Viral Foto Bayi Kerokan, Berbahayakah?

Viral Foto Bayi Kerokan, Berbahayakah?
orami.co.id

Seruni.id – Kerokan merupakan sebuah terapi pengobatan alternatif yang kerap dilakukan orang Indonesia untuk mengatasi gejala masuk angin. Berbicara masalah kerokan, baru-baru ini jagat media sosial diramaikan dengan sebuah foto bayi yang sedang dikerok.

Viral Foto Bayi Kerokan, Berbahayakah?
popmama.com

Kemunculan foto tersebut pun menjadi sorotan warganet dan mengundang berbagai perdebatan. Tak sedikit warganet yang merasa geram melihat aksi orang dewasa tersebut yang tengah mengerok punggung bayinya.

Belum diketahui secara pasti siapa wanita yang melakukan tindakan tersebut kepada sang bayi. Namun, diketahui foto tersebut tampaknya diunggah melalui WhatsApp Story dengan keterangan,

“Anak bayi dikerokin anterng banget, kalau yang lain mah udah negreog #Goodboy.”

 

Bolehkan Bayi Kerokan?

Melansir dari laman Halodoc, dokter spesialis anak, Angga Wirahmadi menuturkan bahwa kerokan pada dasarnya merupakan aktivitas memberikan gesekan atau parutan di kulit. Aktivitas ini bisa menimbulkan pelebaran pembuluh darah kulit, sehingga membuat tubuh menjadi lebih rileks. Namun, kerokan tidak disarankan dilakukan pada bayi di bawah usia satu tahun.

“Meski demikian, kerokan pada bayi di bawah usia satu tahun tidak disarankan karena dapat menimbulkan rasa nyeri, luka, dan bengkak pada lokasi kerokan yang disebabkan kulit bayi yang masih tipis,” ujarnya.

Angga juga menegaskan, bahwa kerokan bisa menimbulkan bahaya dari dua sisi. Pertama dalah prosesnya dan yang kedua adalah minyaknya atau zat yang digunakan. Seperti yang kita tahu, bayi memiliki kulit yang tipis dan masih sangat sensitif terhadap benda-benda asing. Sehingga kerokan memiliki risiko yang sangat tinggi.

Berbagai dampak yang muncul bisa berupa rasa nyeri, kulit kemerahan, hingga bengkak. Parahnya lagi, luka yang timbul akibat aktivitas tersebut bisa menjadi media kuman penyebab infeksi seperti bakteri atau virus untuk masuk.

“Zat atau minyak yang dipakai juga dapat mennyebabkan iritasi kulit dan peradangan kulit anak,” tambahnya.

 

Kerokan Belum Tentu Bermanfaat bagi Anak

Belum ada batasan usia pasti kapan anak boleh dikerok. Namun, semakin bertambah usia, semakin aman anak dikerok. Hanya saja, orangtua perlu benar-benar teliti dan memastikan apakah kerokan memiliki manfaat untuk anak? Akan lebih baik, apabila anak sakit, carilah metode alami lainnya.

Orangtua harus paham, bahwa pengobatan alami bagi orang dewasa belum tentu aman untuk anak-anak. Terlebih bagi para balita. Jika tetap ingin melakukannya, sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu kepada dokter terkait keamanannya.

Pendapat lain juga diungkapan oleh dokter anak, Tisnasari Hafsah. Ia juga tidak menganjurkan bayi untuk kerokan. Selain itu, dirinya pun tidak menganjurkan anak untuk dipijat dengan cara ditekan berlebihan.

 

Lantas, Apa yang Bisa Dilakukan oleh Orangtua?

Daripada mengerok anak ketika mereka sedang sakit, carilah cara yang lebih aman dan bermanfaat. Adapun yang bisa dilakukan orangtua untuk mengurangi hejala sakit pada anak, di antaranya:

 

Mengompres dengan Air Hangat

Ketika mendapati anak dalam keadaan demam, jangan langsung mengeroknya untuk meredakan demam tersebut. Cara aman yang bisa dilakukan adalah dengan mengopresnya menggunakan air hangat. Kamu bisa menggunakan waslap basah dengan suhu hangat, lalu tempelkan pada dahi si kecil.

 

Penuhi Asupan Cairan Bayi

Jika anak mengalami demam ringan, cukupilah cairan tubuhnya, agar membantu sistem kekebalannya meningkat dan dapat melawan virus serta bakteri. Karena itu, cobalah berikan ASI atau air ketika anak sedang tidak enak badan.

 

Mandi Air Hangat

Hal ini dapat membantu menurunkan suhu tubuh bayi, ketika air menguap dari tubuhnya.

Demikianlah penjelasan singkat mengenai bahaya kerokan pada bayi dari sisi medis. Karena itu, hindarilah mengerok bayi kecuali dokter menyatakan jika perawatan ini aman.

Baca Juga: 9 Jenis Obat Masuk Angin Tradisional dan Alami

Sebaliknya, ibu dapat melakukan beberapa cara alami seperti kompres hangat ketika merawat bayi yang sedang tak sehat. Namun, jika dalam beberapa hari anak tak kunjung membaik, segeralah periksakan dirinya ke dokter.