Hijrah  

Lika-liku Perjalanan Berry Manoch, Vakalis Band Rock yang Jadi Mualaf

Lika-liku Perjalanan Berry Manoch, Vakalis Band Rock yang Jadi Mualaf

Seruni.id – Perjalanan spiritual seseorang hingga akhirnya meyakini satu agama, yaitu Islam, tak pernah gagal membuat kita penasaran. Bahkan tekadang, kisah tersebut menginspirasi kita untuk menjadi lebih baik. Seperti kisah perjalanan hijrah Berry Manoch, seorang vokalis band rock, Saint Loco. Diketahui, ia sudah memeluk agama Islam sejak 2015 silam.

 

Perjalanan yang Berliku

Tak bisa dipungkiri, menemukan jalan untuk sampai pada satu keyakinan, tidaklah mudah. Banyak rintangan yang harus ia hadapi. Belum lagi, masa lalunya terbilang sangat kelam. Ya, Berry Manoch pernah terjerumus dalam hal yang menyesatkan, mulai dari menggunakan obat-obatan terlanag, hingga masuk ke dalam lingkaran pergaulan bebas.

Semua bermula dari keinginnaya untuk mencari ketenangan. Namun sayang, ia justru salah jalan. Saat itu, ia memilih narkoba sebagai solusi untuk memberikan ketenangan. Awalnya, ia pikir narkoba bisa menenangkan hidpnya, tapi yang didapat justru kekosongan dalam diri.

“Pada awalnya iya (mendapatkan ketenangan). Lalu, lama-lama saya mencapai satu titik hati saya menjadi mati, jiwa saya mati, saya enggak tahu kesenangan dan bahagia itu sebenarnya bentuknya seperti apa. Saya merasa enggak ada artinya aja sih hidup ini,” kata Berry, dikutip dari kanal YouTube Wan Musik Channel, Selasa (14/12).

 

Kehilangan Orang Tersayang

Menggunakan obat-obatan terlarang, membuatnya kehilangan orang tersayang. Kala itu, rumah tangganya hancur berantakan, ia pun bercerai dengan sang istri setelah enam tahun bersama. Hal tersebut, membuatnya jauh dari kedua putrinya. Kejadian tersebut lantas membuatnya kecewa pada Sang Pencipta. Ia depresi dan hampir bunuh diri.

“Saya sampai di satu titik frustasi dan depresi, rasanya saya ingin akhiri semuanya dengan hal seperti itu sih. Kalau bisa saya mati dalam keadaan rock and roll gitu,” tutur Berry.

Namun, sudahlah. Biarkan hal tersebut menjadi sebuah pengalaman yang tidak perlu diulangi. Sebab, kini Berry Manoch telah berhasil keluar dari hal tersebut hingga menjadi seorang mualaf. Bahkan, kini ia telah mengganti namanya menjadi Muhammad Berry Al Fatah.

 

Lantas, bagaimana akhirnya ia bisa menjemput hidayah Islam?

Sangat sederhana. Hidayah datang padanya, ketika ia tersentuh melihat anak-anak muda yang sedang mengaji di rumah rekannya. Tanpa disadari, hal tersebut membuatnya merasakan ketenangan yang luar biasa. Terlebih, saat mendengar syahdunya kumandang adzan, ada kedamaian dalam dirinya.

“Entah kenapa mungkin memang jalan Allah, ya. Kebetulan di saat itu saya sedang menjalani proyek musik dengan teman saya. Saat lagi workshop, saya sering berkunjung ke rumahnya, dan di rumahnya ada ngaji anak-anak muda,” ungkap Berry.

“Saat lagi break, saya melihat mereka lagi pada sholat, dengar suara azan. Ya, entah kenapa saya menjadi tersentuh di sana. Saya merasa damai,” lanjutnya.

Kemudian, tumbuhkan kesadaran dalam dirinya, bahwa Allah Ta’ala adalah Maha Penyayang. Karena merasa dirinya sangat rendah di mata Allah, ia pun meminta ampunan atas dosa yang selama ini diperbuat.

“Saya merasa rendah banget di mata Allah, tapi jadi sadar kalau Allah itu Maha Penyayang banget. Ternyata, Allah enggak pernah lupain saya sih. Itu yang saya pikirin. Saya minta ampun untuk semua yang saya lewati,” jelas Berry.

Jika dapat memutar waktu kembali, Berry mengaku sangat ingin menjadi Muslim yang baik. Menurutnya, tidak ada manusia yang dapat menghargai dirinya seperti Allah Ta’ala.

“Saya mendapatkan kesempatan kayak gini aja tuh berarti banget buat saya. Enggak ada orang di dunia ini yang pernah menghargai saya seperti Allah,” imbuhnya.

 

Berdzikir Ketika Diri Merasa Lemah

Saat dirinya sedang merasa lemah, ia selalu membaca dzikir. Berry juga tak lupa mengucapkan istighfar, membaca kalimat tasbis, tahmid, serta takdir, setiap hari saat merasa bersyukur dan mengalami hal baik.

“Di saat saya merasa down, sesak dan butuh pegangan, saya di dalam hati ucap istighfar, astagfirullahaladzim. Di saat saya butuh pegangan saya bersyukur, saat saya mengakui kebesaran-Nya saya mengucapkan Subhanallah, Alhamdulillah, Allahu Akbar,” bebernya.

Tak cukup sampai di situ, Berry juga membaca tahlil saat meminta belas kasih kepada Allah SWT. Ia mengaku, bahwa ketika membaca dzikir, kegelisahan dalam dirinya hilang begitu saja.

“Saat saya mengharapkan belas kasih-Nya, saya ucapkan La ilaha illallah dalam hati saya. Itu menghilangkan kesesakkan di dada saya sih,” tegasnya.

Baca Juga: Sarah Price, Jurnalis Australia yang Jadi Mualaf Usai Mewawancarai Tokoh Muslim

Saat itulah, ia mematapkan diri dan hati untuk menjadi mualaf. Ia juga berhasil keluar dari lingkaran sesat dan menjauhi segala larangan yang ada dalam Islam. Berry Manoch kini lebih bersyukur dalam menjalani kehidupan.