Siapakah Presiden wanita pertama di Indonesia? Yap! benar jawabannya merupakan Ibu Megawati Soekarnoputri. Nama lengkapnya, Dyah Permata Megawati Setyawati Soekarnoputri.
Lahir di Yogyakarta, 23 Januari 1947. Saat sebelum diangkat sebagai presiden, beliau yaitu Wakil Presiden RI yang ke-8 dibawah pemerintahan Abdurrahman Wahid. Megawati yaitu putri sulung dari Presiden RI pertama yang juga proklamator, Soekarno serta Fatmawati.
Dari nama belakanganya udah tampak terang kalau bu Mega adalah putri dari Presiden Soekarno yang di awal sudah kita ulas. Meskipun beliau putri pertama dari bekas Presiden Republik Indonesia, hal semacam itu tidak membuatnya angkuh serta antisosial. Hal semacam ini tampak pada pengalaman masa-masa kecilnya. Seperti apa sih bu Mega saat kecil dan pengalaman-pengalamannya ketika memegang kendali puncak kekuasaan di republik ini? Yuk saksikan berikut ini :
Semasa Kecil
Cekatan panjat pohon
Lagi-lagi kita merasakan kesukaan yang sama dengan Presiden lain yaa, hehehe.. Ketika kecil beliau memanglah sukai memanjat pohon buni yang besar di taman kurang lebih Istana Negara. Walaupun ia seseorang perempuan, namun kemampuannya memanjat pohon seperti lelaki loh!
Ketika masuk TK ogah memakai sepatu
Sesungguhnya ketika pertama masuk ke TK, beliau pernah kenakan sepatu. Tetapi, disana cuma bu Mega sendiri yang kenakan sepatu, sedang kawan-kawannya yang lain bertelanjang kaki. Sontak ia kaget serta langsung melepas sepatunya supaya tampak sama juga dengan rekan-rekan yang lain. Tahu hal semacam ini, pada akhirnya Presiden Soekarno membelikan sepatu untuk semua anak di TK Istana, sama persis dengan yang dipakai bu Mega. Waah manis sekali!
Begitulah masa-masa kecil Ibu Megawati Soekarnoputri. Di dalam kehidupan yang amat terhormat sebagai anak Presiden, ia tetap memperhatikan beberapa orang lain dari kelompok rakyat umum. Masa-masa kecil yang amat memberikan inspirasi.
Pendidikan Megawati Soekarno Putri
Wanita bernama komplit Dyah Permata Megawati Soekarnoputri ini mengawali pendidikannya, dari SD sampai SMA di Perguruan Cikini, Jakarta. Lalu, ia pernah belajar di dua Kampus, yakni Fakultas Pertanian, Kampus Padjadjaran, Bandung (1965-1967) serta Fakultas Psikologi Kampus Indonesia (1970-1972). Meski lahir dari keluarga politisi jempolan, Mbak Mega — panggilan akrab beberapa pendukungnya — tidak termasuk ahli dalam dunia politik.
Bahkan juga, Megawati pernah dilihat bagian mata oleh rekan serta lawan politiknya. Beliau bahkan juga dikira sebagai pendatang baru dalam kancah politik, yaitu baru pada tahun 1987. Ketika itu Partai Demokrasi Indonesia (PDI) meletakkannya sebagai salah seseorang calon legislatif dari daerah penentuan Jawa Tengah, untuk mendongkrak nada.
Perjalanan pendidikan
SD Perguruan Cikini Jakarta, (1954-1959)
SLTP Perguruan Cikini Jakarta, (1960-1962)
SLTA Perguruan Cikini Jakarta, (1963-1965)
Fakultas Pertanian UNPAD Bandung (1965-1967), (tidak selesai)
Fakultas Psikologi Kampus Indonesia (1970-1972), (tidak selesai).
Terjun Ke Dunia Politik
Karenanya ssejak muda ia terjun kedunia politik. Untuk melatih kehidupan social politiknya, Megawati bergabung dengan gerakan mahasiswa nasional Indonesia atau GMNI. Gerakan ini adalah gerekan mahasiswa beraliran marhaenisme atau memperjuangkan hak hak orang yang tertindas.
Disinilah dia berjumpa dengan sang suami, almarhum Taufik Kemas. Kemudian mereka berhimpun dengan partai demokrasi Indonesia atau PDI.
