Sehat  

7 Penyebab Sakit Pinggang di Usia Muda

7 Penyebab Sakit Pinggang di Usia Muda
lifestyle.okezone.com

Seruni.id – Sakit pinggang tidak hanya dirasakan oleh mereka yang sudah lanjut usia saja. Namun, tak menutup kemungkinan, kamu yang masih muda pun bisa merasakannya. Kondisi ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, dimana penyebabkan bisa fatal jika dibiarkan begitu saja.

7 Penyebab Sakit Pinggang di Usia Muda
popmama.com

Perlu diketahui, punggung manusia terdiri dari stuktur otot, ligamen, tendon, disc, dan tulang yang kompleks. Merka bekerja sama untuk menopang tubuh, sehingga kita dapat bergerak. Tulang belakang memiliki bantalan empuk seperti tulang rawan yang disebut disc.

Adanya masalah pada disc ini bisa menyebabkan sakit punggung. Dalam beberapa kasus sakit punggung penyebabnya masih belum jelas. Rasa sakit dapat disebabkan oleh ketegangan, kondisi medis tertentu, postur tubuh yang buruk dan sebagainya. Berikut Seruni rangkum penyebab sakit pinggang di usia muda yang patut diwaspadai.

1. Otot yang Tegang

Otot yang tegang, bisa menjadi salah satu penyebab sakit pinggang. Kondisi ini bisa saja terjadi karena kamu terlalu sering mengangkat benda berat, olahraga berlebih, dan pergerakan mendadak hingga menyebabkan otot “terpuntir”. Ligamen dan otot punggung dapat meregang, bahkan mengalami robekan kecil hingga menyebabkan sakit di area tulang belakang.

Selain itu, keluhan yang dapat terjadi antara lain sulit berjalan dan berdiri tegak tanpa rasa nyeri, kaku pada area tersebut, nyeri saat disentuh atau ditekan, dan nyeri tidak menjalar ke kaki tapi dapat menjalar ke punggung bawah hingga bokong. Umumnya, kondisi ini dapat hilang sendiri dengan cara beristirahat, menempelkan es atau benda hangat, dan obat antinyeri.

2. Hernia Nukleus Pulposus (HNP)

Hernia Nukleus Pulposus, adalah suatu keadaan di mana sebagian bahkan seluruh bagian dari nukleus pulposus mengalami penonjolan ke dalam kanalis spinalis. Nukleus pulposus merupakan bantalan lunak yang berada di antara ruas-ruas tulang belakang. HNP kerap disebut juga dengan “saraf terjepit”. Salah satu faktor risiko HNP adalah pekerjaan, seperti terlalu sering mengangkat beban berat, sehingga menyebabkan tekanan pada tulang belakang dan menyebabkan penonjolan nukleus pulposus. Selain itu, bisa juga disebabkan oleh adanya riwayat cedera atau terjatuh. HNP umumnya terjadi di daerah lumbal (tulang belakang bagian bawah), paling sering di L3-L5.

Gejala yang terjadi bisa berupa nyeri kronis pada tulang belakang. Dan biasanya akan terasa hebat pada lokasi penjepitan saraf, kesemutan/baal, nyeri dapat menjalar ke paha atau kaki, gangguan buang air kecil atau disfungsi seksual, sampai kelemahan anggota tubuh atau kelumpuhan. Umumnya, rasa nyeri tersebut dipicu oleh perubahan posisi tubuh, membungkuk, batuk, mengejan, mengangkat beban, atau suhu dingin.

3. Spondilolistesis

Sakit pinggang atau tulang belakang di usia muda juga bisa disebabkan oleh kondisi ini. Adanya trauma atau cedera pada tulang belakang, sehingga menyebabkan terjadinya spondilolistesis. Bahkan, kondisi ini bisa dialami oleh orang usia muda yang terlihat sehat. Pada spondilolistesis, salah satu ruas tulang belakang bergeser dari tempatnya sehingga mencederai jaringan dan saraf di sekitarnya. Hal ini menimbulkan rasa nyeri dan tidak nyaman pada daerah leher, serta punggung atas dan bawah, tergantung lokasi tulang yang terkena.

4. Penyakit Diskus Degeneratif

Diskus tulang belakang berada di antara tulang, yang berguna untuk menjaga tulang belakang berada di posisi yang tepat, untuk “mengikat” antar tulang di tulang belakang, sehingga tulang belakang dapat melakukan pergerakan. Meski kondisi ini kerap dialami orang yang sudah tua, namun penyakit diskus degeneratif juga dapat menyerang mereka yang masih muda, mulai dari usia 20an. Penyebabnya bisa karena ada cedera atau faktor genetik.

Apabila diskus antar tulang mengalami kerusakan, maka akan berlanjut pada peradangan, tulang belakang tidak stabil, hingga otot menjadi kaku. Gejala yang dapat dialami antara lain sakit tulang belakang yang memburuk saat duduk, kaku otot yang dapat berlangsung beberapa hari hingga beberapa bulan, berjalan akan terasa lebih nyaman dibandingkan duduk atau berdiri, dan mengubah posisi dapat mengurangi keluhan nyeri.

5. Stenosis Tulang Belakang

Dikutip dari Healthline, stenosis tulang belakang adalah ketika bantalan tulang belakang menyempit, menekan sumsum tulang belakang dan saraf tulang belakang. Kondisi ini umumnya disebabkan oleh degenerasi dics atau bantalan antara vertebra. Hasilnya adalah kompresi akar saraf atau sumsum tulang belakang dengan taji tulang atau jaringan luna. Tekanan pada saraf tulang belakang ini akan menimbulkan sejumlah gejala seperti pinggang mati rasa, kram, dan pada beberapa kasus orang dengan stenosis tulang belakang tidak bisa berjalan atau memburuk ketika berjalan.

6. Kelengkungan Tulang Belakang yang Tidak Normal

Tulang belakang memiliki bentuk lengkung yang unik untuk menopang beban tubuh. Jika kelengkungan pada tulang belakang tidak normal, maka bisa menyababkan sakit pinggang. Kelainan tulang belakang seperti Skoliosis, Kifosis, dan Lordosis bisa menyebabkan pinggang sakit. Namun, ini merupakan kondisi bawaan yang biasanya pertama kali didiagnosis dari anak-anak atau remaja. Kelengkungan abnormal menyebabkan rasa sakit dan postur tubuh yang buruk karena menempatkan tekanan pada otot, tendon, ligamen dan vertebra.

7. Gaya Hidup yang Kurang Baik

Gaya hidup yang kurang baik memang dapat berpengaruh pada kesehatan tubuh kita. Salah satu dampaknya yakni dapat membuat sakit pinggang. Lantas, seperti apa sih gaya hidup yang buruk itu? Mulai dari posisi duduk yang salah, mengangkat sesuatu yang terlalu berat, hingga jarang olahraga bisa menyebabkan sakit pinggang. Olahraga dapat membantu meregangkan otot yang kaku. Jika kamu merasakan nyeri pinggang, pilihlah olahraga seperti pilates, yoga, renang atau sekedar rutin melakukan peragangan.

Baca Juga: Sakit Pinggang Saat Hamil Muda? Redakan dengan 5 Cara Ini Yuk!

Itulah tadi penyabab sakit pinggang di usia muda yang bisa diantisipasi dengan menjaga gaya hidup dan pola hidup sehat. Usahakan selalu olahraga untuk menjaga agar otot-otot dalam tubuh tetap lentur. Semoga bermanfaat!