Dasa Darma Pramuka: Pengertian, Sejarah, dan Maknanya

Dasa Darma Pramuka: Pengertian, Sejarah, dan Maknanya
pramukasumbar.com

Seruni.id – Apa sih Dasa Darma Pramuka itu? Nah, untuk kalian yang sedang mencari tahu mengenai Dasa Darma Pramuka, Seruni akan mengupas mengenai hal ini, mulai dari pengertian, sejarah, hingga maknanya.

Dasa Darma Pramuka: Pengertian, Sejarah, dan Maknanya
cnnindonesia.com

Oleh karena itu, kalian harus menyimaknya baik-baik. Sebab, informasi ini sangat penting untuk menambah ilmu pengetahuan kalian, baik yang masih duduk di bangku sekolah maupun untuk yang sudah lulus. Tanpa berlama-lama, yuk langsung saja menyimaknya berikut ini:

Pengertian Dasa Darma Pramuka

Perlu kalian tahu, bahwa Dasa Darma Pramuka adalah sepuluh skap yang harus dimiliki oleh seorang pramuka. Secara bahasa, Dasa Darma Pramuka berasal dari kata “Dasa” dan “Darma”. Dasa berasal dari bahasa Jawa yang artinya sepuluh. Sedangkan Darma merupakan bahasa sansakerta yang artinya kewajiban, tugas hidup, aturan, kebajikan, dan keberanan. Sehingga secara bahasa, Dasa Darma memiliki arti sepuluh kewajiban, kebajikan, dan aturan.

Sejarah Dasa Darma Pramuka

Dasa Darma Pramuka tidak semata-mata terbentuk begitu saja. Perlu kalian ketahui, dari masa ke masa, rumusan Dasa Darma terus mengalami perubahan dengan tujuan untuk menyempurnakan. Perubahan yang dialami telah terjadi sebanyak lima kali yang dilakukan sejak tahun 1961 hingga 1978. Adapun sejarah perubahannya sebagai berikut:

  • Dasa Darma hasil Monas 2009 yang digunakan pada tahun 2009-sekarang.
  • Dasa Darma amanat MPP 1970 dan Monas 1974 yang digunakan pada tahun 1974-1978.
  • Dasa Darma sebagaimana dari lampiran Keppres 238 tahun 1961 yang digunakan pada tahun 1961-1966.
  • Dasa Darma hasil Mukeranpuda (sekarang Monas) pada tahun 1966 yang digunakan pada tahun 1966-1974.
  • Dasa Darma amanat MPP 1970 dan Monas 1974 yang digunakan pada tahun 1974-1978.
  • Dasa Darma hasil Monas 1978 yang digunakan pada tahun 1978-2009.

Siapakah Penemu Dasa Darma Pramuka?

Hingga saat ini, mungkin masih banyak anggota pramuka yang bertanya-tanya, sebenarnya siapa sih penemu Dasa Darma Pramuka? Ternyata Dasa Darma Pramuka tidak pernah ditemukan oleh seseorang, tetapi rumusan tersebut merupakan hasil dari pemikiran para pandu-pandu terdahulu dalam kesepakatan musyawarah bersama.

Dasa Darma sendiri diadaptasi dari teks Scout Law yang diciptakan oleh Baden Powel dalam kepanduannya. Nah, kamu juga perlu tahu nih, bahwa sebelum Dasa Darma digunakan oleh Gerakan Pramuka, terlebih dahulu telah digunakan oleh pandu-pandu di Indonesia, jauh sebelum pramuka terbentuk, yang kemudian disesuaikan narasi pada tiap butirnya.

Teks Dasa Darma Pramuka

10 teks Dasa Darma Pramuka berikut ini merupakan hasil dari musyawarah nasional, yang telah disusun dan tercantun dalam anggaran rumah tangga gerakan pramuka. Kemudian ditegaskan kembali dalam hasil Musyawarah Internasional yang Luar Biasa (Munaslub) tahun 2012, adapun isinya sebagai berikut:

  1. Takwa kepada Tuhan yang Maha Esa
  2. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia
  3. Patriot yang sopan dan kesatria
  4. Patuh dan suka bermusyawarah
  5. Rela menolong dan tabah
  6. Rajin, terampil, dan gembira
  7. Hemat, cermat, dan bersahaja
  8. Disiplin, berani, dan setia
  9. Betanggung jawab dan dapat dipercaya
  10. Suci dalam pikiran, perkataan maupun perbuatan

Dasa Darma Pramuka Bahasa Inggris

1. Belive in God almighty
2. Preserve nature and love each other
3. Be an affable and knightly patriot
4. Be obediant and collegial
5. Help other with compliance and resilience
6. Be dilligent, skilled, adn cheerful
7. Be provident and simple
8. Exercixe dicimpline, be brave, and faithful
9. Be accountable and trusthyworthy
10. Have purity in mind, word, and act