Melalui perjuangan politik yang cukup panjang, pada akhirnya Megawati dipilih jadi presiden wanita pertama di Indonesia. Menggantikan kyai haji Abdurrahman wahid. Terpilihnya megawati jadi sorotan dunia, lantaran pemimpin Negara wanita memanglah tidak sering. Bahkan juga Amerika Serikat yang mengklaim Negara liberal serta demokratis belum mempunyai presiden perempuan.
Banyak yang menduga saat Megawati jadi presiden ia bakal menuntutu gerakan rezim soeharto pada bung Karno serta keluarganya. Tetapi nyatanya Megawati masihlah menghormati hukum di Indonesia. Ia tidak pernah ikut serta dalam penyelesaian masalah rezim Soeharto serta memaafkan penindasan yang pernah dikerjakan pada keluarganya.
Masuknya Megawati ke kancah politik, memiliki arti beliau sudah memungkiri perjanjian keluarganya untuk tidak terjun ke dunia politik. Trauma politik keluarga itu ditabraknya. Megawati tampak jadi primadona dalam kampanye PDI, walaupun termasuk tidak banyak bicara. Nyatanya memanglah sukses. Nada untuk PDI naik. Serta beliau juga dipilih jadi anggota DPR/MPR. Pada tahun itu juga Megawati dipilih sebagai Ketua DPC PDI Jakarta Pusat.
Namun, hadirnya Mega di gedung DPR/MPR kelihatannya tidak merasa. Nampaknya, Megawati tahu kalau beliau masihlah dibawah tekanan. Tidak hanya memanglah sifatnya pendiam, belaiu juga pilih untuk tidak menonjol mengingat keadaan politik ketika itu. belaiu pilih semakin banyak lakukan lobi-lobi politik diluar gedung wakil rakyat itu. Lobi politiknya, yang silent operation, itu secara langsung atau tidak langsung, sudah menimbulkan terbitnya bintang Mega dalam dunia politik. Pada tahun 1993 dia dipilih jadi Ketua Umum DPP PDI. Hal semacam ini amat mencengangkan pemerintah pada ketika itu.
Proses naiknya Mega ini adalah narasi menarik juga. Saat itu, Konggres PDI di Medan selesai tanpa membuahkan ketentuan apa-apa. Pemerintah mensupport Budi Hardjono menukar Soerjadi.
Lalu, dilanjutkan dengan mengadakan Kongres Luar Umum di Surabaya. Pada kongres ini, nama Mega keluar serta secara telak mengungguli Budi Hardjono, kandidat yang di dukung oleh pemerintah itu. Mega dipilih sebagai Ketua Umum PDI. Lantas status Mega sebagai Ketua Umum PDI dikuatkan lagi oleh Musyawarah Nasional PDI di Jakarta.
Tetapi pemerintah menampik serta menganggapnya tidak sah. Karenanya, dalam perjalanan selanjutnya, pemerintah mensupport kemampuan mendongkel Mega sebagai Ketua Umum PDI. Fatimah Ahmad cs, atas support pemerintah, mengadakan Kongres PDI di Medan pada tahun 1996, untuk menambah kembali Soerjadi. Namun Mega tidak gampang dikalahkan.
Lantaran Mega dengan tegas menyebutkan tidak mengaku Kongres Medan. Mega teguh menyebutkan dirinya sebagai Ketua Umum PDI yang sah. Kantor DPP PDI di Jalan Diponegoro, sebagai lambang kehadiran DPP yang sah, dikuasai oleh pihak Mega. Beberapa pendukung Mega tidak ingin surut satu langkah juga. Mereka tetap berupaya menjaga kantor itu.
Soerjadi yang di dukung pemerintah juga berikan ancaman bakal merebut secara paksa kantor DPP PDI itu. Ancaman itu lantas jadi fakta. Pagi, tanggal 27 Juli 1996 grup Soerjadi betul-betul merebut kantor DPP PDI dari pendukung Mega. Tetapi, hal semacam itu tidak menyurutkan langkah Mega. Jadi, dia semakin memantap langkah mengibarkan perlawanan. Tekanan politik yang sangat telanjang pada Mega itu, menundang empati serta simpati dari orang-orang luas.
Mega selalu berjuang. PDI juga jadi dua. Yaitu, PDI pimpinan Megawati serta PDI pimpinan Soerjadi. Massa PDI lebih berpihak serta mengaku Mega. Namun, pemerintah mengaku Soerjadi sebagai Ketua Umum PDI yang sah.
