Makna Sakaratul Maut yang Perlu Diketahui

Makna Sakaratul Maut yang Perlu Diketahui
muslimobsession.com

Seruni.id – Apa sih sakaratul maut itu? Dan bagaimana terjadinya proses kematian manusia? Mari simak ulasan berikut ini untuk mengetahui makna sakaratul maut.

Proses kematian manusia adalah suatu runtutan peristiwa atau tahapan yang dialami oleh seorang manusia. Kematian tak dapat dihindari. Sebab, setiap yang bernyawa pasti akan mengalaminya, meskipun kita tidak tahu kapan waktu yang tepat kita harus kembali kepada Sang Pencipta. Kematian berasal dari kata “mati”, yang berarti berpisahnya ruh dari jasad di alam dunia untuk selamanya, dan ruh tersebut akan melanjutkan perjalanannya menuju alam akhirat. Ini merupakan salah satu fase yang akan dialami seluruh umat manusia sebagai ciptaan Allah SWT. Hal ini disampaikan oleh Allah dalam QS. Ali-Imran,

ۡد ُ ِس َٚأ ب َّٓ ُصۡد ِض َح َل ِٓ ٱٌَّٕ فَ َِّخِۖ َٰ مِ١َ ۡ ٱٌ َ ُجٛ َس ُوُۡ ٠ََٛۡ ُ َٛفَّۡٛ َْ أ َّب رُ َِّٔ َٚإ ُّۗ َّۡٛ ِد ۡ ٱٌ ئِمَخُ ٖظ َرآ ۡ َجٕ ُو َّخَ فَمَۡذ ً َٔف ۡ ِخ ًَ ٱٌ َذ١َٰٛ َ ۡ َٚ َِب ٱٌ ُّۗ ِس فَب َص ُغ ُشٚ ۡ ُع ٱٌ َٰ ََّّل َِزَ ِ إ ١َبٓ ۡ ٱٌ ذٔ حُ

Artinya: “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.”

Lantas, apa yang terjadi pada tubuh menjelang ajal menjemput?

Makna Sakaratul Maut

Sebelum ajal menjemput manusia, mereka akan mengalami sakaratul maut. Keadaan di mana ruh perlahan-lahan meninggalkan jasad atau bisa disebut sebagai proses kematian. Proses tersebut tidak hanya dirasakan atau terdeteksi oleh jiwa saja, tapi juga oleh jasad atau kondisi biologis manusia itu sendiri. Adapun ayat yang menerangkan tentang dahsyatnya sakaratul maut yang Allah sampaikan dalam Al-Qur’an yakni sebagai berikut:

: ٌِ َه َِب ُوٕ َذ َٰ َر ِۖ َذ ك ۡ ٱٌ ِ َّۡٛ ِد ث ۡ ٱٌ َشحُ َء ۡد َعىۡ ِذ١ُ ذ َٚ َجبٓ ُٗ رَ ۡ ِِٕ

Artinya: “Dan datanglah sakartaul maut dengan sebenar-benarnya. Itulah kamu selalu lari daripadanya.” (QS. Qaaf: 19).

Adapun gambaran hebatnya penderitaan menjelang datangnya kematian diisyaratkan dalam Al-Qur’an dengan ayat berikut:

َٰٝ َسث َه َوََّٓل ٌَ ِ ِق إ ٱٌ َّغب ِ ِذ ٱٌ َّغب ُق ث زَفَّ ۡ ِف َشا ُق َٚٱٌ ۡ َُّٔٗ ٱٌ َ ٖق َٚنَ َّٓ أ َسا َٟ َٚلِ١ َِٓۡ ًَ َشالِ َرا ثٍََ َغ ِذ ٱٌزَّ ِ ٠ َِ َٛۡإ ئِ ٍز َّ َغب ُق ۡ ٱٌ

Artinya: “Sesekali jangan apabila napas (seseorang) telah (mendesak) sampai ke kerongkongan. Dan dikatakan (kepadanya): ‘Siapakah yang dapat menyembuhkan?’. Dan Dia yakin bahwa sesungguhnya itulah waktu perpisahan (dengan dunia) dan bertaut betis (kiri) dan betis (kanan). Kepada Tuhanmulah pada hari itu kamu dihalau.” (QS. Al-Qiyamah: 26-30).

