Cara Menyikapi Pengalaman Buruk Masa Lalu Menurut Psikiater

Cara Menyikapi Pengalaman Buruk Masa Lalu Menurut Psikiater
halodoc.com

Seruni.id – Pengalaman buruk menjadi bayang-bayang yang paling menakutkan. Terlebih, jika hal yang pernah terjadi begitu menyakitkan. Namun, yang berlalu biarlah berlalu. Tak perlu disesali, apalagi sampai menyalahkan diri sendiri. Menyalahkan diri, tidak akan memutus ingatan burukmu tentang masa itu. Meski kadang kala, pengalaman buruk kerap menghantui hingga membuat diri merasa gelisah.

Melupakan pengalaman buruk, tidak semudah mengedipkan mata. Namun, kita bisa melakukan upaya agar bisa berdamai dengannya. Ada hal yang bisa kita lakukan agar tidak terus tersiksa dnegan memori pengalaman buruk tersebut.

Menurut seorang psikiater, Yoon Hong Gyun, dalam bukunya yang berjudul ‘How to Respect Myself’ menyebutkan, bahwa struktur memori manusia sangat tidak stabil. Jadi, wajar saja jika ingatan yang sederhana lebih mudah untuk dilupakan.

 

Lantas, bagaimana cara menyikapinya?

Untuk menyikapi pengalaman buruk tersebut, sang psikiater menyarankan untuk berhenti bertanya. Seperti, “Mengapa hanya aku yang mengalami ini?”. Mungkin menurut kita, kata tersebut sangat sepele dan tidak akan berpengaruh. Padahal, kata ‘mengapa’, hanya akan menambah kritik terhadap hidup san nasib sendiri.

Pun dengan kalimat ‘mengapa hanya aku?’, hanya akan mempererat ingatan dan emosi. Pengalaman buruk yang semula sudah tenggelam, justru muncul kembali hanya karena kata ‘mengapa’.

Jadi, ketika kamu pernah punya pengalaman buruk, cobalah untuk berhenti menghujani diri sendiri dengan pertanyaan ‘mengapa hanya aku?’ atau ‘mengapa aku jadi seperti ini?’. Pertanyaan tersebut hanya membuat kenangan buruk yang terikat dengan perasaan yang buruk menjadi muncul kembali.

Ketika kamu belum benar-benar bisa mengubur kisah buruk di masa lalu, setidaknya jangan terlalu keras pada diri sendiri. Apalagi, dengan pertanyaan “Mengapa hanya aku”.

Baca Juga: 360 Kata-kata Motivasi Hidup dan Bijak untuk Membangun Semangat

Meski pengalaman buruk menggoreskan luka, tapi biarlah itu menjadi bagian dari hidup. Jadikan hal tersebut sebagai pelajaran agar tidak terulang kembali. Kini, saatnya untuk lebih fokus menjalani hari tanpa beban. Semoga seiring berjalannya waktu, kamu bisa menjadi versi terbaik dari dirimu.