Seruni.id – Covid-19 belum juga usai, meskipun sebagian besar sudah melakukan vaksinasi, bukan berarti Covid-19 benar-benar berakhir. Bahkan, kini muncul varian baru Corona B. 1. 1. 529 atau disebut sebagai varian Covid Omicron.
Varian tersebut, pertama kali ditemukan di Afrika Selatan. Hal ini, tentu saja menjadi kekhawatiran baru dunia di tengah lonjakan kasus di beberapa negara. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun telah remsi memasukkan varian Covid Omicron menjadi Variant of Concern atau VOC (Varian yang mengkhawatirkan). Untuk mengetahui lebih jauh, Seruni telah merangkum beberapa faktanya berikut ini:
1. Asal-usul Omicorn
Hingga saat ini, belum dapat diketahui secara pasti dari mana varian Covid Omicorn itu berasal. Namun, menurut pendapat profesor ahli epidemilogi, Afrika Selatan, Salim Abdool Karim mengatakan, bahwa varian tersebut pertema kali dijelaskan di Botswana dan tak lama kemudian muncul di Afsel.
Pada 25 November lalu, para ilmuan kemudian mengumumkan penemuan tersebut. Saat itu, kasus juga terdeteksi di Hong Kong. Selang beberapa hari, sedikitnya ada 11 negara, termasuk Israel, Inggris, Belanda, Belgia, Italia, Kanada, dan Portugal yang juga menemukan varian tersebut di negaranya.
2. Mutasinya Lebih Banyak daripada Varian Sebelumnya
Para ilmuan, diketahui juga menemukan varian Covid Omicron memiliki konstelasi mutasi yang tidak biasa paa 23 November lalu. Beberapa mutasi yang telah diketahui, dapat mempengaruhi transmisibilitas dan penghindaraan kekebalan. Namun, hal ini masih membutuhkan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui mutasi lainnya.
“Varian baru sangat berbeda karena memiliki jumlah mutasi yang tinggi. Beberapa di antaranya mengkhawatirkan dan mungkin terkait dengan potensi pelepasan kekebalan dan penularan yang lebih tinggi,” jelas WHO, Senin (29/11/2021) kemarin.
Menurut Wakil Rektor Rise dan Inovasi di Universitas KwaZulu Natal, Profesor Mosa Moshabela mengatakan, varian Omicorn memiliki jumlah mutasi yang lebih banyak yang pernah mereka temukan hingga saat ini.
“Beberapa dari mutasi ini, telah kita lihat sebelumnya seperti Delta dan Beta, tetapi yang lain baru bagi para ilmuwan dan kita tidak tahu apa kombinasi dari mutasi-mutasi itu akan diterjemahkan,” ungkapnya.
Ahli virologi terkemuka, Tulio de Oliveira mengatakan, ada skitar 50 mutasi secara keseluruhan, termasuk 30 pada protein lonjakan, fokus sebagian besar vaksin oleh karena itulah yang memungkinkan virus dapat masuk ke dalam sel.
3. Cara Penularan
Berdasarkan statistik resmi, hampir tiga perempat kasus Covid-19 yang dilaporkan di Afsel beberapa waktu terakhir, didorong oleh varian Covid Omicron. Walaupun tidak seluruhnya kasus Omicron, tapi tingkat positif harian pada pekan lalu mengalami lonjakan. Dari yang awaknya hanya 3,6% pada Rabu (24/11/2021) menjadi 6,5% pada Kamis (25/11/2021), angka masih terus menonjak hingga Minggu (28/11/2021) yang mencapai 9,8%.
WHO juga mengingatkan bahwa akan adanya lonjakan kasus di masa mendatang dan kekhawatiran dapat memiliki ‘konsekuensi parah’. Di sejumlah area akibat varian tersebut, yang memungkinkan akan menyebar lebih luas dan menimbulkan risiko global ‘sangat tinggi’.
4. Kekebalan dan Keparahan Varian Baru
Beberapa mutasi genetik yang ditunjukkan oleh virus, diketahui memungkin virus menghidari kekebalan. Akan tetapi, masih belum jelas apa dampaknya terhadap perlindungan yang diberikan oleh vaksin.
“Tapi berdasarkan apa yang kita ketahui, vaksin harus bertahan dengan baik dalam hal mencegah rawat inap dan penyakit parah karena bergantung pada kekebalan sel-T dan kurang pada antibodi,” kata epidemiolog Salim Abdool Karim.
Terkait tingkat keparahan yang disebabkan oleh varian baru ini, para ilmuan belum dapat menyimpulkan. Sebab, untuk memastikan hal tersebut, tentu dibutuhkan data yang cukup.
6. Vaksin Tetap Efektif untuk Melawan Penyakit dan Kematian
WHO sedang bekerja sama dengan mitra teknik untuk memahami apa saja dampak potensial dari varian Omicorn pada tindakan pencegahan yang ada, salah satunya yakni vaksin. Vaksin tetap penting dilakukan untuk meminimalisir penyakit parah dan kematian. Termasuk melawan varian dominan yang beredar seperti Delta. Hingga kini, vaksin tetap efektif sebagai pencegahan.
7. Beratnya Penyakit
Belum dapat diketahui secara pasti apakah varian Covid Omicorn ini mengakibatkan sakit lebih berat atau tidak. Meski data awal menunjukkan dugaan adanya peningkatan masuk RD di Afsel, tapi hal ini perlu dianalisa lebih lanjut. Sejauh ini, belum ada informasi yang menyebutkan bahwa gajala varian baru ini berbeda dengan varian lain.
8. Efektifitas Tets PCR
Hingga saat ini, test PCR mampu mendeteksi infeksi Covid-19, termasuk varian Omicorn. Namun, penelitian masih terus berjalan, teramsuk ada tidaknya kemungkinan dampak pada rapid antigen test.
Baca Juga: 5 Efek Samping yang Terjadi Setelah Sembuh dari Covid-19
Sekian fakta mengenai varian Covid Omicorn yang harus diwaspadai. Meski sudah melakukan vaksinasi, semoga tidak membuatmu lengah untuk terus melawan virus tersebut, ya. Semoga bermanfaat.