Dimulai dari Bismillah, Kaya Gravitter Akhirnya Resmi Peluk Agama Islam

Dimulai dari Bismillah, Kaya Gravitter Akhirnya Resmi Peluk Agama Islam
islampos.com

Seruni.id – Kaya Gravitter, ialah penulis asal Amerika Serikat yang baru-baru ini mengisahkan mengalaman spiritualnya sebelum dirinya menjadi seorang Muslimah.

Dimulai dari Bismillah, Kaya Gravitter Akhirnya Resmi Peluk Agama Islam
Dimulai dari Bismillah, Kaya Gravitter Akhirnya Resmi Peluk Agama Islam

Dilansir dari muslim.okezone.com, wanita yang lahir dari lingkungan cukup agamis ini, merupakan cucu dari seorang yang sangat religius di agama sebelumnya.

Di usianya yang masih belia, berbagai pertanyaan tentang agama kerap muncul di benaknya. Namun sayangnya, pertanyaan yang menghujani dirinya, tak mendapatkan jawaban yang memuaskan. Padahal menurutnya, kala itu tak henti-hentinya ia memanjatkan doa.

Pertanyaan yang tak ada jawaban itu, membuat hatinya semakin resah. Di usianya yang ke-16 tahu, ia mempertanyakan mengapa selama ini dia tak dapat berdoa secara langsung kepada Tuhannya. Kaya pun merasa sangat kesal.

“Saya merasa kesal karena orang-orang tidak berdoa langsung kepada Tuhan,” ujarnya.

2011 silam, ketika Kaya duduk di bangku perkuliahan, ia berteman memiliki teman yang berbeda-beda. Mulai dari perbedaan suku, budaya, bahkan agama. Di antara teman-temannya itu, salah satu dari mereka ada yang beragama Islam.

Dan temannya yang merupakan Muslim itu, memberitahunya bahwa meskipun agama mereka berbeda, tapi mereka memiliki Nabi yang sama. Mendengar perkataan itu, ia lantas mulai meneliti kebenaran tersebut.

“Saya tidak pernah memberi tahu siapa pun tentang penelitian yang saya lakukan. Sejujurnya, saya ingin membuktikan bahwa Islam itu aneh dan bahwa media benar tentang Muslim (negatif),” kata wanita Mualaf tersebut.

Pada tahun 2013 Kaya Gravitter semakin memperdalam pengetahuan agamanya. Hingga salah seorang pengajarnya menyampaikan bahwa kitab suci di agamanya telah hilang dan diubah. Dari situlah Kaya semakin kesal, mengapa semua yang ia jalani selama ini tidak sesuai dengan ekspekatasinya.

“Itu membuat saya kesal karena saya telah menaruh semua iman saya di dalam kitab itu, tetapi itu bahkan tidak 100 persen di sana,” tuturnya.

Rencana awal Kaya pun ternyata membuatnya berbalik. Tadinya ia akan membuktikan bahwa Islam bukan agama yang sempurna, namun malahan Kaya semakin mencintai Islam.

“Jadi usaha saya untuk belajar tentang kebenaran Islam, untuk mempertobatkan teman-teman Muslim saya, akhirnya memiliki efek sebaliknya. Semakin saya mempelajari Islam, semakin banyak pertanyaan saya tentang sains, Tuhan…” tuturnya.

Ketika bulan Ramadhan tiba, Kaya diajak berbuka bersama oleh teman-teman Muslimnya. Ia semakin heran, mengapa semua ini menghampirinya secara perlahan di saat dirinya memliki banyak pertanyaan dan keraguan.

Kemudian, tiba-tiba Kaya ingin membaca Alquran, dan mencoba meminjam kitab suci umat Islam itu kepada temannya yang Muslim.

“Saya bertanya kepada teman saya yang pindah agama, yang mengundang saya ke Iftar, apakah saya bisa meminjam Alqurannya. Malam itu, saya pulang dan mulai membaca. Hati saya serasa penuh cahaya ketika saya membaca kalimat pertama: ‘Bismillah hirrahman nirrahim; Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang’. Saya menyembunyikan perasaan itu dari semua orang karena saya takut akan reaksi teman dan keluarga saya,” katanya.

Akhirnya pada 2014 Kaya masuk Islam. Ia diam-diam membaca dua kalimat syahadat sebagai syarat sah jika ingin menjadi Mualaf. Kaya menganggap ini hanya menjadi rahasia kecil antara ia dan Allah SWT.

“Saya merasa seperti melakukan hal yang benar dengan mengatakannya, meskipun tidak terasa berbeda karena saya melakukannya sendiri. Hanya ada beberapa orang yang tahu tentang itu. Saya menceritakan kepada beberapa teman Muslim saya dan sahabat saya Lindsey (dari agama non Muslim). Dia adalah satu-satunya yang benar-benar mendukung saya,” terangnya.

Baca Juga: Hidayah Tak Memandang Usia, Rehuella Menjadi Mualaf Saat Duduk di Sekolah Dasar

Namun Kaya tidak bisa merahasiakannya terus menerus, bahwa saat ini ia adalah seorang Muslimah. Hingga akhirnya Kaya pun memberitahukan bahwa dirinya telah menjadi Mualaf, namun tetap saja ada pro dan kontra tentang keputusannya itu.

“Semakin banyak orang mengatakan hal-hal buruk tentang Islam, semakin saya merasa perlu untuk membicarakannya. Itu juga ketika saya memilih untuk memakai jilbab,” pungkasnya