11 Jenis Puasa dalam Islam, Bukan Hanya Ramadhan

11 Jenis Puasa dalam Islam, Bukan Hanya Ramadhan
freepik.com

Seruni.id – Jenis puasa dalam Islam itu sangat beragam, tidak hanya sekadar puasa Ramadhan saja, loh. Ada pula puasa sunnah yang bisa dikerjakan oleh seluruh umat Muslim. Menurut hukum Islam, puasa terbagi menjadi empat macam, ada puasa wajib, sunnah, puasa makruh, dan puasa haram.

11 Jenis Puasa dalam Islam, Bukan Hanya Ramadhan
freepik.com

Jadi, tidak hanya sekadar puasa wajib yang dijalankan sebulan penuh saat Ramadhan saja, melainkan ada beberapa puasa lain yang bisa dikerjakan pada bulan atau hari lain. Nah, berikut ini Seruni telah merangkumnya untukmu.

 

1. Puasa Ramadhan

Jenis puasa dalam Islam yang pertama adalah puasa Ramadhan, yakni ibadah wajib bagi umat Muslim yang dilakukan satu bulan penuh. Kewajiban umat Muslim untuk melaksanakan ibadah puasa di bulan Ramadhan ini, telah tertulis di dalam Al-Qur’an surat Al-baqarah ayat 183, yang berbunyi:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ – ١٨٣

“Ya ayyuhallazina amanu kutiba ‘alaikumus-siyamu kama kutiba ‘alallazina ming qablikum la’allakum tattaqun.”

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”

 

2. Puasa Nazar

Jenis puasa dalam Islam berikutya adalah puasa nazar. Puasa ini bersifat wajib. Lantaran, dilakukan apabila seseorang telah berjanji untuk melakukan puasa, baik satu hari atau satu bulan penuh. Misalnya, seseorang berjanji dengan mengatakan, “Jika aku berhasil dalam ujian, maka aku akan melaksanakan puasa.”

Kalimat tersebut bukan sekadar kata-kata biasa, tapi bentuk janji seorang hamba kepada Allah SWT. Sehingga wajib baginya untuk melaksanakan janji tersebut. Secara bahasa, nazar adalah aujuba yang artinya mewajibkan. Maka dari itu, ketika seseorang telah bernazar untuk berpuasa, itu artinya dia telah mewajibkan puasa tersebut atas dirinya.

 

3. Puasa Kifarat/Kafarat

Secara bahasa, kafarat memiliki arti mengganti, menutupi, membayar, atau memperbaiki. Salah satu jenis puasa dalam Islam ini, dilaksanakan oleh seseorang yang telah melakukan kemaksiatan yang diharuskan membayar kafarat. Adapun contoh kemaksiatan tersebut, bisa berupa membunuh karena kesalahan, membatalkan sumpah, membatalkan puasa Ramadhan karena melakukan hubungan suami istri di siang hari, dan zihar (menganggap istri seperti ibunya).

Perintah melakukan puasa kafarat ini, tertulis dalam QS. Al Mujadalah ayat 3-4 yang artinya:

“Dan mereka yang menzihar istrinya, kemudian menarik kembali apa yang telah mereka ucapkan, maka (mereka diwajibkan) memerdekakan seorang budak sebelum kedua suami istri itu bercampur. Demikianlah yang diajarkan kepadamu, dan Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan. Maka barangsiapa tidak dapat (memerdekakan hamba sahaya), maka (dia wajib) berpuasa dua bulan berturut-turut sebelum keduanya bercampur. Tetapi barangsiapa tidak mampu, maka (wajib) memberi makan enam puluh orang miskin. Demikianlah agar kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Itulah hukum-hukum Allah, dan bagi orang-orang yang mengingkarinya akan mendapat azab yang sangat pedih.” (QS. Al Mujadalah: 3-4)

 

4. Puasa Syawal

Setelah mengetahui jenis puasa dalam Islam yang tergolong wajib, selanjutnya ada puasa sunah yang dapat dikerjakan pada bulan atau hari tertentu. Puasa sunah adalah ibadah yang apabila dikerjakan mendapat pahala, tapi apabila tidak pun tak akan mendapatkan dosa. Puasa sunah yang pertama, yakni puasa sunah di bulan Syawal. Ibadah ini, dilakukan setelah bulan Ramadhan, yang dikerjakan selama enam hari. Puasa ini, dilakukan berturut-turut dan dimulai dari hari kedua Syawal. Namun, jika tidak bisa melakukannya secara berurutan, maka tak mengapa.

