Seruni.id – Pernikahan merupakan upacara pengikatan janji untuk menyatukan dua insan manusia. Namun, masih banyak yang bertanya-tanya, apakah setelah menikah haruskah mereka menggabungkan rekening juga?
Dalam pengelolaan keuangan pascamenikah tentu akan mengalami perubahan. Ada sebagian pasangan yang memilih untuk menggabungkan rekening mereka seluruhnya. Dengan pikiran, milikku adalah milikmu juga. Tapi, tak jarang pula ada yang berpikir bahwa uang suami ada uang istri dan uang istri adalah uang istri.
Namun, menggabungkan rekening tidaklah menjadi hal yang wajib dilakukan. Untuk bisa memilih mana yang terbaik untuk kamu dan pasangan, berikut adalah keuntungan dan kekurangannya:
Rekening Terpisah
Bila sebelum menikah pasangan sudah memiliki utang, tetap memisahkan rekening akan lebih nyaman bagi suami atau istri. Sebab, hal ini bisa mengurangi risiko konflik di masa mendatang akibat masalah utang tersebut.
Meski demikian, tetap harus ada komunikasi yang transparan mengenai kondisi keuangan masing-masing. Buat pula kesepakatan pembagian pembayaran tagihan bulanan. Memisahkan rekening juga mempermudah proses cek pengeluaran.
“Pada prinsipnya, bagaimana pasangan harus benar-benar terbuka satu sama lain,” sebut perencana keuangan Olivia Gordon seperti dikutip The Guardian. Memisahkan rekening juga akan membuat masing-masing lebih bertanggung jawab pada pengeluaran pribadi.
Rekening Tergabung
Ketika bicara mengenai menggabungkan kedua tabungan, kamu bicara mengenai kepercayaan penuh. Hal ini seakan ingin menekankan kepada masing-masing individu, “apa yang milikku, adalah milikmu juga”. Pasangan yang menggunakan metode seperti ini akan merasa sebagai sebuah tim.
Mereka akan saling mendorong untuk menabung, dan akan membicarakan mendalam mengenai pengeluaran. Tak akan terlalu banyak kertas perhitungan uang di antara pasangan ini. Namun, diperlukan rasa percaya dan keterbukaan di antara pasangan soal ini. Belum lagi tenggang rasa yang cukup besar.
Apalagi ketika salah satu memiliki penghasilan yang lebih besar dari yang lain. Akan terjadi masalah ketika yang berpenghasilan lebih besar mengambil uang lebih banyak karena merasa memiliki “investasi” lebih.
Belum lagi karena ini merupakan tabungan bersama, maka keuangannya pun sangat terbuka, tak ada privasi. Apalagi ketika salah satu mengeluarkan uang untuk hal yang tidak terlalu mendesak. Misalnya, ketika membeli sepatu bermerek, meski sedang sale, namun tetap saja harganya tak masuk akal.
Baca Juga: 7 Cara Mengatur Keuangan Setelah Menikah
Jadi, putuskan sesuai kondisi yang kamu alami, ya.