Mengakibatkan, PDI pimpinan Mega tidak dapat turut Pemilu 1997. Sesudah rezim Orde Baru rubuh, PDI Mega berubah nama jadi PDI Perjuangan. Partai politik berlambang banteng gemuk serta bermulut putih itu sukses memenangkan Pemilu 1999 dengan mencapai lebih tiga puluh persen suara. Kemenangan PDIP itu meletakkan Mega pada posisi paling pantas jadi presiden di banding kader partai yang lain. Namun nyatanya pada SU-MPR 1999, Mega kalah.
Terpilih Menjadi Presiden RI
Namun, posisi kedua itu rupanya satu bagian untuk lantas pada waktunya memantapkan Mega pada posisi sebagai orang nomor satu di negeri ini. Sebab kurang dari dua tahun, tepatnya tanggal 23 Juli 2001 anggota MPR secara aklamasi meletakkan Megawati duduk sebagai Presiden RI ke-5 menukar KH Abdurrahman Wahid. Megawati jadi presiden sampai 20 Oktober 2003.
Sesudah habis masa-masa jabatannya, Megawati kembali mencalonkan diri sebagai presiden dalam penentuan presiden langsung tahun 2004.Tetapi, beliau tidak berhasil untuk kembali jadi presiden sesudah kalah dari Susilo Bambang Yudhoyono yang pada akhirnya jadi Presiden RI ke-6.
Karier :
Presiden Ke-5 RI (2001 – 2004)
Wakil Presiden RI (1999- 2001)
Anggota DPR/MPR RI (1999)
Anggota DPR/MPR RI (1987-1992)
Ketua Umum DPP PDI Perjuangan, April 2000 – Sekarang
Perjalanan karier
Anggota Gerakan Mahasiswa Nasional Indonsia (Bandung), (1965)
Anggota DPR-RI, (1993)
Anggota Fraksi PDI Komisi IV
Ketua DPC PDI Jakarta Pusat, Anggota FPDI DPR-RI, (1987-1997)
Ketua Umum PDI versi
Munas Kemang (1993-sekarang) PDI yang di pimpinnya bertukar nama jadi PDI Perjuangan pada 1999-sekarang
Wakil Presiden RI, (Oktober 1999-23 Juli 2001)
Presiden RI ke-5, (23 Juli 2001-2004)
Ciri-ciri Kepemimpinan Megawati Soekarnoputri Selama Menjadi Presiden
Politik amat sama dengan kehidupan maskulin yang meliputi kemandirian, kebebasan memiliki pendapat, serta tindakan agresif. Ketiga kesibukan itu di rasa kurang cocok untuk golongan perempuan yang condong berbentuk halus. Hal semacam ini yang mengakibatkan amat tidak sering diketemukan campur tangan perempuan di kursi politik dalam sistem politik Indonesia.
Orang-orang juga berbentuk acuh serta malas saat seseorang perempuan coba bangun kekuasaan politis (kepemimpinan). Secara kultural, amat minim rujukan tentang pemimpin perempuan hingga cuma sedikit perempuan yang mau jadi seseorang pemimpin. Arti yang sampai kini dipahami oleh beberapa orang-orang luas yaitu pengertian “politik” yang amat sama lewat cara untuk merebut kekuasaan.
Oleh karenanya, berpolitik mesti dikerjakan secara culas, keras, kotor, manipulatif, serta tega. Karakter itu tidak pas dengan perempuan yang mau berkiprah dalam politik. Langkah yang lain, jika seseorang perempuan mau menjabat sebagai pemimpin, ia mesti buang karakter feminimnya serta berbentuk seperti seseorang lelaki yang maskulin. Dalam posisi ini, perempuan dituntut untuk jadi seseorang lelaki dalam memimpin sebuah grup. Tetapi, saat ini jaman sudah berubah, ciri kepemimpinan seseorang perempuan tidak barus bertolak belakang dengan segi feminim perempuan.
Demikian sebaliknya, mereka saat ini lebih mengagung-agungkan karakter feminim yang lemah lembut jadi satu diantara senjata paling utama untuk masuk bagian politik serta usaha.
