Hindari 8 Perbuatan yang Dapat Merusak Hati

Hindari 8 Perbuatan yang Dapat Merusak Hati
hellosehat.com

Seruni.id – Meski tak kasat mata, hati manusia sangat berpengaruh terhadap organ lain bergerak dan melangkah. Sebab, hati merupakan pengendali. Jika baik, maka baik pula perbuatannya. Pun sebaliknya, apabila rusak, maka rusaklah perbuatannya.

Hindari 8 Perbuatan yang Dapat Merusak Hati
tebuireng.online

Maka dari itu, Allah SWT memerintahkan setiap hambanya untuk selalu menjaga hati. Dari An-Nu’man bin Basyir radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah bersabda:

“Ingatlah bahwa di dalam jasad ada segumpal daging. Jika ia baik maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati (jantung).” (HR Bukhari dan Muslim)

Namun, ada sejumlah perbuatan yang dapat merusak hati. Sebagai seorang Muslim sebaiknya kita harus menghindarinya. Apa sajakah?

1. Memiliki Ilmu dan Tidak Diamalkan

Memiliki ilmu namun tidak pernah disalurkan kepada orang lain, merupakan sebuah perbuatan yang dapat merusak hati. Sebagaimana yang telah pepatah sampaikan, “Ilmu tanpa amal bagaikan pohon yang tidak berbuah” ini benar adanya. Sebab, sejatinya tujuan dari sebuah pengetahuan adalah pengamalan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan tidak mengamalkannya saja, sama halnya melakukan perbuatan yang bertentangan dengan ilmu yang dimilikinya.

2. Melakukan Dosa dengan Harapan Bisa Bertaubat

Seseorang yang sadar dengan perbuatan dosa yang ia lakukan, lantas ia berangan-angan kembali ke jalan Allah pada waktunya, merupakan sebuah kesombongan. Bahkan, ia memiliki kpercayaan diri yang tinggi bahwa Allah SWT masih akan memberikan kesempatan untuk dirinya bertaubat. Padahal, seperti yang kita tahu, kesempatan belum tentu dimiliki di lain waktu. Perbuatan dosa yang dilakukan dengan sengaja bukan faktor ketidaktahuan, sangat berpotensi menjadikan hati semakin gelap.

3. Tidak Bersyukur

Mensyukuri segala nikmat yang telah Allah berikan hukumnya adalah wajib. Mereka yang enggan untuk beryukur adalah orang yang tidak memahami hakikat rezeki. Bahkan, Syekh Nawawi al-Bantani dalam Nashaihul ‘Ibad mengartikan syukur dengan ijrâ’ul a‘dlâ’ fî mardlâtillâh ta‘âlâ wa ijrâ’ul amwâl fîhâ (menggunakan anggota badan dan harta benda untuk sesuatu yang mendatangkan ridha Allah). Selain mengucapkan “Alhamdulillah”, kita dianggap beryukur jika tingkah laku yang dilakukan, termasuk dalam menggunakan harta benda kita, bukan untuk maksiat kepada Allah Ta’ala.

4. Tidak Ridha dengan Ketetapan Allah

Sebagai manusia hendaknya kita bisa menerima segala ketetapan Allah dengan hati yang lapang. Selalu mengeluh dan merasa kurang atas apa yang diterima. Merupakan sebuah protes kepada Allah tentang kondisinya. Kita harus sadar kasta bukan menjadi penilaian di hadapan-Nya. Bahkan, tidak ada hubungan langsung bahwa yang kaya adalah mereka yang paling Allah sayang, sementara yang miskin adalah mereka yang sedang dibenci. Bisa jadi apa yang kita sebut “kurang” sebenarnya adalah kondisi yang paling pas agar kita selamat dari tindakan melampaui batas.

5. Membicarakan Aib Orang Lain

Menyibukan diri dengan membicarakan aib atau kejelakan orang lain, merupakan sebuah perbuatan yang dapat merusak hati. Baik itu dengan cara ghibah, namimah, maupun perkara buruk lainnya. Selain itu, perbuatan ini pun akan menjadikan amal baik yang dimiliki menjadi rusak.

6. Bergantung Kepada Selain Allah

Salah satu faktor terbesar yang dapat merusak hati adalah apabila seseorang bertawakkal selain kepada Allah, maka Allah pun akan menyerahkan urusannya kepada sesuatu yang ia bergantung kepadanya. Bahkan, Allah akan menghinakannya dan menjadikan perbuatannya sia-sia. Ia tidak akan mendapatkan sesuatu pun dari Allah, juga tidak dari makhluk yang ia bergantung kepadanya. Allah berfirman, artinya:

“Dan mereka telah mengambil sembahan-sembahan selain Allah, agar sembahan-sembahan itu menjadi pelindung bagi mereka. Sekali-kali tidak, kelak mereka (sembahan-sembahan) itu akan mengingkari penyembahan (pengikut-pengikutnya) terhadapnya, dan mereka (sembahan-sembahan) itu akan menjadi musuh bagi mereka.” (Maryam: 81-82)

7. Terlalu Banyak Tidur

Kita memang membutuhkan waktu tidur, untuk melepas lelah sejenak dan mengistirahatkan tubuh dari berbagai aktivitas yang dilakukan. Namun, jika terlalu banyak sangat bahaya sekali. Bahkan, dampaknya sangat luar biasa, yakni dapat mematikan hati, memenatkan badan, menghabiskan waktu, dan membuat lupa serta malas. Di anatara tidur itu ada yang sangat Allah benci, ada yang berbahaya, hingga sama sekali tidak bermanfaat. Sementara itu, tidur yang paling bermanfaat ialah tidur saat memang dibutuhkan.

Adapaun tidur yang paling dibenci adalah pada waktu shalat subuh dengan terbitnya matahari. Karena waktu tersebut sangat stratgis. Tak heran, para ahli ibadah yang telah melewatkan sepanjang malamnya untuk ibadah, mereka pantang untuk tidur pada waktu tersebut hingga matahari terbit. Sebab waktu itu adalah awal dan pintu siang, saat diturunkan dan dibagi-bagikannya rizki, saat diberikannya barakah. Maka masa itu adalah masa yang strategis dan sangat menentukan masa-masa setelahnya. Karenanya, tidur pada waktu itu hendaknya karena benar-benar sangat terpaksa.

8. Tidak Ikhlas dalam Beramal

Iklhas merupakan suatu hal yang cukup berat, sebab kita harus merelakan sekalipun ada yang dikorbankan. Perbuatan tidak iklhas ketika beramal ini, hanya akan menjadi sia-sia dan parahnya perbuatan ini dapat merusak hati. Sebaiknya, ikhlaslah dalam melakukan setiap perbuatan baik, terlebih dalam hal beramal. Tujuannya tak lain agar pahala terus mengalir dan hatipun tetap terjaga.

Baca Juga: Impian Ayana Moon yang Menyentuh Hati Setelah 8 Tahun Menjadi Mualaf

Jadi, itulah delapan perbuatan yang wajib kita hindari karena dapat merusak hati. Mulai saat ini, lakukanlah yang terbaik dan selalu ikhlas. Agar hati tetap terjaga dan tidak rusak akibat perbuatan yang sangat tidak terpuji itu.