 

5. Puasa Arafah

Puasa arafah adalah jenis puasa sunah yang sangat dianjurkan bagi umat Islam yang tidak sedang berhaji. Sedangkan bagi mereka yang tengah melaksanakn ibadah haji, tidak ada anjuran untuk puasa pada hari arafah atau tanggal 9 Dzulhijjah. Adapun keistimewaan dari puasa arafah adalah, akan dihapuskan dosa-dosa pada tahun lalu, serta dosa-dosa di tahun yang akan datang.

 

6. Puasa Tarwiyah

Jenis puasa dalam Islam berikutnya, adalah puasa tarwiyah, yang dilaksanakan pada hari tarwiyah yakni tanggal 8 Dzulhijjah. Kata tarwiyah sendiri, berasal dari kata tarawwa yang berarti membawa bekal air. Hal tersebut karena pada hari itu, para jamaah haji membawa banyak air zam-zam sebagai bekal untuk persiapan arafah dan menuju mina.

 

7. Puasa Senin dan Kamis

Puasa sunah yang paling banyak dilakukan adalah puasa Senin dan Kamis. Puasa ini, berawal ketika Nabi Muhammad SAW memerintahkan umatnya untuk senantiasa berpuasa pada dua hari tersebut. Sebab, Senin merupakan hari kelahiran beliau, sedangkan Kamis adalah hari di mana Al-Qur’an pertama kali diturunkan.

8. Puasa Daud

Selain puasa Senin dan Kamis, ada pula puasa yang dilakukan secara selang-seling, sehari puasa, sehari tidak. Ini merupakan salah satu ibadah sunah yang disebut sebagai puasa Daud. Puasa tersebut, dilakukan dengan tujuan meneladani puasanya Nabi Daud AS. Bahkan, menjadi salah satu jenis puasa dalam Islam yang sangat disukai oleh Allah SWT.

 

9. Puasa ‘Asyura

Di bulan Muharram, kita disunahkan untuk memperbanyak berpuasa. Boleh di awal bulan, pertengahan, maupun akhir. Namun, puasa paling utama adalah pada hari ‘Asyura yakni tanggal 10 di bulan Muharram. Puasa ini dikenal dengan istilah Yaumu ‘Asyura, yang artinya hari pada tanggal ke-10 bulan Muharram.

 

10. Puaa Ayyamul Bidh

Dalam Islam, kita disunahkan untuk berpuasa minimal tiga kali dalam satu bulan. Puasa ini, diutamakan pada Ayyamul Bidh, yaitu pada hari ke-13, 14, dan 15 dalam bulan Hijriyah. Ayyamul Bidh sendiri, berarti hari putih. Sebab, pada malam-malam tersebut, bulan purnama bersinar dengan sinar rembulannya yang berwarna putih.

 

11. Puasa Sya’ban (Nisfu Sya’ban)

Bukan hanya bulan Ramadhan yang memiliki sejumlah keutamaan, bulan Sya’ban juga memiliki keutamaannya sendiri. Pada bulan tersebut, umat Islam dianjurkan untuk meraih pahala sebanyak-banyaknya. Salah satunya adalah dengan melakukan puasa pada awal pertengahan bulan Sya’ban sebanyak-banyaknya.

Baca Juga: Mengganti Hutang Puasa dengan Fidyah atau Mengqodhonya?

Demikianlah jenis puasa dalam Islam yang perlu kita ketahui. Namun, tidak cukup hanya mengetahui saja, tapi cobalah untuk melakukannya untuk meraih pahala dari Allah SWT.