Seruni.id – Istilah OCD, mungkin masih sangat awam bagi kita. Namun, mungkin kita sudah pernah mendengar istilah tersebut. Terlebih, belakangan ini, OCD alias Obsessive Compulsive Disorder ini, ramai diperbincangkan karena diderita oleh salah satu artis terkenal, Aliando Syarief.
Apa itu OCD?
OCD adalah sejenis penyakit gangguan mental. Orang yang menderita penyakit ini, memiliki pikiran dan dorongan yang tidak dapat dikendalikan dan berulang (obsesi), serta perilaku (paksaan) kompulsif. Contohnya, seseorang dapat mencuci tangan sebanyak 7 kali setelah menyentuh sesuatu yang mungkin kotor.
Namun, tindakan tersebut sebenarnya berada di luar kendali pengidap. Meski mereka mungkin tidak ingin memikirkan atau melakukannya, tapi ia tak berdaya untuk menghentikannya. Kondisi ini, tentu saja dapat mempengaruhi kehidupan pengidapnya secara signifikan.
Dampak OCD
Umumnya, kondisi ini dapat menyerang siapa saja, baik anak-anak, remaja, hingga dewasa. Dampak gejala OCD, dapat dilihat secara langsung dalam kehidupan sehari-hari. Berikut Seruni telah merangkum beberapa dampaknya:
- Penderita biasanya merasa bahwa dirinya tidak bisa bepergian tepat waktu, jika sama sekali.
- Mereka tidak dapat menghadiri atau menikmati kegiatan sosial.
- Hubungannya dengan orang lain menjadi bermasalah.
- Penderita memiliki masalah kesehatan yang berhubungan dengan OCD, misalnya terkena dermatitis karena mencuci tangan berlebihan.
- Dihantui rasa bersalah, malu, dan menyalahkan diri sendiri.
- Semakin mencoba untuk mengendalikan, justru mereka akan semakin cemas.
- Mengabaikan paksaan membuatnya kembali lebih kuat dari sebelumnya.
- Penderita akan memikirkan atau mencoba melukai diri sendiri, hingga melakukan percobaan bunuh diri.
Risiko Gangguan Kesehatan Mental
Para penderita OCD, juga berisiko memiliki gangguan kesehatan mental lain yang dipicu oleh OCD, yang di antaranya:
- Gangguan kecemasan
- Depresi
- Gangguan bipolar
- Skizofrenia
- Gangguan penggunaan zat
Beberapa penderita OCD akan mengalami gangguan tic atau tic disorder. Kondisi ini menunjukkan gejala berupa gerakan berulang, mulai dari berkedip, mengangkat bahu, berdeham atau membersihkan tenggorokan, mendengus atau mengendus.
Untuk mengatasi hal ini, penderita dianjurkan melakukan konsultasi untuk mendapat mediasi dan terapi. Terapi perilaku kognitif (CBT) dianggap sebagai metode paling efektif untuk mengobati OCD.
Cara Mengatasi
Jika dirasa tidak separah itu, direkomendasikan mulai mengatasi OCD di rumah dengan cara berikut ini:
- Mengonsumsi obat sesuai petunjuk dokter atau ahli kesehatan. Jika dirasa sudah lebih baik dan ingin berhenti, dokter akan membantu mengurangi dengan aman.
- Tanyakan kepada dokter atau apoteker sebelum mengonsumsi obat atau suplemen tambahan karena dapat mengganggu terapi OCD.
- Waspadai tanda-tanda bahwa penderita akan kembali ke dalam pola lama yang tidak produktif, dan beri tahu dokter yang memberikan pengobatan.
- Latih apa yang telah dipelajari di CBT. Keterampilan baru ini dapat membantu penderita selama sisa hidupnya.
- Temukan cara baru untuk mengelola kecemasan. Seperti latihan fisik, pernapasan dalam, dan meditasi dapat membantu meredakan stres.
- Bergabunglah dengan grup pendukung. Penderita mungkin merasa terbantu jika berbicara dengan orang lain yang benar-benar mengerti.
Baca Juga: 9 Ciri Wanita Kuat Secara Mental, Kamu Salah Satunya?
Akan lebih baik, jika kamu sudah mengetahui masalah obsessive compulssive disorder ini sejak dini. Segeralah melakukan konsultasi dengan dokter, untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Semoga bermanfaat.