Makna Dasa Darma Pramuka

Kesepuluh Dasa Darma Pramuka di atas memiliki makna di dalamnya. Adapun makna dan penjelasannya sebagai berikut:

1. Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

Sebagai manusia yang beragama, sudah seharusnya kita mematuhi apa yang sudah ditetapkan oleh-Nya. Begitupun dengan anggota pramuka yang harus memiliki sifat takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Contoh:

  • Bersikap cinta dan kasih sayang, setia, patuh, adil, jujur, dan suci.
  • Tidak lupa melaksanakan ibadah menurut agamanya masing-masing.
  • Memperingati hari-hari besar agama.
  • Menghormati orang dengan agama lain.
  • Mengikuti ceramah-ceramah keagamaan.
  • Dan tak lupa menghormati orangtua.

2. Cinta Alam dan Kasih Sayang Sesama Manusia

Tuhan Yang Maha Esa telah menciptakan bumi dan seisinya, yang teridir dari manusia, tumbuhan, hewan, dan benda-benda alam lainnya. Bumi dan segala isinya adalah ciptaan Allah untuk kesejahteraan dan kelangsungan hidup manusia. Oleh karena itu, sudah sepatutnya pemberian tersebut dikelola dengan sebaik-baiknya.

Sebagai makhluk Tuhan yang dilengkapi dengan akal dan pikiran, akal budi, rasa, karsa dan karya, serta dengan kelima inderia manusia patut mengetahui makna seluruh ciptaana-Nya. Wajar dan pantaslah Pramuka, secara alamiah, melimpahkan cinta kepada alam sekitarnya (benda alam, satwa, dan tumbuh-tumbuhan), kasih sayang kepada sesama manusia dan sesama hidup serta menjaga kelestariannya.

Kelestarian benda alam, satwa, dan tumbuh-tumbuhan perlu dijaga dan dipelihara kaarena hutan tanah, pantai, fauna, dan flora serta laut merupakan sumber alam yang perlu dikembangan untuk menunjang kehidupan generasi kini dan dipelihara kelestariannya untuk kehidupan generasi mendatang.

Contoh:

  • Mencintai dan memelihara dengan baik tumbuh-tumbuhan dan hewan. Serta mengenal berbagai jenis dan sifat-sifatnya.
  • Tidak egois alias mementingkan diri sendiri.
  • Selalu menghargai orang lain.
  • Mengaku saudara kepada pramuka lain.

3. Patriot yang Sopan dan Kesatria

Patriot adalah putra tanah air, sebagai seorang warga Negara Republik Indonesia, seorang pramuka adalah putra yang baik, berbakti, setia, dan selalu siap siaga dalam membela tanah airnya. Selain itu, seorang anggota pramuka juga harus memiliki sikap yang sopan terhadap orang lain, terutama bagi mereka yang sudah lebih tua.

Orang yang sopan selalu mengutamakan keramah tamahannya dan bersahabat, bukan menjadi pembenci. Sedangkan sikap kesatria adalah orang yang gagah berani dan jujur. Anggota pramuka harus memiliki sikap yang satu ini. Kesatira juga mengandung arti kepahlawanan, sifat gagah berani, dan jujur. Jadi, kata satria mengandung makna keberanian, kejujuran, dan kepahlawanan.

Contoh:

  • Menjadi putra tanah air yang siap berbakti dan siaga membela ibu pertiwi.
  • Menghormati dan memahami lambang negara, bendera Sang Merah Putih, serta lagu kebangsaan Indonesia Raya.
  • Memahami nilai-nilai luhur bangsa Indonesia (kekeluargaan, gotong royong, ramah tamah, dan religus).
  • Mengenal adat istiadat suku-suku bangsa di Indonesia.
  • Selalu membela yang lemah dan benar.
  • Tidak takut untuk mengakui kesalahan dan membenarkan yang benar.
  • Hormat kepada orangtua, guru, dan pemimpin.

4. Patuh dan Suka Bermusyawarah

Patuh berarti setia dan bersedia untuk melakukan segala sesuatu yang telah disepakati. Sedangkan musyawarah adalah laku utama seorang demokrat yang menghormati pendapat yang orang lain sampaikan. Orang yang suka bermusyawarah terhindar dari sikap yang otoriter dan semau sendiri. Dalam setiap gerak dan tindakan yang menyangkut orang lain, seorang lain baik dengan orang-orang yang terikat dalam pekerjaan atau dalam bentuk-bentuk organisasi.

Contoh:

  • Selalu menepati janji, tidak mengingkarinya.
  • Memathui peraturan.
  • Menghargai pendapat orang lain.
  • Merumuskan kesepatakan dengan memperhatikan kepentingan orang banyak.
  • Membiasakan bermusyawarah sebelum melakukan kegiatan.

