“Biarkan Ibu Menangis Sekarang”

Gambar via: blogspot.com

Seruni.id – Kasih sayang seorang Ibu, sudah ada jauh sebelum ia dapat melihat dan memeluk anaknya. Ibu adalah orang yang tak memiliki dendam, meski sang anak melukai hatinya berkali-kali. Ibu, adalah pemilik air mata paling tenang. Tangis seorang Ibu kerap pecah, tanpa sepengetahuan anak-anaknya. Kali ini, Ibu ingin bertanya, bolehkah kau biarkan ibu menangis sekarang?

Hasil gambar untuk
Gambar via: iwanjanuar.com

Biarkan ibu menangis sekarang, Nak!

[read more]

Menangisi caramu berpakaian
Menangisi caramu bicara pada Ibu
Menangisi keterlambatanmu menunaikan salat Subuh
Menangisi keenggananmu membuka lembar-lembar Alquran
Menangisi ketidak-sungguhanmu beribadah

Jangan kau harap Ibu akan berhenti berkata-kata setiap menemuimu seperti ini

Ibu akan terus bicara
Menegur dan memintamu memperbaikinya
Walau nanti ujungnya Ibu menangis

Jangan pula kau berpikir Ibu terlalu rempong dengan urusanmu, Nak

Tidak …
Itu bukan hanya urusanmu …
Ibadahmu …
Penampilanmu …
Interaksimu dengan Alquran …
Bahkan pergaulanmu …

Semua itu juga urusan Ibu
Urusan kami, orangtuamu
Karena itulah inti dari pengasuhan

Ibu rela, Nak
Menghabiskan waktu mendampingimu untuk masalah ini
Karena Ibu ingin kelak menemui Allah dalam keadaan tersenyum
Hanya itu, Nak

Jadi
Tolonglah kau perbaiki cara berpakaianmu, agar sesuai syariat
Rendahkan nada bicaramu di hadapan orangtua
Terutama di hadapan Ibu dan Ayah
Khusyu’lah dalam beribadah
Banyak-banyaklah berinteraksi dengan Alquran
Karena inilah bekal kita sesungguhnya

Dan Ibu tidak akan berhenti bicara masalah ini
Karena bagi Ibu
Lebih baik Ibu menangis sekarang
Daripada menangis nanti … di akhirat

Andai engkau paham anakku
Betapa besar cinta Ibu padamu

Dan betapa sesungguhnya
Ibu tidak butuh kelak engkau menangisi jenazah Ibu
Yang Ibu butuhkan hanyalah ketaatanmu pada Rabb-mu

Biarkan Ibu menangis sekarang, Nak!

Oleh: Dewi Yulia
Dikutip dari Buku Ketika Cinta Digugat: Biarkan Ibu Menangis Sekarang

[su_box title=”Baca Juga” style=”glass”]
“Barangkali, Allah Memanggil Saya saat Ini”
“Ayah Justru Memeluk, Bukan Membentak Meski Saya Sering Ketus”

[/su_box]

[/read]