Alasan Mengapa Tidak Boleh Menceritakan Mimpi Buruk pada Orang Lain

trendtek.republika.com

Seruni.id – Mimpi merupakan bunga tidur yang pasti sering dialami oleh setiap orang. Mimpi yang baik seringkali membuat kita bahagia, dan sebaliknya mimpi buruk akan membuat kita dilanda rasa takut, galau, dan rasa tidak nyaman. Mimpi buruk tak hanya menganggu tidur, tapi bisa membuat seseorang merasa tidak tenang, was-was dan merasa ketakutan.

Hasil gambar untuk mimpi buruk
apakabardunia.com

Alasan itulah yang membuat sebagian orang menceritakan mimpi buruknya kepada orang lain. Padahal hal itu sangat dilarang dalam Islam, karena Rasulullah SAW  sendiri sudah memberikan petunjuk dalam mensikapi mimpi, termasuk mimpi buruk. Ada beberapa hal yang harus kita pahami, diantaranya adalah:

Mimpi Tak Selamanya Benar

Mimpi merupakan suatu kejadian yang dialami ketika tidur. Dan adakalanya mimpi tersebut benar dan tidak benar. Tidak hanya terjadi pada manusia awam saja, para Nabi pun juga mengalaminya.

Dijelaskan dalam hadis riwayat Bukhari dan Muslim, dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu, Nabi shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,

“Mimpi itu ada tiga macam: bisikan hati, ditakuti setan, dan kabar gembira dari Allah SWT.”

Mimpi Buruk itu Berasal dari Setan

Alasan kenapa kita tidak boleh menceritakan mimpi buruk pada orang lain yaitu karena mimpi buruk terjadi disebabkan oleh ulah setan yang mempermainkan perasaan maupun akal manusia.

Perkara ini dilarang karena jika kita menceritakannya, maka dikhawatirkan orang lain yang mendengarkan akan mengartikannya dengan pendapat masing-masing sehingga tak jarang akan menimbulkan fitnah, rasa resah dan gelisah, serta ketakutan yang berlebih bagi orang yang mengalami mimpi tersebut.

Lantas, bagaimana jika mimpi buruk itu terjadi pada diri kita sendiri? Tidak perlu khawatir, Rasulullah SAW telah memberikan tuntunan pada kita agar syaiton yang menganggu segera menjauh dan mimpi buruk tersebut tidak membahayakan pada orang yang mengalaminya.

Adapun hal yang bisa dilakukan ketika kita mendapatkan mimpi yang buruk, adalah sebagai berikut:

Meludah ke Kiri Tiga Kali

Hendaknya orang yang terbangun dari mimpi buruk meludah ke kiri sebanyak tiga kali.

“Apabila salah seorang kamu bermimpi dengan mimpi yang tidak disenanginya, maka hendaklah ia meludah ke kiri tiga kali, berlindunglah kepada Allah dari gangguan syetan tiga kali..” (HR. Muslim)

Membaca Ta’awudz

Ketika terbangun karena mimpi buruk, segeralah memohon perlindungan hanya kepada Allah SWT, dengan membaca ta’awudz; A’udzu billahi minasy syaithanir rajiim (aku berlindung kepada Allah dari godaan syetan yang terkutuk).

“Mimpi buruk berasal dari setan, maka apabila salah seorang diantara kalian bermimpi buruk, hendaklah memohon perlindungan kepada Allah karenanya.” (HR. Bukhari)

Disunahkan membaca ta’awudz sebanyak tiga kali sebagimana sabda Rasulullah dalam hadis lainnya.

Shalat

Jika ta’awud adalah cara memohon perlindungan Allah dengan ucapan, maka shalat adalah memohon pertolongan Allah dengan ucapan sekaligus perbuatan. Agar bisa menunaikan shalat seorang Muslim diwajibkan berwudhu terlebih dahulu, sedangkan wudhu juga termasuk salah satu cara untuk menjaga seseorang dari gangguan syetan.

“Karena itu, jika kamu bermimpi yang tidak kamu senangi, bangunlah, kemudian shalatlah..” (HR. Muslim)

Mengubah Posisi Tidur

Setelah menunaikan shalat, jika kamu ingin melanjutkan tidur kembali, maka hendaklah kamu mengubah posisi tidurmu, dengan menghadap ke arah kanan.

“Jika salah seorang dari kamu bermimpi dengan mimpi yang tidak disenanginya, maka hendaklah ia meludah ke kiri tiga kali, berlindunglah kepada Allah dari gangguan syetan tiga kali, dan mengubah posisi tidurnya dari posisi semula.” (HR. Muslim)

Tidak Menceritakan Mimpi

Jangan sesekali kamu menceritakan mimpi buruk kepada orang lain, baik kepada keluarga maupun saudara dan teman karib.

“Siapa yang bermimpi yang tidak disukainya, hendaklah meminta perlindungan kepada Allah dari kejahatannya dan kejahatan setan, dan hendaklah meludah tiga kali dan jangan menceritakannya kepada seorang pun, niscaya mimpi itu tidak membahayakannya.” (HR. Muslim)

Tidak Menafsirkan Mimpi dengan Penafsiran Negatif

Rasulullah telah menjelaskan, bahwa mimpi buruk itu tidak akan tejadi di dunia nyata kecuali setelah ditafsirkan. Karenanya, jika terpaksa menafsirkan mimpi, maka tafsirkanlah dengan hal-hal yang positif.

“Mimpi itu berada di kaki burung (mangambang) selama tidak di ta’birkan/tafsirkan, jika di ta’birkan boleh jadi mimpi itu akan terjadi.” (HR. Muslim)

Baca Juga: 6 Badut Muka Setan yang Bisa Membuatmu Mimpi Bersamanya

Setelah membaca alasan mengapa kita tidak boleh menceritakan mimpi buruk kepada siapapun, pastinya kita tidak perlu lagi bingung ketika mengalami mimpi buruk, bukan? Semoga informasi diatas dapat bermanfaat bagi kita semua.