Hingga selanjutnya, lelaki udah mulai menghormati perempuan tidak lagi sebagai lawan, tetapi sebagai mitra yang cukup bantu. Hal semacam ini bersumber pada dengan makin banyak jabatan kekuasaan didunia usaha serta politis yang dipegang golongan perempuan serta dapat dibuktikan amat mumpuni.
Arti dari jenis baru di sini yaitu beberapa perempuan tidak lagi berbentuk maskulin, namun lebih memperlihatkan segi feminim. Pendekatan yang dipakai layaknya seperti seseorang ibu yang penuh kasih sayang serta penuh perhatian melakukan kepemimpinan mereka. Indonesia sudah membuat sejarah hebat untuk golongan perempuan yang dahulunya tertindas oleh budaya golongan patriarki. Dimulai oleh R. A Kartini atas penyamarataan gender dalam peroleh satu pendidikan.
Sesudah R. A Kartini berperan dalam emansipasi wanita dalam masa-masa kolonial dahulu, saat ini giliran Megawati. Megawati adalah presiden perempuan pertama Indonesia yang menjabat pada dekade 2001-2004 serta adalah lambang kesetaraan gender pada bagian politik di Indonesia. Berpenampilan tenang serta terlihat kurang acuh dalam hadapi masalah, namun dalam beberapa hal tertentu Megawati mempunyai determinasi dalam kepemimpinannya. Umpamanya, tentang masalah di BPPN, kenaikan harga BBM, dam pemberlakuan darurat militer di Nangroe Aceh Darussalam (NAD).
Model kepemimpinan Megawati yang anti kekerasan amat pas untuk hadapi kondisi bangsa yang tengah mamanas saat itu. Megawati lebih menonjolkan kepemimpinan dalam budaya ketimuran. Ia cukup lama dalam menimbang-nimbang sebuah ketentuan yang bakal di ambilnya. Tetapi, demikian ketentuan itu diambil tidak bakal berubah lagi. Model kepemimpinan seperti itu tidaklah sebuah kekurangan. Cukup demokratis, namun pribadi Megawati dinilai tertutup serta cepat emosional. Ia alergi pada kritik.
Kominikasinya didominasi oleh keluhan serta uneg-uneg hingga hampir tidak pernah menyentuh visi-misi pemerintahannya. Kepemimpinan yang berkarakter serta visioner itu tampak juga dalam ketegangannya dalam menampik satu grasi beberapa terpidana mati dalam masalah narkoba. Megawati mengaku, sebagai seseorang ibu hatinya menangis saat memutuskan untuk menampik grasi itu.
Tetapi, untuk masa-masa depan generasi penerus bangsa, ia mesti memutuskan yang secara nuraininya tidak diinginkannya. Tidak hanya itu, karakteristik kepemimpinannya yang amat kuat tampak juga dari beberapa keputusannya yang tidak populis, seperti ketentuan tentang kenaikan harga BBM yang ikuti standard nilai serta harga didunia internasional. Ketentuan itu tidak demikian saja di terima oleh orang-orang luas.
Hal semacam ini diperlihatkan dengan demonstrasi besar-besaran oleh mahasiswa ketika itu yang menampik secara tegas kenaikan harga BBM. Sikap feminim juga diperlihatkan saat Megawati melakukan kepemimpinannya sebagai presiden. Hal semacam ini dibuktikan dengan keputusannya yang amat kontrovesial, yakni dengan memberi restu pada Soetijoso/Sutiyoso untuk menjabat kembali sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Tetapi, ketentuan Megawati dengan memberi memberikan restu pada Sutiyoso dikira tidak memberi efek positif. Hal itu lantaran Sutiyoso tidak berpihak pada “orang-orang cilik”. dari itu, menurut empat type pimpinan ala Wiliam Marson, yakni type D (Dominance), I (Influencing), S (Steandiness), C (Compliance), Megawati termasuk juga tipe C. ia condong emosional, kurang berkelanjutan, cukup demokratis (leissez-faire), pendendam, cuma bisa berkomunikasi dengan orang yang ia kenal ha tidak ingin ribet.
Hal semacam ini dapat dibuktikan lantaran dalam beberapa proses pengambilan ketentuan, Megawati menyerahkan pada setiap bawahannya untuk mengambil keputusan sendiri sesuai sama pekerjaan masing-masing. Gaya berkomunikasinya termasuk juga high context culture hingga susah dipahami.