5. Rela Menolong dan Tabah

Sikap rela menolong dan ikhlas biasanya dilakukan tanpa mengharapkan pamrih. Rela menolong berarti melakukan perbuatan baik untuk kepentingan orang lain yang memang membutuhkan pertolongan.

Dengan maksud, agar orang yang ditolong itu dapat menyelesaikan maksudnya atau kemudian mampu merampungkan masalah seta tantangan yang dihadapi. Tabah atau ulet adalah suatu sikap jiwa tahan uji. Meskipun seseorang mengetahui bahwa menjalankan tugasnya akan menghadapi kesulitan, tetapi ia tidak mundur dan tidak ragu.

Contoh:

  • Ketika ada peristiwa kecelakaan atau musibah lainnya, dengan cepat menolong tanpa diminta. Setelah menolong pun tidak mengharpkan imbalan.
  • Memberi tempat di tempat umum kepada orang yang lebih tua.
  • Membiasakan diri mengatasi masalah-masalah.
  • Pantang mundur menghadapi kesulitan.

6. Rajin, Terampil, dan Gembira

Rajin, manusia dan makhluk hidup lainnya memiliki perbedaan. Sebagai manusia, kita diciptakan dengan akal budi. Dengan demikian, kita harus selalu mengembangkan diri dengan membaca, menulis, dan belajar. Dengan kata lain, ia menjalani proses kodrati dalam mendidik diri.

Lebih-lebih lagi, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah melejit demikian cepat, maka menjadi kewajiban kita semua untuk mendorong anak didik (juga orang dewasa) untuk selalu rajin belajar, selalu berusaha dengan tekun, senantiasa tetap mengembangkan dirinya, dan selalu tertib melaksanakan tugas.

Terampil, setiap manusia haruslah berupaya untuk dapat berdikari (berdiri di atas kaki sendiri). Untuk hal itu, yang menjadi syarat utama adalah keahlian dan keterampilan serta dapat mengerjakan suatu tugas dengan cepat dan tepat dengan hasil yang baik.

Gembira, manusia itu hidup dan menghidupi dengan mencari jalan bagaimana hidup yang baik. Untuk itu kita harus bekerja mencari nafkah, dan bersama-sama dengan orang. Sering kali kesulitan, hambatan, dan rintangan menghampiri. Namun, dengan adanya motivasi, hal ini tentunya akan mudah teratasi. Untuk mendapatkan motivasi, kita harus bisa berpikir positif, berjiwa tenang, dan seimbang.

Hal ini dapat dicapai jika manusia selalu mencari hal-hal yang positif dan optimistis. Sikap positif dan optimis ini diperoleh dengan laku yang riang sehingga menimbulkan suasana gembira. Kegembiraan adalah perasaan senang dan bangga yang menimbulkan kegiatan dan bahkan rasa keberanian.

Rajin, terampil, dan gembira perlu selalu diterapkan dalam setiap usaha dan kegiatan.

Contoh:

  • Membiasakan membaca buku-buku bermanfaat yang dapat menambah ilmu pengetahuan.
  • Menyusun dan menetapi jadwal yang dibuat.
  • Bekerja menurut manfaat.
  • Tidak terlalu cepat menegus, mengkritik, dan menyalahkan orang lain.
  • Bergembira dalam setiap usaha.
  • Tidak menunda-nunda pekerjaan.
  • Memilih jenis keahlian yang sesuai dengan bakat.
  • Tidak cepat puas dalam menyelesaikan pekerjaan.
  • Seoranga anggota pramuka juga tidak menolak segala tugas yang diberikan padanya.

7. Hemat, Cermat, dan Bersahaja

Hemat, yang dimaksud dengan hemat bukan berarti “kikir” atau pelit, ya. Melainkan sikap yang diambil lebih terarah. Biasanya mereka akan menggunakan sesuatu secara tepat menurut kegunaannya. Secara rohaniah, sikap hemat ini berarti suatu usaha dalam memerangi hawa nafsu manusia dari keinginan berlebihan yang merugikan diri sendiri dan orang lain.

Cermat, seorang anggota pramuka harus memiliki kecermatan atau ketelitian dalam segala hal. Hal ini dapat dilakukan melalui proses berfikir, mengitung, dan mempertimbangkan segala sesuatu, untuk berbuat. Seorang Pramuka harus cerdas, terampil agar ia senantiasa terhindar dari kekeliruan dan kesalahan. Mereka harus berusaha untuk berbuat sesuatu dengan terencana dan yang bermanfaat.

Bersahaja, hal ini lebih berarti, sederhana kesederhanaan yang wajar dan tidak berlebih-lebihan sehingga dapat memberi kemungkinan penggambaran jiwa untuk (penampilan diri) dan menimbulkan kemampuan untuk hidup dengan apa yang didapat secaara halal tanpa merugikan diri sendiri dan ornag lain. Ia harus dapat menyerasikan antara keinginkan dan kemampuan. Bersahaja juga dapat berarti keberanian untuk menyatakan sesuatu yang sebenarnya.

