Seruni.id – Siapa bilang rabies hanya diderita oleh anjing saja? Rupanya kucing juga bisa mengalami hal serupa, loh. Rabies merupakan penyakit yang sangat serius dan berbahaya bagi kucing dan hewan lainnya, termasuk juga manusia. Maka dari itu, bagi kamu pencinta kucing, kamu harus tahu nih apa saja ciri kucing rabies serta pertolongan apa yang harus dilakukan. Pasalnya, jika tidak segera diobati maka akibatnya akan sangat fatal. Yuk simak berikut ini:
Apa itu Rabies?
Rabies adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus rabies. Virus ini biasanya ditularkan melalui gigitan atau cakaran hewan yang terinfeksi. Rabies dapat mempengaruhi hewan mamalia, termasuk manusia.
Perlu diketahui, virus ini dapat menjalar dengan cepat dari tempat gigitan dan bergerak melalui tubuh di sepanjang saraf, hingga mencapai otak. Saat rabies telah mencapai otak, maka ia akan menunjukkan gejala dan biasanya akan mati dalam waktu tujuh hari.
Gejala Rabies pada Kucing
Kucing rabies dapat menunjukkan beberapa gejala, di antaranya:
Perubahan Perilaku
Kucing yang terinfeksi rabies mungkin mengalami perubahan perilaku seperti kecemasan, kebingungan, atau kegelisahan yang tidak biasa.
Gangguan Neurologis
Kucing abies biasanya akan menunjukkan gejala seperti kelemahan otot, kesulitan berjalan, hingga kejang-kejang.
Perubahan Suara
Ketika kucing terinfeksi rabies, biasanya mereka akan mengeluarkan suara yang tidak biasa. Seperti suara serak atau kesulitan mengeong.
Hiperaktivitas
Beberapa kucing yang terinfeksi rabies menjadi sangat gelisah dan hiperaktif. Bahkan, mereka bisa saja menjadi bersemangat, agresif, dan kejam kepada hewan lain atau manusia.
Air Liur Berlebih
Rabies akan memengaruhi otot di mulut kucing, sehingga ia tidak bisa menelan. Kucing pun biasanya akan mengeluarkan air liur atau busa berlebihan di mulut.
Hipersensitivitas Terhadap Rangsangan
Kucing mungkin terlalu sensitif terhadap rangsangan seperti suara atau cahaya yang biasanya tidak mempengaruhi mereka.
Cara Kucing Menularkan Rabies pada Manusia
Kucing dapat menularkan rabies pada manusia melalui gigitan atau cakaran yang menginfeksi kulit dan memperkenalkan virus rabies ke dalam tubuh manusia. Virus rabies ada dalam saliva hewan yang terinfeksi, dan jika saliva tersebut masuk ke dalam luka terbuka atau selaput lendir manusia, seperti mulut, hidung, atau mata, maka virus dapat masuk ke dalam sistem saraf manusia dan menyebabkan penyakit rabies.
Selain itu, meskipun jarang terjadi, rabies juga dapat ditularkan melalui kontak langsung dengan lendir atau jaringan tubuh hewan yang terinfeksi jika terjadi luka pada kulit manusia.
Penting sekali untuk kamu ingat, bahwa tidak semua kucing terinfeksi rabies. Rabies biasanya disebabkan oleh gigitan atau cakaran dari hewan yang terinfeksi, dan tidak semua kucing yang menggigit atau mencakar manusia memiliki rabies. Namun, jika ada kekhawatiran bahwa kucing yang menggigit atau mencakarmu mungkin terinfeksi rabies, segera cari perawatan medis dan konsultasikan dengan dokter atau pusat kesehatan setempat.
Untuk mencegah penularan rabies dari kucing atau hewan lainnya, penting untuk menjaga jarak dan menghindari kontak langsung dengan hewan liar yang berpotensi terinfeksi, memvaksinasi hewan peliharaanmu dan menghindari kontak dengan hewan yang menunjukkan tanda-tanda penyakit yang mencurigakan.
Bagaimana Cara Pengobatannya?
Mengutip dari laman VCA Animal Hospitals, tidak ada pengobatan untuk kucing yang terinfeksi reabies. Jika kucing memang terinfeksi rabies, salah satu caranya adalah kucing tersebut harus dikarantina agar tidak menginfeksi hewan lain maupun manusia.
Apabila kamu terkena gigita dari hewan apa pun, langkah terbaik yang harus dilakukan adalah dengan segera mencuci luka secara menyeluruh dengan sabun dan air, setelahnya kamu bisa segera konsultasi pada dokter.
Karena setiap gigitan bisa berarti paparan rabies, maka akan lebih baik jika sedini mungkin hewan peliharaanmu dilakukan vaksinasi sejak dini. Sebab, antibodi anti rabies akan efektif jika diberikan sebelum virus rabies memasuki saraf. Jika sudah memasuki saraf, akan sulit penanganannya karena akan cepat menyebar.
Baca Juga: 15 Jenis Kucing Terlucu di Dunia yang Harus Kamu Tahu!