Seruni.id – Mood disorder (gangguan suasana hati) merupakan masalah kesehatan mental yang sangat berpengaruh terhadap emosi seseorang. Biasanya penderita mood disorder akan merasakan senang maupun sedih secara berlebihan. Perasaan tersebut bisa datang bergantian dalam waktu yang lama.
Perubahan mood (mood swing) memang normal terjadi pada setiap orang. Seseorang bisa merasakan sedih, merah, bahagia, dari waktu ke waktu, tergantung keadaannya saat itu. Mungkin kamu juga pernah merasakannya? Penderita mood disorder, cenderung memiliki suasana hati yang tidak sesuai dengan keadaannya. Sehingga kondisi tersebut dapat menganggu aktivitas sehari-hari.
Bhakan, dalam kondisi yang sudah parah, seseorang dengan gangguan mood tidak menutup kemungkinan akan menyakiti dirinya sendiri pun orang lain. Untuk mengetahui lebih lanjut, mari simak sejumlah fakta mengenai mood disorder berikut ini:
Macam-macam Mood Disorder
Ada berbagai jenis mood disorder yang bisa dirasakan oleh seseorang, di antaranya sebagai berikut:
Bipolar Disorder
Gangguan bipolar merupakan salah satu penyakit mental yang ditandai dengan perubahan mood parah dari fase mania ke depresi. Fase mania ini digambarkan sebagai periode kegembiraan yang ekstrem. Sedangkan depresi menyebabkan kesedihan atau keputusan yang parah.
Depresi Mayor
Depresi mayor (major depressive disorder/MDD) adalah gangguan mood yang paling umum terjadi, tepi juga tergolong kondisi yang serius. Kondisi ini ditandai dengan kesedihan yang ekstrem dan berlangsung terus-menerus. Bahkan, penderitanya pun tidak dapat menikmati aktivitas yang dilakukannya.
Dysthymia
Depresi jangka panjang atau Dysthymia, ditandai dengan suasana hati yang buruk. Seseorang yang mengalami kondisi ini akan mudah tersinggung, yang berlangsung setidaknya selama dua tahun.
Disruptive Mood dysregulatin
Kondisi ini sering kali dialami oleh anak-anak. Disruptive mood dysregulation ditandai dengan ledakan emosi, seperti marah dan mudah tersinggung, yang intens dan tidak sesuai dengan perkembangan usianya.
Premenstrual Dysphoric Disorder
Kalau gangguan mood yang satu ini, umumnya sering terjadi pada wanita pada tujuh hingga sepuluh hari sebelum menstruasi. Kondisi ini akan hilang setelah masa tersebut dimulai. Penyebabnya yakni karena adanya perubahan hormon yang berhubungan dengan siklus menstruasi. Gejalanya sangat khas sekali, yakni mudah marah, mudah tersinggung, dan berkurangnya minat pada aktivitas sehari-hari.
Siklotimia
Siklotimia merupakan jenis gangguan bipolar yang cenderung ringan. Di mana penderitanya akan mengalami perubahan mood tidak teratur dan terus menerus dalam waktu yang lama.
Apa Saja Gejala Mood Disorder?
Mood disorder memiliki gejala yang berbeda-beda pada setiap penderitanya. Hal ini tergantung dengan jenis gangguan serta usia masing-masing penderitanya. Namun, secara umum, ada beberapa tanda atau gejala yang sering terjadi, yakni sebagai berikut:
- Kurang bergairah pada aktivitas yang sebelumnya disenangi,
- Nafsu makan yang hilang atau makan berlebihan,
- Sering tidur atau tidak butuh tidur,
- Sulit konsentrasi,
- Mudah marah, bahkan hingga terjadi permusuhan,
- Merasakan sedih, cemas, hampa secara terus-menerus,
- Putus asa,
- Kurang berenergi,
- Perubahan berat badan yang signifikan,
- Sering memikirkan kematian, cenderung menyakiti diri sendiri, hingga keinginan untuk bunuh diri.
Apa Penyebab Mood Disorder?
Perlu kalian ketahui, bahwa gangguan suasana hati ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Adapun faktor yang mungkin menjadi penyebab mood disorder, yakni sebagai berikut:
- Genetik, umumnya hal ini merupakan kondisi yang turun temurun dalam keluarga.
- Biologis, terkait degan ketidakseimbangan bahan kimia di otak.
- Faktor lingkungan, biasanya terjadi karena sebuah pengalaman atau peristiwa tertentu yang menyebabkan stres atau trauma.
Faktor yang Meningkatkan Risiko Seseorang Mengalami Mood Disorder
Setiap orang kemungkinan dapat mengalami perubahan suasana hati yang tidak normal. Namun, ada sejumlah faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang terkena mood disorder. Faktor di antaranya:
- Wanita disebut dua kali lebih berisiko mengalami gangguan mood daripada pria.
- Riwayat keluarga, terutama jika saudara kandung atau orangtua didiagnosis memiliki gangguan suasana hati, seperti bipolar disorder.
- Sebelumnya pernah didiagnosis gangguan suasana hati.
- Memiliki masalah yang rentan menyebabkan stres; kehilangan pekerjaan, perceraian, kematian orang terdekat, maupun masalah finansial.
- Penyakit kronis, seperti diabetes, kanker, penyakit jantung, parkinson, atau mengonsumsi obat-obatan tertentu.
Kapan Harus Memeriksakan Diri ke Dokter?
Apabila kamu merasakan satu atau lebih dari gejala yang Seruni sebutkan sebelumnya, apalagi sampai menganggu aktivitasmu, sebaiknya segeralah konsultasikan pada dokte atau ahli kesehatan mental, seperti psikolog atau psikiater.
Baca Juga: Mood Berantakan? Bisa Jadi 10 Hal ini Penyebabnya
Selain itu, kamu juga perlu mencari bantuan medis darurat, terlebih jika memiliki kecenderungan untuk menyakiti diri sendiri atau orang lain. Perlu diketahui, bahwa gejala mood disorder, mungkin mirip dengan kondisi medis atau penyakit mental lainnya. Maka dari itu, selalu konsultasikan dengan dokter atau psikiater untuk mengetahui diagnosis yang tepat.