Jakarta, 20 September 2016 – Dalam rangka melestarikan kue tradisional, Gulaku kembali mengadakan serangkaian kegiatan Gebrak Pasar dan mengajak Ibu PKK di sejumlah pasar tradisional dan kelurahan di Jabodetabek untuk berpartisipasi dalam demo masak jajanan manis tradisional khas Nusantara. Hal ini sebagai bentuk kepedulian terhadap pelestarian makanan tradisional dan mendukung gerakan Ayo Kembali ke Pasar Tradisional.
“Rangkaian kegiatan tersebut merupakan kelanjutan dari program Jajanan Manis yang pertama. Gulaku ingin membangkitkan kecintaaan masyarakat terhadap kekayaan kuliner nusantara sebagai salah satu bagian yang tidak terpisahkan dari budaya luhur bangsa Indonesia. Kue Indonesia kental akan adat istiadat, memiliki filosofi tersendiri mulai dari penyajian, bahan pembuatan, hingga kekhasan momen keberadaan kue tersebut,” Kata Fiter Cahyono, dari Gulaku.
Pada periode kedua Jajanan Manis ini, Gulaku akan memperkenalkan kue khas berbagai daerah, diantaranya kue wingko babat (Jawa Tengah), kue baruasa (Makassar), kue lepet jagung (Jawa Timur), kue lapek bugis (Minang), kue bingka pandan (Kalimantan Selatan), kue pepe asli Betawi (Jakarta), dan kue mata kebo (Yogyakarta). Total ada 25 ragam resep jajanan manis yang dilengkapi dengan video cara pembuatan hingga penyajiannya yang dapat dilihat melalui website Gulaku sehingga masyarakat bisa mengenal lebih dekat jajanan manis khas Nusantara.
Chef Yeni Ismayani disela demo masak Jajanan Manis Gulaku mengatakan, berharap para ibu dapat lebih mengenal ragam jajanan khas nusantara. Para ibu juga diharapkan mampu membuat kue tersebut dan memilh bahan yang tepat sehingga hasilnya maksimal. Pada kesempatan kali itu, Chef Yeni memperkenalkan cara membuat kue wingko babat khas Jawa Tengah.
Cara membuat Wingko Babat ini adalah dengan mencampur tepung ketan putih, garam halus, vanili bubuk, kelapa parut, dan jangan lupa tambahkan gula lalu aduk hingga rata. Masukan telur ke dalam adonan sambil tuangkan santan sedikit demi sedikit dan tambahkan nagnka sambil diuleni dan tercampur rata. Ambil adonan tadi lalu dibentuk bulat atau apa saja sesuai kreasi sendiri. Setelah itu, panggang wingko sampai berwarna kecokelatan dan matang.
Rangkaian acara Gebrak Pasar dan edukasi kepada komunitas perempuan di sejumlah kelurahan dan kecamatan di Jabodetabek ini berlangsung dari Agustus ke September 2016. Sebelumnya, pada bulan mei lalu, Gulaku telah mengadakan acara serupa dengan menggandeng sekitar 1000 ibu-ibu yang memiliki minat terhadap acara tersebut.
Bungkus Manis Berhadiah
Bersamaan dengan kegiatan Gebrak Pasar tersebut, Gulaku juga menggelar program Bungkus Manis Berhadiah yang akan berlangsung selama dua bulan di setiap titik okasi dan dilaksanakan hingga 30 November 2016. Program ini bisa diikuti secara perseorangan, maupun berkelompok di beberapa area yang telah ditentukan.
Kegiatan tersebut mengumpulkan bungkus Gulaku minimum 1 kg yang dibeli di mitra Gulaku di pasar tradisional yang telah ditentukan. Bungkus Gulaku serta bon pembelian dan identitas diri disertakan dalam pengumpulan tersebut. Bagi pemenang disediakan beragam hadiah serta bonus Gulaku 200 gram gratis setiap pembelian 5 kg.
Melalui kegiatan ini, Gulaku ingin menjadikan Program Bungkus Manis Berhadiah ini sebagai apresiasi kepada masyarakat, khususnya ibu-ibu PKK dan komunitas RT. Mereka memiliki peran penting dalam pengambilan keputusan memilih produk terbaik bagi keluarga, termasuk di dalamnya pemilihan gula murni yang sehat dan bersih.
Terkait Program Bungkus Manis Berhadiah, Fiter Cahyono mengatakan, program loyalty konsumen ini akan memberi pengalaman menarik kepada setiap pelanggan Gulaku, baik dari sisi pengenalan produk maupun manfaat lain dari Gulaku yang sebelumnya mungkin belum pernah teerpikir di benak pelanggan.
Tentang Gula
Gula merupakan salah satu kebutuhan pokok sebagai pemanis makanan maupun minuman. Pemanis itu sendiri ada dua yaitu, pemanis alami terbuat dari tebu alami menjadi gula, dan pemanis buatan seperti terbuat dari sakarin, jagung, bit, dan bahan-bahan lain. Pemanis buatan atau sakarin dapat memberikan efek negatif seperti menyebabkan diare, alergi, pusing, dan iritasi kulit. Sedangkan Gulaku merupakan pemanis alami karena terbuat dari 100% gula tebu yang hanya mengandung bahan alami sehingga aman dikonsumsi langsung dan tidak memberikan efek negatif.
Di Indonesia, pemakaian gula lazim sebagai bahan pemanis alami untuk membuat kue, jajanan tradisional, cookies, cake, dan banyak lagi. Dibandingkan gula lain, kualitas Gulaku telah teruji karena terbuat dari 100% tebu alami, murni, bersih, dan berkualitas tinggi. Gulaku juga tidak mengandung zat pemanis buatan, pengawet ataupun perwarna dalam proses pembuatan.
Untuk menjaga kemurnian, Gulaku dikemas secara higienis melalui proses pengepakan berteknologi tinggi dan tidak tersentuh tangan manusia, sehingga gula yang dihasilkan dijamin bebas dari kontaminasi apa pun dan bermutu sangat tinggi.
Gulaku menerapkan mekanisme quality control sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) dan International Standard Operation (ISO). Hal ini berbeda dengan kondisi “gula kiloan” yang melewati proses pengemasan secara manual sehingga rawan kontaminasi. Selain itu, di pasaran juga beredar gula mentah (raw sugar / gula biang) yang dikemas secara kiloan. Gula mentah dalam artiannya hanya mengalami 1x proses penyaringan dan belum layak dikonsumsi langsung karena dapat mengakibatkan batuk dan sakit leher. Proses pengemasan gula kiloan di pasaran pada umumnya dilakukan secara manual, sehingga sulit dijamin kebersihan dan higienitasnya dan bisa saja ada kotoran atau kontaminasi material lainnya masuk ke dalam gula dan terkonsumsi masyarakat. Selain itu, pengemasan manual banyak mengakibatkan timbangan yang tidak akurat dan merugikan konsumen.
Gulaku hadir dalam berbagai macam ukuran kemasan sesuai dengan kebutuhan sehari-hari masyarakat. Takarannya pun pas untuk berbagai makanan dan minuman bermutu tinggi dan higienitasnya tidak perlu diragukan lagi. Hasil gula dari Gulaku melalui proses empat tahap produksi untuk menjamin kebersihan, higienitas, kemurnian, dan