Seorang Pendeta Kristen Ortodoks Memuji Cara Muslimah Menutup Aurat

sister-hood.com

Seruni.id – Seorang pendeta Kristen Ortodoks memuji cara muslimah menutupi auratnya. Bagaimana sederhananya cara muslimah berpakaian, juga kepribadian yang senantiasa melekat dengan kejujuran. Lantas, seperti apa penuturan pendeta tersebut? Simak perbincangannya di sini!

Image result for muslim women
openglobalrights.org

“Ini adalah cerita khusus tentang fashion, bagaimana penampilan kita saat ini, bagaimana kita berjalan di tempat umum, itu sungguh mengerikan. Saya sering menceritakan tentang ini sebelumnya. Kadang, kita orang-orang Kristen membuat lelucon tentang wanita muslim. Kita kerap berkata, “Lihat perempuan Muslim itu, dia menutupi dirinya. Apa yang dia sembunyikan?” Kenyataannya, laki-laki Muslim menjaga dan melindungi istri dan anak-anak perempuan mereka,” ucapnya mengawali perbincangan.

Baca Juga: Amira Ann Lee: Kenapa Saya Memilih Islam?

“Sebab, suatu masyarakat tergantung bagaimana kondisi perempuannya, kondisi perempuan yang baik, suci, dan juga bermoral. Mereka mengatakan bahwa orang Jerman tidak bisa melakukan sesuatu terhadap orang Turki di Jerman. Mengapa hal itu bisa terjadi? Karena mereka (orang-orang Turki) menjaga keluarganya, menjaga perempuannya. Para perempuan berpakaian tertutup. Ya, mungkin itu terlihat aneh bagi masyarakat kita, tapi dengan demikian mereka justru telah menjaga kesucian dan moralitasnya,” lanjut pendeta tersebut.

“Lalu, coba Anda perhatikan gadis-gadis Kristen saat ini, gadis-gadis Serbia yang berjalan-jalan di Beogard, Pdrogica, dan tempat-tempat lainnya. Menurut saya, sama semuanya, di manapun. Pakaiannya yang terbuka, telanjang, bertato. Kemudian berkata, “Kemarilah, sentuhlah diriku dan bawalah aku ke manapun kamu mau” Saya tidak bisa membayangkan seperti apa kejadian selanjutnya. Mereka lalu mengatakan, “Saya adalah perempuan baik-baik” Padahal dia telanjang, dia menindik pusarnya. Kita bisa melihat semua bagian tubuhnya.

Fashion saat ini, semuanya tentang bagaimana memakai celana jeans yang ketat, yang membuat kita bisa melihat setiap lekukan pada tubuhnya. Bahkan, walaupun mereka sudah tidak menarik sama sekali. Perempuan malang ini bahkan tidak menyadari bahwa saya adalah laki-laki. Saya bukanlah malaikat. Bagi saya, lebih memikat melihat perempuan atau gadis dengan pakaian seperti itu, kemudian membayangkan sedikit apa yang ada di balik pakaiannya,” tuturnya.

“Jadi jelas, ini bukan lagi tentang gaya, bukan rahasia lagi bahwa ini semua tentang seksualitas, ya?” tanya teman bicaranya pada acara tersebut.

“Sudah bukan rahasia lagi! Ini adalah tipu daya, mereka sudah terperdaya. Mereka merasa dengan itu bisa menarik perhatian laki-laki. Dan kita tahu laki-laki seperti apa yang tertarik pada mereka. Laki-laki yang lebih rendah dari mereka. Laki-laki yang tidak akan pernah bisa menjadi suami pun ayah yang baik, serta laki-laki yang tidak pernah menjadi sosok baik dalam bekerja. Perempuan ini memilih laki-laki yang seperti mereka. Laki-laki yang suatu saat akan ia benci, laki-laki yang akan mereka ceraikan. Akan ada keretakan rumah tangga, kemarahan, masalah dengan anak-anak,” jawabnya.

“Saya pikir penyebab ini semua adalah karena merasa kesepian. Kemudian dia ingin menarik perhatian orang lain?” lawan bicaranya kembali bertanya.

“Benar, tapi ini bukan kesepian karena tidak ada orang lain, melainkan kesepian karena sudah tidak memiliki Tuhan. Sebab, seseorang akan tetap bisa bertahan sendirian di muka bumi ini jika dia memiliki Tuhan. Umat Kristen harus tahu tentang ini. Kesepian itu intinya, jawaban yang bagus!” tegasnya.

“Kesepian yang sebenarnya adalah ketika tidak memiliki Tuhan yang menciptakan dan memberikan kehidupan,” lanjutnya.

“Itulah mengapa orang-orang merusak tubuhnya dengan tindik, tato. Geng-geng melakukan itu agar anggotanya bisa saling mengenal,” ucap pria yang sedang berbicara dengan pendeta itu.

“Untuk memberikan pengakuan pada orang lain. Laki-laki yang memiliki kepribadian kuat, memiliki kharisma, maka dengan kepribadian, kharisma, serta kecerdasan, dia bisa bertindak dan menarik perhatian orang lain. Tapi kita, orang-orang yang kosong, tidak bisa memberikan apa pun. Maka kita akan melakukan sesuatu yang memalukan untuk menarik perhatian orang lain, dan itu akan berakhir dengan buruk. Berakhir bencana!” jawabnya dengan tegas.

“Maka kita harus memperbaiki jiwa dan kepribadian pada diri kita. Ini mudah, Tuhan telah menciptakan kita. Bahkan orang paling buruk rupa sekali pun adalah seseorang yang indah, ketika dia bersama dengan Tuhannya,” tutup sang pendeta.

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Cordova Media (@cordova.media) on


Baca Juga:
 “Kenapa Ayah Izinkan Saya Masuk Islam?”

Sesungguhnya, Islam adalah agama yang sempurna, dan satu-satunya agama yang diridhai oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Tak sedikit pula non-Muslim yang mengakui keagungan ajaran Islam. Semua hanya perihal hidayah yang belum datang menyapa hati mereka.

Islam juga menjadi agama yang mengatur keseluruhan aspek kehidupan kita sebagai umat manusia, mulai dari bagaimana cara berpakaian, hingga bagaimana cara mengelola negara.

Diturunkannya syariat Islam bukan tanpa tujuan, tapi di antaranya agar kita senantiasa menjaga akal, jiwa, serta keturunan. Jika Islam sudah begitu sempurna, mengapa kita harus mengikuti paham, pemikiran, gaya, dan mode yang dibuat oleh orang-orang kafir?