Ia seringkali mengulas permasalahan “perempuan” di banding permasalahan Negara, kurang terima kritik mahasiswa serta media. Ia juga mengingat musuh sebagai musuh (tidak datang ketika SBY dilantik) Menurut kondisi domestik, pemerintah Gus Dur melalui poros tengah tidak banyak melakukan perbaikan kondisi Indonesia. Megawati sendiri yang ketika itu sebagai wapres belum terasa siap untuk menukar Gus Dur.
Tetapi, bersumber pada UU ia mesti maju menukar Gus Dur, sedang perekonomian Indonesia masihlah terlilit utang warisan Orde Lama pada IMF. Lantas, terjadinya tuntutan daerah Aceh serta Papua untuk memisahkan diri dari NKRI. Intrik politik juga mulai terjadi, untuk hadapi pemilu 2004, lepasnya pulau Sipadan-Ligitan, ditambah tindakan terorisme di Kedutaan Besar Australia, Bom Bali I serta II, Atrium, dan Hotel JW. Marriot. Ketika itu, dunia internasional ramai menyoroti permasalahan terorisme terlebih Amerika Serikat pascaserangan 9/11, permasalahan proliferasi nuklir Irak serta Korea Utara, juga memperkuat dukungan Palestina untuk berdaulat.
Hal semacam ini amat dilematis lantaran beragam usaha diplomasi mesti dikerjakan kurun waktu yang berbarengan. Lalu itu, berbarengan dengan minim tersedianya tenaga diplomatik yang memiliki kapabilitas, baik dalam kabinet ataupun departemen luar negeri. Hal semacam ini mengakibatkan Megawati turun ke beragam Negara untuk melaksanakan diplomasi secara ekstensif, meskipun memetik kritik tentang substansi serta frekuensi kunjungan.
Satu segi, Indonesia sebagai Negara muslim paling besar di dunia mesti membuat citra baik, khusunya pada Barat yang sedikit berinvestasi di Indonesia. Bahkan juga, Amerika Serikat belum mencabut status embargo militer. Segi lain, Indonesia mesti mempertahakan keberlangsungan perekonomiannya ditengah menguatnya suplay product dalam negeri serta berkurangnya keinginan diluar negeri. Satu diantaranya dengan lakukan transaksi perdagangan imbal beli dengan Rusia (Timur).
Megawati sebagai Simbol Emansipasi serta Kesetaraan Gender
Diangkatnya Megawati jadi presiden pertama di Indonesia adalah titik awal munculnnya kesetaraan gender serta emansipasi wanita di Indonesia. Di awal, Indonesia amat sama dengan budaya patriarki, namun saat ini sedikit demi sedikit mitos tentang politik serta patriarki mulai roboh. Perempuan yang dahulunya dikira cuma mahir serta sama dengan pekerjaan rumah tangga, saat ini dapat naik derajat akibat ada emansipasi wanita dari Kartini yang diteruskan oleh Megawati.
Menurut Megawati, golongan perempuan harusnya dengan penuh arif serta bijaksana dapat bantu golongan lelaki supaya mereka bisa bebas dari pola pikir yang meletakkan golongan perempuan pada sebuah tingkat yang memprihatinkan. Terlahir sebagai perempuan, Megawati sadar bakal posisinya sebagai seseorang ibu, istri serta pemimpin pada ketika itu, ia tidak inginkan ada perseteruan antargender dengan pengangkatannya jadi seseorang presiden perempuan.
Megawati tawarkan sebuah kiat untuk golongan perempuan dengan memberi posisi pada perempuan sebagai ibu bangsa, ibu orang-orang, serta sebagai ibu yang sejati.
Ada kiat seperti ini, tidak ada argumen lagi untuk perempuan untuk lakukan satu tindakan/tuntutan yang bakal menyebabkan reaksi penolakan dari golongan lelaki. Terutama untuk mereka yang masihlah berpikir serta berpaling kebelakang dengan mengatasnamakan budaya patriarki.
Keunggulan serta Kekurangan Pemerintahan Megawati
Sepanjang masa-masa pemerintahan Megawati, ada beberapa hal positif yang meupakan keunggulan dari pemerintahannya diantaranya adalah sebagai berikut ini :
– Menstabilkan fundamen ekonomi makro yang mencakup inflasi, BI rate, perkembangan ekonomi, kurs rupiah pada dollar, serta angka kemiskinan.