Contoh:

  • Selalu menggunakan waktu dengan tepat.
  • Tidak ceroboh dalam segala hal, terutama dalam mengambil suatu keputusan.
  • Berpakaian sederhana, tidak berlebih-lebihan.
  • Memiliki sikap hemat, seperti menghemat listrik, uang, dan lainnya sehingga tidak terbuang percuma.
  • Biasakan diri untuk menabung, tidak menghambur-hamburkan uang.

8. Disiplin, Berani, dan Setia

Disiplin, dalam pengertian yang lebih luas, disiplin berarti patuh dan mengikuti pimpinan atau memathui ketentuan peraturan. Namun, dalam pengertian khusus, disiplin berarti mengekang dan mengendalikan diri.

Berani, adalah suatu sikap yang bersedia menghadapi dan mengatasi suatu masalah serta tantangan.

Setia, berarti tetap pada suatu pendirian dan ketentuan.

Contoh:

  • Berusaha untuk mengendalikan diri.
  • Menaati peraturan.
  • Menjalani ajaran dari agama yang dianut.
  • Belajar untuk menilai kenyataan, bukti, dan kebenaran dari sebuah informasi.
  • Patuh dengan pertimbangan dan keyakinan.

9. Bertanggung Jawab dan Dapat Dipercaya

Seorang anggota pramuka itu harus bertanggung jawab atas segala sesuatu yang diperbuat, baik atas perintah maupun tidak. Terutama secara pribadi dapat bertanggung jawa terhadap negara, bangsa, masyarakat, dan keluarga. Mereka juga harus bisa dipercaya, baik dari segi perkataan maupun perbuatannya.

Contoh:

  • Segala sesuatu yang diperintahkan harus dilakukan dengan tanggung jawab penuh.
  • Berani bertanggung jawab atas sesuatu tindakan yang diambil dalam hal tugas yang tidak dapat atau sulit dikerjakan.
  • Tidak akan mengelakkan tanggung jawab dengan alasan yang dibuat-buat.
  • Jujur terhadap diri sendiri maupun orang lain.
  • Apa yang ia ucapkan bukan suatu karangan.
  • Dalam menerima tugas, pasti dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
  • Dalam kehidupannya sehari-hari, ia tidak akan berbuat sesuatu yang tidak baik, meskipun tidak ada orang yang tahu atau yang mengawasinya.
  • Selalu menepati waktu yang telah ditentukan.

10. Suci Dalam Pikiran, Perkataan, dan Perbuatan

Seorang pramuka bisa kita katakan matang jiwanya, apabila setiap tingkah lakunya sudah mengambarkan laku yang suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan. Suci dalam pikiran berarti bahwa mereka harus selalu melihat dan memikirkan sesuatu itu pada segi baiknya atau ada hikmahnya dan tidak terlintas sama sekali pemikiran ke arah yang tidak baik.

Suci dalam perkataan setiap apa yang telah ia ucapkan itu benar, jujur serta dapat dipercaya dengan tidak menyinggung perasaan oeng lain. Sedangkan suci dalam peerbuatan sebagai akibat dari pikiran dan perkataan yang suci, maka pramuka itu harus sanggup dan mampu berbuat yang baik dan benar untuk kepentingan negara, bangsa, agama, dan keluarga.

Contoh:

  • Seorang anggota pramuka selalu menyumbangkan pikirannya yang baik, tidak berprasangka, dan tidak boleh mempunyai sikap-sikap yang teercela dan selalu menghargai pemikiran-pemikiran orang lain. Sehingga timbul salaing haarga menghargai sesame manusia dalam kehidupannya sehari-hari.
  • Akan selalu berhati-hati dan berusaha sekuat tenaga untuk mengendalikan diri aterhadap ucapannya, dan menjauhkan diri dari perkataan-perkataan yang tidak pantas dan menimbulkan ketidak percaayaan orang lain.
  • Menjadi contoh pribadi dalam segala tingkah lakunya dan menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan yang jelek yang terdapat dalam kehidupan masyarakat.
  • Memiliki pegangan hidup yaitu agama, jelas di sini bahwa pramuka itu beragama bukan hanya dalam pikiran dan perkataan belaka, tetapi keberagamaan pramuka tercermin pula dalam perbuatan yang nyata.

Baca Juga: Ternyata Ini Lho Arti Dari Lambang Pramuka

Demikianlah ulasan tentang Dasa Darma Pramuka, mulai dari pengertian, sejarah, hingga makna yang terkandung di dalamnya. Semoga artikel Dasa Darma Pramuka ini dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan kalian.