Berita  

Kecupan Terakhir untuk Ibu Sebelum Hasan Shalabi Ditembak Mati Tentara Israel

Hasan Shalabi, Gambar Via: Twitter.com

Seruni.id – Seorang ibu tidak menyangka jika kecupan yang biasa dilakukan oleh sang putra, menjadi momen terakhir sebelum anak tercintanya, Hasan Shalabi, mengembuskan napas terakhirnya setelah ditembak oleh tentara zionis Israel. Tepat sebelum mengikuti aksi mingguan pengecaman tentara israel, Hasan, yang setiap bangun dari tidurnya memang selalu mengecup sang ibu, melakukan hal yang sama, sembari meminta izin untuk turut serta dalam aksi Great March of Return yang dilakukan setiap hari Jumat, di jalur Gaza.

Image result for hasan shalabi
Gambar Via: presstv.com

Jumat 8 Februari kemarin, Hassan Shalabi (14), berangkat untuk mengikuti aksi tersebut. Hingga akhirnya ia ditembak mati oleh tentara zionis Israel. Kepergian Hasan tentu meninggalkan lukan yang mendalam bagi keluarga, karena Hasan merupakan anak yang baik dan berbakti pada kedua orangtuanya.

Semenjak ayahnya tidak lagi bekerja, Hasan tidak mau menjadi beban bagi keluarga, terutama sang Ayah. Maka, Hasan berusaha keras agar bisa membantu keluarganya. Ia pun tidak masalah saat harus membagi waktu antara bekerja dan sekolah, bahkan selama hari libur, Hasan tidak melewatkan waktu luangnya. Ia langsung mencari pekerjaan, di bidang apa pun.

Entah itu menjual sayuran, menjual parfum, menjual makanan dan minuman di pasar Gaza, serta pekerjaan lainnya. Sebelum kepergiaanya, Hasan sempat mendapatkan sorotan dari media sosial setempat, karena sebuah video yang berisi dirinya sedang mencari pekerjaan untuk membantu keluarganya.

 

View this post on Instagram

 

A post shared by INDONESIA MUDA (@indonesiamuda.official) on


“Nama saya Hasan Shalabi, saya datang untuk menjadi relawan, agar bisa bekerja. Karena kondisi kami tidak baik. Saya mencari pekerjaan karena pendapatan kami dicabut, dan Ibu saya akan melahirkan. Kami hidup berdelapan, dan besok anggota (keluarga) akan menjadi 9. Ayah kami sudah tidak bekerja,”
ujar Hasan.

Dua hari sebelum kesyahidan-nya ini, Hasan berkata pada sang Ibu, jika ia merasa akan segera menjemput kesyahidan-nya. Dan berpesan pada sang Ibu agar tidak menangis saat ia sudah tiada.

Selain Hasan Shalabi, Hamza Shteiwi (18), pun tewas setelah ditembak di leher oleh pasukan Israel. 17 warga Palestina lainnya ditembak di berbagai tempat protes, sepanjang pagar pembatas, termasuk dua wartawan dan empat petugas medis.

Image result for Hamza Shteiwi
Gambar Via: aljazeera.com

Pasukan Israel menembakkan tabung gas air mata ke sebuah ambulans, dan menyemprot para demonstran dengan air limbah yang ditingkatkan secara kimia, di sebelah timur Khan Younis.

Namun, Militer Israel menolak mengomentari kematian ini, tapi mereka justru mengatakan 6,700 “perusuh dan demonstran” telah melakukan protes di sepanjang perbatasan.

“Mereka melemparkan batu ke pasukan [Israel] dan menuju pagar keamanan, serta sejumlah alat peledak yang tidak melintasi pagar,” kata seorang juru bicara.

Selama hampir satu tahun, Palestina memang selalu berkumpul setiap minggu di dekat pagar Israel, untuk melakukan aksi protes tidak bersenjata. Aksi yang dimulai sejak 30 Maret 2018 lalu. Para demonstran juga menuntut Israel untuk mengakhiri blokade 12 tahun dari jalur pantai.

Baca Juga: Pemerintah Zionis Israel Berencana Tutup Sekolah-sekolah di Yerusalem

Namun, Israel lagi-lagi mengatakan jika mereka melindungi perbatasannya, dan balik menuduh Hamas, yang memerintah Gaza, mengatur protes. Padahal jelas, Hamas (penyelenggara protes) dan para demonstran sendiri telah membantahnya.

Setidaknya, 248 warga Palestina telah terbunuh oleh pasukan Israel sejak saat itu. Mayoritas ditembak saat menjalani aksi protes. Beberapa lainnya sudah terkena tembakan tank atau serangan udara. Dan lebih dari 23.000 lainnya mengalami luka.