– Mulai lakukan pemberantasan KKN, salah satunya dengan keberanian menusakambangkan serta memenjarakan kroni Soeharto (Tommy Soeharto, Bob Hasan, serta Probosutedjo), dan menangkap konglomerat punya masalah, Nurdin Halid. KPK didirikan pada masa-masa pemerintahan Megawati.
– Sukses menyehatkan perbankan nasional yang kolaps sesudah krisis ekonomi 1998, dapat dibuktikan dengan dibubarkan BPPN pada Februari 2004 yang sudah sukses melakukan tugasnya. Hasil dapat dirasa pada sekarang, perbankan nasional jadi relative sehat.
– Indonesia sukses keluar dari IMF tahun 2003 yang mengisyaratkan Indonesia udah keluar dari krisis ekonomi yang terjadi mulai sejak tahun 1998 serta Indonesia yang lebih mandiri.
Lalu itu, kekurangan pemerintahan Megawati yaitu sebagai berikut ini :
– Kurangnya pemahaman dalam bagian ekonomi hingga ketentuan yang di ambil tidak berpihak pada rakyat.
– Ada kebutuhan ekonomi serta politik di belakang pemerintahannya.
– Dikira tidak berhasil melakukan agenda reformasi serta tidak dapat menangani krisis bangsa.
Kebijakan-Kebijakan Politik Megawati
Presiden Megawati Soekarnoputri dilantik jadi Presiden RI pada tanggal 23 Juli 2001. Ia adalah presiden perempuan pertama di Indonesia sekalian peletak mendasar kearah kehidupan demokrasi. Pembaruan yang dikerjakan beberapa di bagian ekonomi serta politik. Sebab, permasalahan yang dihadapi pada ketika pemerintahannya adalah warisan pemerintahan Orde Baru berbentuk permasalahan krisis ekonomi serta penegakan hukum. Ada beberapa perubahan yang dikerjakan oleh Megawati yaitu sebagai berikut ini :
a. Bagian Ekonomi Ekonomi di bawah pemerintahan Megawati tidak alami perbaikan yang riil dibanding di awal, meskipun kurs rupiah relatif sukses dikendalikan oleh Bank Indonesia jadi relatif lebih stabil. Keadaan ekonomi biasanya dalam kondisi tidak baik, terlebih perkembangan ekonomi, perubahan investasi, keadaan fiskal, dan kondisi keuangan serta perbankan. Untuk menangani permasalahan ekonomi yang tidak stabil itu, ada beberapa kebijakan yang dikeluarkan Megawati, salah satunya adalah :
·Untuk menangani utang luar negeri sebesar 150, 80 miliar dollar yang disebut warisan Orde Baru, dikeluarkan kebijakan yang berbentuk penundaan pembayaran utang sebesar 5,8 miliar dolar hingga utang luar negeri bisa menyusut 34,66 miliar dollar.
·Untuk menangani krisis moneter, Megawati sukses menambah pendapatan per kapita sebesar 930 dollar.
·Kurs mata uang rupiah bisa di turunkan jadi Rp 8. 500, 000, 00.
·Untuk tingkatkan perkembangan ekonomi serta menghimpit inflasi, di keluarkan kebijakan yang berbentuk privatisasi pada BUMN dengan lakukan penjualan saham Indosat hingga utang luar negeri bisa menyusut.
·Memperbaiki kemampuan ekspor hingga ekspor di Indonesia bisa ditingkatkan.
·Untuk menangani korupsi, di bentuk Komisi Pemberantasa Korupsi (KPK).
b. Bagian Politik Mengenai kebijakan yang di ambil Megawati dalam bagian politik yaitu sebagai berikut ini :
– Mengadakan pemilu yang berbentuk demokratis yang dikerjakan tahun 2004 serta lewat dua periode, yakni perode pertama untuk pilih anggota legistatif secara langsung serta periode kedua untuk pilih presiden serta wakil presiden secara langsung. Pemilu 2004 adalah pemilu pertama yang dikerjakan secara langsung. Artinya, rakyat langsung pilih pilihannya.
– Pemerintahan Megawati selesai sesudah hasil Pemilu 2004 meletakkan pasangan Susilo Bambang Yudhoyono serta Juiceuf Kalla sebagai pemenang. Hal semacam ini adalah babak baru pemerintahan di Indonesia lantaran presiden serta wakil presiden diambil langsung oleh rakyat.
