Seruni.id – Baru-baru ini, media sosial diramaikan dengan pembahasan mengenai ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder). Hal ini berawal dari seorang pengguna medsos yang menyebut dirinya mengidap ADHD lantaran tingkah lakunya yang tidak biasa. Sebenarnya, apa sih ADHD itu? Berikut Seruni akan mengulasnya, mulai dari pengertian, penyebab, gejala hingga langkah penanganannya. Yuk langsung saja simak di bawah ini:
Pengertian ADHD
ADHD atau Attention Deficit Hyperactivity Disorder, merupakan sebuah kondisi di mana seseorang mengalami gangguan perkembangan saraf, yang dapat berpengaruh terhadap motorik (gerakan) seseorang. Sebagai informasi, ADHD adalah gangguan mental yang kerap dialami oleh anak-nak. Mereka yang mengidap kondisi tersebut, cenderung kurang fokus, impulsif, serta hiperaktif. Perlu diketahui, ADHD terbagi menjadi tiga kelompok, di antaranya:
- Dominan inatentif: Pengidap ADHD kelompok ini akan kesulitan untuk fokus dan memusatkan perhatiannya terhadap sesuatu hal.
- Dominan hiperaktif-impulsif: Pengidap dengan kelompok ini akan bertindak hiperkatif dan impulsif (berbuat tanpa memikirkan dampaknya).
- Kombinasi inatentif dan hiperaktif-impulsif: Merupakan gabungan dari kedua kelompok ADHD lainnya.
Apa Penyebab ADHD?
Sampai saat ini, belum diketahui secara pasti apa penyebab ADHD. Namun, ada beberapa faktor risiko yang bisa memicu terjadinya kondisi tersebut, seperti:
- Faktor genetik
- Cedera otak
- Kelahiran prematur
- Berat badan bayi baru lahir yang rendah
- Paparan zat kimia, seperti timah, ketika sang ibu dalam masa kehamilan
- Kebiasaan merokok serta mengonsumsi alkohol berlebih ketika ibu dalam masa kehamilan
- Kurangnya perhatian orangtua.
Gejala ADHD
Gejala umum yang terlihat pada pengidap ADHD di antaranya seperti impulsif, hiperaktif, dan sulit untuk fokus pada sessuatu hal. Di samping itu, gejala ADHD terbagi menjadi tiga kelompok, di antaranya:
1. Dominan Inatentif
- Kesulitan dalam memperhatikan hal detail. Seperti tidak bisa fokus saat sedang belajar di sekolah maupun mengerjakan tugas.
- Sulit untuk fokus terhadap percakapan serta membaca bacaan panjang.
- Mudah terganggu saat sedang mendengarkan seseorang berbicara.
2. Dominan Hiperaktif-Impulsif
- Sering merasa gelisah.
- Sulit untuk duduk diam dalam waktu lama.
- Kerap berlari-lari di tempat dan kondisi yang tidak semestinya.
- Terlalu banyak berbicara dan sering menginterupsi atau memotong pembicaraan seseorang.
- Cenderung tidak bisa menunggu gilirannya, seperti saat sedang mengantre.
- Mudah merasa bosan dan marah.
3. Kombinasi Inatentif dan Hiperaktif-Impulsif
Ini merupakan gabungan dari inatentif dan hiperaktif-impulsif. Adapun gejala yang kerap muncul pada oleh kelompok yang satu ini adalah sulit fokus serta selalu bertindak hiperaktif dan impulsif.
Cara Mendiagnosis
Untuk mendiagnosis ADHD, biasanya dokter akan melakukan beberapa tahap. Adapun tahap yang dilakukan seperti:
- Wawancara medis: Dokter akan mencari tahu riwayat penyakit (baik penyakit turunan ataupun tidak), masalah psikologis, serta kegiatan dan catatan sekolah pengidap ADHD. Wawancara medis ini, kerap dilakukan kepada pengidap maupun orang-orang di sekitarnya.
- Pemeriksaan fisik: Selain wawancara medis, pemeriksaan fisik menjadi salah satu cara untuk mendiagnosis ADHD. Hal ini bertujuan unutk mengetahui kondisi kesehatan pengidap secara keseluruhan.
- Tes kuesioner: Tes yang satu ini bisa berupa gambar maupun pertanyaan psikologis.
Bagaimana Penanganannya?
Seperti yang telah Seruni singgung sebelumnya, ADHD merupakan sebuah gangguan mental, sehingga belum bisa pulih secara total. Kendati demikian, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk membantu para pengidap agar dapat menyesuaikan kondisinya dengan rutinitas sehari-hari. Adapun langkah penanganannya sebagai berikut:
Mengonsumsi Obat Penenang
Langkah penanganan yang pertama, yaitu dengan mengonsumsi obat penenang. Dengan catatan, obat tersebut harus diresepkan oleh dokter. Cara ini dilakukan untuk membantu pengidap ADHD agar dapat meminimalisir perilaku hiperaktif dan impulsifnya.
Terapi CBT
Ini merupakan psikoterapi yang dilakukan untuk membantu pengidap ADHD agar dapat mengubah perilaku serta pola pikirnya menjadi lebih positif ketika mengadapi masalah dalam kehidupannya.
Menerapkan Metode Pengasuhan yang Tepat
Terapkanlah metode pengasuhan yang tepat bagi anak yang mengidap ADHD. Misalnya, orangtua dapat membuat jadwal rutinitas serta memberikan arahan yang jelas. Orangtua juga dapat memberikan contoh bagaimana caranya bersikap tenang.
Baca Juga: Dampak Gejala OCD dan Cara Mengatasinya
Demikianlah informasi mengenai ADHD yang dapat Seruni rangkum. Pada intinya, ADHD adalah gangguan mental yang bisa mempengaruhi aktivitas anak setiap harinya. Oleh karena itu, anak yang mengidap kondisi ini, harus mendapatkan penanganan secara tepat baik dari pola asuh orangtua maupun melalui bantuan profesional.