan Kecamatan Bongaya. Hal tersebut juga disampaikan langsung oleh Adnan.

Baca Juga: Mengapa Tsunami Selat Sunda bisa Terjadi Tanpa Adanya Gempa?

“Ada laporan jika 10 warga lainnya hilang akibat longsor yang terjadi di dua Kecamatan yakni Manuju dan Bongayya,” ujarnya.

Identitas korban yang hilang pun belum diketahui. Sementara, dua di antaranya diketahui merupakan warga Bonto Marannu dan Palangga. Selain 10 orang hilang, 4 warga dilaporkan mengalami luka-luka.

Hingga berita ini diturunkan, Bupati Gowa, Adnan, sudah langsung turun ke lokasi untuk mengecek beberapa titik longsor di wilayahnya.

Sementara Prof. Nurdin Abdullah, Gubernur Sulawesi Selatan membagikan video proses evakuasi korban banjir yang dilakukan oleh tim Basarnas, pada akun Instagram pribadinya:

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Prof. Nurdin Abdullah (@nurdin.abdullah) on