Sebagian Kesalahan yang diduga dilakukan Megawati semasa jadi presiden RI
1. Menjual Telkomsel serta Indosat
Anda tahu berapakah keuntungan telkomsel serta Indosat yang bakal mengalir ke kas Negara? Bila diibaratkan sehari rakyat Indonesia menggunakan pulsa 1.000, yang masuk ke masing-masing operator sehari sekali meraih 1.000.000.000.000, ingat sehari, ini anggapan rendah lantaran mengkalkulasi pelanggan cuma 1.000.000.000. walaupun sebenarnya pelanggan dua operator itu meraih 1.500. 000. 000.
Serta sayangnya seluruh itu saat ini mengalir ke Singapura karena layanan Megawati yang dahulu menjualnya ke TAMASEK. Bila Jokowi menyampaikan saat itu krisis, pendapat kami ketika itu malah tidak krisis, krisis udah teratasi di tahun 1998-1999, tahun 2000 udah lebih baik. Sedang Indosat serta Telkomsel di jual di tahun 2001an.
2. Jual Gas Alam ke China
Tahukah anda kalau Indonesia yaitu satu diantara penghasil gas paling besar didunia. Namun pertanyaannya mengapa harga gas saat ini amat mahal? Nyatanya pada tahun 2002, Indonesia yang ketika itu di tangan Megawati jual Gas Alam Cair ke negeri China dengan harga yang amat murah sekali yakni cuma 5% dari harga minyak, bila harga minyak 3.000, ketika itu di jual cuma 150 rupiah. Serta perjanjiannya berdurasi 25 tahun dengan harga tetap (FLAT).
Bahkan juga presiden China menyampaikan jujur, bila yang minta yaitu Presiden Indonesia Sendiri. MEGAWATI. Oleh karenanya gas mahal, lantaran yang murah udah di jual ke negeri China. Bahkan juga ketika saat ini harga selalu melambung tinggi, Indonesia masihlah menjualnya dengan harga yang sama. Miskin kita.
3. Pencipta Sistem Outsource
Bila anda akrab dengan dunia buruh tentu tahu sistem apa ini. perusahaan tidak langsung mengontrak kerja buruh, namun ada pihak ketiga sebagai calo, serta sayangnya calo itu bakal memotong upah sebagai upah tanpa sepengetahuan buruh. Ini memeras gula diatas tetesan keringat orang. ini yaitu sistem kontrak sadis di mana buruh cuma selalu jadi buruh lantaran tidak bakal ada tahap karier, serta kesepakatan terwujud seenaknya hingga tidak ada kepastian pekerjaan sampai dapat dipecat setiap saat. Serta ini dapat yang menyepakati Megawati.
4. Membuat perlindungan Koruptor
Semasa pemerintahan Megawati, tidak ada yang namanya pemberantasan koruptor seperti yang saat ini terjadi. Jikalau ada amat kecil sekali. Serta budaya korupsi sejak ketika itu tidak cuma dikerjakan oleh atasan, namun makin mengakar. Dahulu Endin Wahyudin dihukum lantaran menguak praktek suap menyogok di Mahkamah Agung. Bahkan juga Tim untuk memberantas korupsi ketika itu (Seperti KPK), dibubarkan ketika bakal menyantuh MA Rachman sebagai Jaksa Agung. Bahkan juga pada tahun 2012, Abraham Samad sebagai ketua KPK mengingatkan secara tidak langsung pada Megawati untuk tidak membuat perlindungan Koruptor (Mungkin saja tahu sejarahnya bu Mega, hehehe).
5. Jual Aset-Aset Strategis Negara
Memanglah hutang pada masa-masa Megawati amat sedikit dibanding pemerintahan yang lain. Tetapi imbasnya amat besar, ia jual aset-aset Negara strategis serta bernilai pada pihak asing, seperti kapal tanker Pertamina, serta anehnya sesudah jual, Pertamina disuruh untuk menyewa dengan harga yang tidak jauh tidak sama.
Bank BCA juga di jual, Bank International Indonesia, Bank Danamon, serta beberapa aset perlu yang lain. Serta sayangnya penjualan itu amat berimbas sampai saat ini, serta yang dikorbankan rakyat juga, terlebih dengan tingginya harga gas serta minyak walau Indonesia yaitu sumber gas, serta minyak dunia.