Proses Kematian dalam Islam

Di dalam diri manusia terdapat tiga elemen yang saling berhubungan, yaitu jasad, ruh, dan nafsh. Jasad merupakan aspek biologis atau fisik manusia, ruh asalah aspek psikologis atau psikis manusia, sedangkan nafh adalah aspek psikofisik manusia yang merupakan sinergi antara jasad dan ruh.

Hal tersebut sabagaimana yang tertulis di dalam Al-Qur’an, bahwa manusia diciptakan dalam bentuk sebaik-baiknya yang kemudian ditiupkan ruh kepadanya. Sebagaimana dalam QS. Shad ayat 71-72:

ََٚٔفَۡخ ُذ فِ١ ِِٓ ِٗ سٚ ِدٟ فَمَ َرا َع َّٛۡ٠زُٗعُ ِ ٖٓ فَئ ِٓ ِغ١ َشٗشا ثَ ٍِ ُكُۢ ِٔ ٟ َخ َٰ َىِخ إ ئِ ٓ َٰ ٍََّ ۡ لَب َي َسث َه ٌٍِ ۡ ِر إ ٌَٗعُ ْ ُعٛا ِجِذ٠َٓ َعَٰ

Artinya: “(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat. Sesungguhnya aku akan menciptakan manusia dari tanah. Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan ruh (ciptaan)Ku, maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepada-Nya”.

Sebagaimana ayat tersebut, berdasarkan perspektif Islam dikemukakan bahwa kematian adalah terlepasnya ruh dari tubuh manusia untuk selamanya, dan menghantarkan manusia ke fase berikutnya.

Pada fase penciptaan manusia, kehidupan ditandai dengan ditiupkan ruh pada jasadnya,maka sebaliknya kematian ditandai dengan berpisahnya ruh dari jasad yang telah menjadi satu kesatuan selama aktivitas kehidupan di dunia.

Apa yang Harus Kita Siapkan Sebelum Ajal Menjemput?

Ketika sakaratul maut terjadi, manusia tidak hanya berhadapan dengan malaikat saja, melainkan juga setan yang akan menggoyahkan imannya. Apabila orang yang sedang mengalami sakaratul maut tidak beriman kepada Allah SWT, maka ini menjadi kemudahan bagi setan untuk menghasutnya, yakni merayu manusia untuk masuk ke dalam golongan orang-orang yang ingkar terhadap Allah SWT.

Namun sebaliknya, jika ia termasuk orang-orang yang mukmin, maka Allah SWT akan mengirimkan malaikat untuk menjaganya dari godaan setan (agar sejahtera atasnya). Saat mendatangi seorang mukmin yang hendak meninggal dunia, maka malaikat maut akan mengucapkan salam kepadanya.

Tujuan dari talqin sendiri untuk mengingatkan orang yang sakit untuk selalu mengagungkan nama Allah SWT. Pada saat sakaratul maut, orang sakit tesebut sangat lemah imannya. Agar orang sakaratul maut itu tetap bertahan keimanannya, maka orang-orang di sekitarnya wajib untuk memberikan talqin agar kalimat terakhir yang terucap dari lisan orang sakaratul maut itu adalah lā ilāha illallāh.

Amalan Semasa Hidup

Setelah kematian, semua perbuatan manusia akan dicatat dalam catatan amalannya masing-masing. Itu akan selalu bersama manusia tersebut di lehernya hingga ia dikubur sampai datangnya hari kiamat untuk dihisab (timbang). Ketika manusia meninggal semua amalannya akan terputus kecuali tiga perkara, yaitu:

  • Sedekah jariyah,
  • lmu yang bermanfaat,
  • Doa anak sholeh.

Baca Juga: 5 Kunci Menyiapkan Diri Dalam Menghadapi Kematian

Jika kamu termasuk salah satu orang beriman, kematian sudah tentu tidak membuat kamu merasa takut. Apalagi, jika sudah mempersiapkan semuanya!