Siti Aisah, Nenek 80 Tahun yang Diwisuda Sebagai Hafizah

Siti Aisah, Nenek 80 Tahun yang Diwisuda Sebagai Hafizah
Nenek 80 Tahun yang Diwisuda Sebagai Hafizah

Seruni.id – Tidak ada alasan untuk tidak membaca Al Quran, sebab kita sangat dianjurkan untuk terus mempelajari bahkan menghafalnya. Seperti yang dilakukan oleh Siti Aisah, nenek 80 tahun yang diwisuda sebagai hafizah Al Quran.

Siti Aisah, Nenek 80 Tahun yang Diwisuda Sebagai Hafizah
Nenek 80 Tahun yang Diwisuda Sebagai Hafizah

Nenek Penghafal Al Quran

Meskipun sudah memasuki usia senja, namun nenek ini masih semangat. Terlihat ketika namanya dipanggil sebagai salah seorang wisudawan tahfiz Al Quran dalam acara Majelis Pencinta Al Quran di Ruang Shofa Masjid Nasional Al Akbar Surabaya (MAS), Ahad (22/9/2019).

Dengan sangat bergegas, anak tangga menuju podium pun berhasil ia tapaki. Ia tak hanya dipanggil karena menerima ijazah hafizah yang diselenggarakan Griya Al Quran. Nenek 13 cucu itu juga dipanggil lantaran ia menerima dua penghargaan sekaligus dari panitia. Yakni, penghargaan sebagai wisudawan inspiratif dan hafizah tertua di antara 280 peserta lainnya.

“Matur nuwun nggih, Nak…”

Hanya itu yang terucap dari bibirnya saat menerima piala piagam dari panitia. Ketika itu dirinya disanjung bahwa usahanya menghafal Al Quran bisa menjadi teladan bagi generai muda, nenek Aisah pun hanya menjawab singkat.

“Inggih,” katanya singkat.

Lantas, ucapan singkat tersebut disambut riuh tepuk tangan peserta lain. Setelah diwisuda, ia didampingi oleh menantu serta anak pertamanya, Syamsul Huda, Aisah keluar dengan wajah yang sumringah.

Gurat wajah tuanya tidak mengurangi semangat menjawab setiap pertanyaan yang dilontarkan wartawan dan pengunjung yang meminta foto. Aisah bak seperti artis legenda, yang tetap menarik di usia tua.

“Saya terus menghafal sejak tiga tahun lalu,” ucapnya.

Metode Menghafal

Saat itu, nenek asal Desa Gelam, Kecamatan Candi, Kabupaten Sidoarjo, tersebut sudah berusia 77 tahun. Bukan lah usia muda untuk urusan hafal-menghafal. Namun, ia mendobrak itu semua, ia membuktikan, bahwa usia tidak menjadi penghalang untuk terus menghafal.

Awalnya, ia menghafal mulai dari juz 30, di mana juz tersebut hanya berisikan surat-surat pendek saja. Kemudian, dilanjut ke juz 29. Dan terakhir, melompat ke juz 1. Semuanya dihafalkan dengan telaten. Tak ada metode khusus yang dipraktikannya selama menghafal Al Quran. Bahkan, ia masih menggunakan ilmu kuno.

Setiap ada waktu luang, selalu dihabiskan untuk membaca Al Quran dan menghafalnya. Hari demi hari dilakukannya secara rutin, mulai dari pagi, siang, hingga malam menjelang tidur, ayat-ayat itu dia hafalkan. Dia membawa Alquran ke kamar, kemudian membacanya berulang-ulang.

Ternyata, ia tidak hanya menghafal di rumah saja, tetapi ketika sedang di luar rumah pun dia tidak lupa menghafal. Bedanya, hafalan tersebut tidak dibaca keras-keras. Tapi, dilantunkan secara lembut di dalam hati.

Selain memiliki tekad yang kuat untuk menghafal, fisik nenek Aisah pun masih bugar. Mata kelabunya masih awas untuk membaca Al Quran meski tanpa kacamata. Saat ditanya soal resep sehat di usia sepuh, Aisah hanya tertawa. Menampakkan gigi depannya yang tinggal tiga biji.

Katanya, tidak ada rahasia khusus. Rutinitas yang dia jalankan sama dengan lansia pada umumnya. Banyak istirahat. Yang beda mungkin soal kemandirian. Meski enam anaknya sudah mentas dan menjadi orang semua, Aisah tetap melakukan semuanya secara mandiri. Misalnya, mencuci pakaian. Dia melakukannya sendiri setiap hari.

Istri Asmadi Khudori itu punya alasan kenapa dirinya tetap mencuci pakaian dengan menggunakan tangan. Selain untuk olahraga, Aisah tidak percaya dengan hasil cucian mesin.

“Nggak bersih kalau di-laundry. Nggak digerojok air berkali-kali,” kata Aisah, lantas tertawa.

[su_box title=”Baca Juga” style=”glass”]
Tak Gentar, Nenek 81 Tahun Tetap Ingin Jadi Hafizah Alquran
[/su_box]

Ketua Panitia Majelis Pencinta Al Quran Ahmad Abdur Rokhim mengatakan, acara tersebut diadakan sebagai wadah silaturahmi pencinta Al Quran.