Seruni.id – Untuk memikat calon pembeli, setiap toko kosmetik, termasuk lipstik, pada umumnya menyediakan beberapa sample produk untuk dicoba (tester). Tester ini memudahkan calon pembeli untuk menentukan pilihan makeup yang ingin dibeli.
Perempuan asal California menuntut Sephora karena dia mengaku terkena herpes setelah mencoba lipstik di gerai kosmetik Sephora di Los Angeles pada Oktober 2015 lalu.
Wanita tersebut bernama Elena Davoyan. Elena Davoyan mengaku sebelumnya tidak memiliki riwayat herpes. Oleh karena penyakit yang diduga dari kontaminasi lipstik tester itu, Elena menuntut Sephora sebanyak US$ 25 ribu atau sekitar Rp 338 juta.
Seperti yang dilansir oleh Bustle, perempuan tersebut mengaku bahwa dirinya langsung mendapati ruam merah melepuh yang merupakan indikasi dari penyakit herpes setelah mencoba tester lipstik di sana.
Terkait tuntutan tersebut, pihak Sephora sendiri sudah angkat bicara. Menurut pihak Sephora, mereka menjamin kebersihan setiap produknya. Jadi bisa dipastikan bahwa herpes yang diderita perempuan tersebut bukan diakibatkan tester lipstik dari Sephora.
Pihak Sephora mengatakan bahwa kesehatan dan keamaan klien merupakan prioritas utama dari Sephora. Sephora menjamin kehigienisan produk secara serius.
Nah, jadi apakah benar herpes bisa menular melalui tester lipstik?
Menurut Dr. Whitney Bowe, dokter kulit dari New York, Amerika serikat, mengatakan bahwa makeup bisa saja menampung kuman dan bakteri di permukaan produk tester yang menyebar melalui paparan. Semakin dipakai berulang-ulang, maka semakin tinggi kemungkinan penyebaran bakteri dan kumannya.
Menurut pakar kesehatan, Dr. Tara C. Smith, Ph.D., profesor epidemiologi di Kent State University seperti dikutip Self, orang terkena herpes sebenarnya hal yang wajar. Dari penelitian, 50% sampai 80% orang dewasa memiliki virus herpes. Terkadang, orang tidak tahu bahwa dia memiliki riwayat herpes karena tidak ada tanda-tandanya.
Smith juga mengatakan ketika daya tahan tubuh menurun, stres dan faktor penuaan, maka herpes baru bisa terlihat gejalanya. Biasanya tanda-tanda munculnya Herpes adalah seperti cold sore atau sariawan yang terjadi karena herpes, sakit tenggorokan dan demam.
Oleh karena itu, belum bisa dipastikan apakah virus herpes didapatinya dari tester lipstik atau bukan.
Namun, memang selama ini, produsen kosmetik selalu menawarkan alat untuk tester makeup yang terpisah dari produknya untuk pelanggan. Akan tetapi sangat sulit untuk memastikan tingkat sterilisasi dari toko tersebut. Tambahan lagi, tidak semua pemakai produk tester adalah orang yang higienis. Tester pastinya dipakai oleh ratusan pengunjung yang sangat bisa ada resiko kontaminasi bakteri dan virus.
Tapi perlu diketahui, virus herpes bisa datang darimana saja, tidak hanya terpaku pada produk tester makeup. Fakta menyatakan bahwa satu dari enam orang mengidap penyakit herpes. Perbandingan ini lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah pengidap diabetes.
Virus herpes bukan merupakan virus yang langka. Virus herpes bisa berpindah-pindah lewat sentuhan ke berbagai barang. Oleh karena itu, pastikan agar selalu mencuci tangan selesai memegang benda kotor atau berpergian.
Disarankan agar tidak menggunakan tester makeup langsung pada tubuh tanpa perantara. Saat mengoleskan tester lipstik, gunakan cotton swabs untuk memoleskannya. Memakai tangan hanya akan menyebabkan perpindahan bakteri dan kuman yang tentunya kasat mata.
Kalau memungkinkan, hindari diri untuk melakukan tester makeup. Bila ingin membeli makeup, bisa mencari toko yang menawarkan kebijakan retur produk, sehingga tidak perlu tester tapi bisa menukar produk apabila ternyata tidak cocok.
-Arum Afriani Dewi-